Enrico sudah 3 hari tidak masuk sekolah, entah apa penyebabnya, ia tidak mengabari sama sekali.Begitu juga dengan El tingkah nya mulai berubah, ia makin dingin kepada Clara padahal Clara tidak punya salah apa-apa.
"Ra? menurut kamu, El berubah sama Enrico ngilang 3 hari tanpa kabar ada hubungannya gak?"Tanya Aulia tetapi Clara malah menarik tangannya, "Ikut gue"
Clara dan Aulia tiba di depan kelas Enrico, mereka berpapasan didepan kelas dengan Dika, ibam dan Pura
"Eh, enrico kemana ya udah 3 hari gak keliatan?"Tanya Clara kepada mereka.Mereka hanya saling pandang, tanpa menjawab apapun.
"Kok pada diem?"kini Aulia mulai bersuara.
"Engg, itu,ki-kita gak tau"JawabDika akhirnya.Tetapi Clara merasa tak yakin dengan jawaban yang diberikan Dika.
"Kok lo kaya nyembunyiin sesuatu dari gue?"Tanya Clara penuh selidik.Mereka bertiga tertawa keras, makin kelihatan bahwa mereka menyembunyikan sesuatu, "Jawab gue!please jangan bohong gue mohon"Sunggut Clara menampilkan wajah lesunya.
Mereka menjadi tak tega, dan menghela nafas gusar, "Enrico ada didalem,tapi l--"Ujar Ibam terhenti karena Clara langsung masuk kekelas mereka.
Clara benci situasi ini.
Ia benci dengan apa yang dilihatnya.
"K-koko?"Lirih Clara memperhatikan Enrico yang sedang tertawa bersama El tak lupa ia mengusap rambut El.Aulia, Dika ,Ibam dan Pura masuk kekelas, Aulia terkejut dengan apa yang dilihatnya, sedangkan mereka bertiga sudah menduga ini akan terjadi.
Enrico hanya menatap datar Clara tanpa ada rasa bersalah sedikit pun, "Kenapa?"Tanyanya dingin dan datar.
Aulia yang sudah muak dengan situasi ini pun ,langsung menghampiri Elisabeth yang sedang duduk dekat Enrico, ia menunjuk Elisabeth dengan amarah yang sudah diubun-ubun, "LO!MAKSUD LO APAAN EL? LO KAN SAHABAT CLARA, KOK LO TE--"
Elisabeth menurunkan tangan Aulia dan mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa? maksud gue apa? kok lo marah sama gue? emang si Clara sama Enrico ada hubungan apa? emang mereka pacaran?"Katanya memotong perkataan Aulia.
Aulia lupa bahwa Elisabeth tidak tau jika mereka berdua berpacaran.Aulia menatap Clara yang mengusap air matanya dan berusaha tersenyum,
"Kamu jangan berusaha terlihat baik-baik saja padahal kamu rapuh, itu makin menyakiti diri kamu"Ucapan Aulia membuat Clara menatapnya sebentar. "Gue gakpapa""Eum, Ko? kita bisa ngomong bentar gak?"Tanya Clara
"Mau sih, tapi gue mau ijin dulu sama El, El boleh gak?"
"IYa boleh, tapi jangan lama-lama ya Ko, ntar aku kangen lho"
Aulia beserta sahabatnya Enrico kesal dan rasanya ingin muntah saja."Alay!"Cibir Dika yang memang tak menyukai Elisabeth.
Enrico langsung keluar kelas tanpa menunggu Clara, membuat Clara mengikutinya.Hingga mereka tiba di Rooftop sekolah.
"Mau ngomong apa?gue gak punya banyak waktu"Kata Enrico dingin, membuat Hati clara seperti tersayat banyak pisau."Eum, aku cuma mau tanya kalo kamu kenapa 3 hari gak sekolah dan gak ngabarin aku lagi?"
Enrico berbalik badan dan menatap Clara yang menunduk, "Lo cuma mau ngomong itu?"Clara mengangguk
"Ck, gak penting banget!"Katanya ketus."Maksud kamu gak penting gimana? aku pacar kamu!kamu lupa?"
Enrico tertawa sinis, "Pacar ya?ohyah emang iya?kok gue gaktau ya?
Air mata Clara mulai mengucur hebat,membasahi pipinya, "maksud kamu ngomong gitu apa? kok kamu berubah? aku pacar kamu tapi kamu malah berdua-duaan dengan El yang statusnya sahabat aku Ko!"
"Bukannya ini yang lo mau kan?kenapa sekarang lo malah nyalahin gue ?"
Ucapan Enrico sangat menusuk, ini seperti bukan Enrico yang biasanya.
"TAPI APA PENYEBAB LO BERUBAH SECEPAT INI KO?JELASIN SAMA GUE KO"Teriak Clara yang suaranya naik beberapa oktaf."Gue gak berubah, hanya lo aja yang gak tau sikap asli gue!"Setelah berkata begitu, Enrico meninggalkan Clara sendiri di rooftop.
Clara mulai melorot kelantai, "Semua salah gue, gue yang mulai ini semua hiks hiks,coba aja hiks kalo gue gak mulai pasti gak bakal gini!"
"Dengan lo nangis, lo gak akan pernah dapat jawaban yang lo inginkan"Suara maskulin dari arah pintu membuat Clara mengalihkan pandangannya.
"Bang Riel"
Clara jatuh dalam dekapan Riel, Riel mengusap kepala Clara dan membiarkan Clara menangis di dada bidangnya.Riel tadi memang sempat menguping, ia melihat Clara dan mengikutinya dari belakang.
Clara tinggal menangis sesuggukan,"Kok bang riel bisa ada disini?"
"Gue tadi lewat nez, terus dengar ada yang teriak-sambil nangis ya gue liat dong"Alibinya
Clara hanya mengangguk karena saat ini pikirannya sedang kalut.
***
Bukk
"Paan si? kok lo main nonjok gue?"Tanya Enrico saat memasuki kelasnya matanya tak menatap El malah sahabat-sahabatnya.
"Lo kenapa gitu sama Clara?!"
bukk
"Lo kok kasar banget sama dia?!
bukk
"Lo gak ngertiin perasaan dia bangsat!"
bukk bukk
Pukulan terakhir begitu terasa menyakitkan, pukulan yang berasal dari Dika, sedang Enrico sudah tersungkur di lantai.
Ia berusaha berdiri dan mengusap darah yang mengalir, "Lo semua kenapa? kok malah ngurusin hubungan gue sama Clara? gue yang jalanin lo semua yang pusing!"
Mereka bertiga geleng-geleng kepala
"Gak nyangka gue, lo beda ko!"Ucap Dika kemudian berlalu meninggalkan kelas."Dasar, gue pikir lo beneran sayang sama Clara ternyata enggak"Ibam tertawa sinis kemudian mengikuti Dika.
"kalo sayang perjuangin, kalo gak sayang tinggalin"Ujar pura menepuk pelan bahu Enrico dan mulai keluar mengikuti teman-temannya.
Enrico duduk di tempat duduknya dan mengusap wajahnya kasar, ia terngiang-ngiang dengan ucapan Pura, "kalo sayang perjuangin, kalo gak sayang tinggalin"
"Arghhhh"
TBC GAIS
hai hiyahiya
gimana part in gengs?😆
kok rada kesel ya?pen tabok aja si Enrico tiba-tiba berubah gitu njir,jahat banget buat Clara nangis-,- kalo deket pen aku tabok ajaokee follow ig
claraaunezya_
nathanenrco_
patriciamarsela_
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [END]
RomantizmCerita yang menceritakan bagaimana kehidupan dari seorang Clara Aunezya Egipta Yang bertahan atas kerapuhan hidupnya. Yang berjuang atas kesendirian hidupnya Merasa di abaikan,di benci,tak di Cintai Itulah yang dirasakan Clara selama ini. Di tingga...