Sudah dua hari Clara hanya berdiam diri di kamar, ia sungguh berubah, ia menjadi semakin pendiam, wajahnya pucat karena ia tidak mau makan.
Sepulang dari Acara Prom Night itu, yang ia pikir akan menjadi kenangan manis yang sulit di lupakan ternyata ia salah, yang terjadi hanya kejadian menyakitkan baginya.
Kerjanya hanya menangis, menangis dan menangis. Teman-temannya sempat menghubungi dirinya, tapi tak ia hiraukan. Ada 20 panggilan dari Aulia, 3 panggilan dari Dika,ada 12 panggilan dari El, dan 81 panggilan dari Enrico.
Ia kembali menghempaskan handponenya dan kembali menangis.
Risa pun sendiri bingung melihat kelakuan keponakannya ini, bukannya dia gadis kuat?Sekuat apapun, siapapun kalo dia kehilangan penyemangat hidupnya, dia bisa jadi orang paling lemah di dunia.
Penampilan Clara begitu kucek, ia juga belum membuka hadiah dari Enrico, seperti permintaan Enrico, ia tak sanggup. Ia ingin memantapkan hatinya dulu, baru ingin membuka hadiah itu.
Aulia dan Elisabeth dua hari belakangan ini selalu datang dirumah Clara, tetapi Clara tak ingin menemui mereka.
Clara berdiri dari tempat tidurnya dan berjalan menuju cermin memperhatikan dirinya yang semakin hari semakin menggenaskan. Ia menghirup nafas banyak-banyak dan membuangnya perlahan. "Oke Ra, kamu ga boleh gini terus! Ayo dong kamu kan kuat, pasti kamu bisa!" Ia mencoba memberi semangat pada dirinya sendiri.
tok tok tok
ceklek
Aulia dan Elisabeth yang melihat keadaan Clara langsung terpaku di tempat mereka berdiri, Clara memang slalu mengunci pintunya.
"Ra? kok bisa jadi kaya gini?" Tanya Aulia prihatin, sedangkan Clara memamerkan senyumnya simpulnya.Elisabeth berdecak, "Nih anak di tanyain, malah senyum-senyum"
"Emang kalian ada apaan kemari?tumben" Tanya Clara membiarkan dua temannya masuk kekamarnya yang cukup berantakan, tapi mereka dapat memakluminya.
"Lu tanya ada apa? kita beberapa hari ini bolak-balik kesini pen liat keadaan lu, tapi lu slalu gak mau bukain pintu buat ketemu kita!" Kesal Elisabeth
Clara mengangguk, "Maaf, tapi kan kalian udah liat keadaan gue baik-baik aja kan?"
Aulia menatapnya tajam, "Kamu bilang ini baik-baik aja? Mata mu dimana Rara! Liat badan kamu makin kurusan, mata kamu sembab banget, hidung kamu mereka kaya ba—"
"Ga usah di lanjutin bisa?" Sergah Clara cepat
Aulia dan Elisabeth hanya menyengir
"Ohyah Ra, mending sekarang lu mandi siap-siap gih" Ujar ElisabethClara mengerutkan keningnya, "Emang mau kemana?"
"Mending kamu ikut deh, daripada nyesel sendiri" Aulia pun mendorong Clara agar masuk kedalam kamar mandi.
15 menit Clara mandi, mereka berdua malah mempersiapkan baju yang akan di pakai Clara.Clara keluar menggunakan Kimono, dan hanya diam saja saat mereka memberikan dirinya sebuah dress simple berwarna pink. Ia menerimanya dan segera masuk lagi ke kamar mandi.
Kemudian mereka memberi Clara sedikit makeup, agar wajah Clara yang begitu mengenaskan dapat tertutupi.
Sentuhan terakhir mereka menjepit setengah rambut Clara dan memberinya Flat Shoes berwarna peach.
"Emang kita mau kemana si?" Tanya Clara pada akhirnya, saat mereka sudah siap berdiri untuk berangkat.
"Ketemu Enrico" Jawab Aulia
Clara diam dan kembali duduk, "Gue gak mau"
Elisabeth akhirnya mendekat pada Clara, "Please Ra, sebelum lo nyesel"
Clara menatapnya lalu beralih pada Aulia yang mengangguk. Akhirnya ia pun ikut mengangguk.
***
"Loh, bukannya kita mau ketemu Enrico? Kok kebandara sih?" Tanya Clara bingung, karena saat ini mobil yang di tumpanginya malah memasuki kawasan bandara."Lo bakal tau nanti jawabannya" Jawab Elisabeth.
Mereka bertiga turun, dan berjalan menuju terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta.
Clara melihat kedua temannya seperti mencari-cari siapa. Karena Bandara Terminal 3 disini sangat besar mereka sulit mencari siapa yang akan mereka cari.
Tiba-Tiba, Clara melihat Enrico yang akan masuk karena sudah harus Check-in. Tapi disana bukan hanya ada Enrico, disana ada Keluarga Enrico, Dika,Ibam, Pura, Xelio dan Georgino.
"KOKO" pekik Clara kencang dan berlari kearah Enrico.Semua pasang mata pun turut mengikuti pergerakan Clara, tak terkecuali juga lelaki yang di panggil Clara ikut menoleh dan mendapatkan gadis kecilnya disana.
Clara sudah tak peduli, Air mata membanjiri pipi cantiknya itu, yang hanya ia pedulikan adalah semua tentang pahlawan supernya yang akan pergi.
Clara memeluk Enrico sangat erat
"Hai Ra, aku pikir kamu ga bakal datang" Ia membalas pelukan Clara sambil terkekeh pelan."Kamu hiks, mau kemana?" Tanya Clara sambil terisak.
"Aku harus kuliah diluar negeri Ra. Jangan kangen ya" ia terkekeh lagi lalu meregankan pelukan mereka. "Ohiya, ini bukan pelukan terakhir kita ya, dan ingat pelukan kamu masih sehangat dulu" Bisik Enrico kemudian tersenyum simpul.
"Aku gamau kamu pergi ko" Ujar Clara sambil menggeleng keras. Dan memukul dada Enrico, "kamu jahat, hiks jahat banget. Udah putusin aku, sekarang malah tinggalin aku hiks hiks"
Enrico menahan tangan Clara dan mengecup kening Clara lama, setelah itu Clara langsung diam. "Ohyah, aku tau kamu pasti belum buka hadiah dari aku kan? jangan lupa di buka ya my princess"
Enrico kemudian meninggalkan Clara, Clara hanya berdiam disana sambil menatap punggung Enrico yang semakin lama tak terlihat.
Kemudian ada yang mengusap bahu Clara lembut, Clara menoleh mendapati Mamah Enrico yang sedang tersnyum kepadanya, ia pun membalasnya.
"Jangan nangis, Rico pasti balik lagi"Clara menghambur pada pelukan Mamahnya Enrico, "Makasih banyak tante"
***
tbc
gimana guys? jangan bilang pendek please.
jan lupa vote + comment
dan follow ig aku yy
@patriciamarsela_
💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [END]
Roman d'amourCerita yang menceritakan bagaimana kehidupan dari seorang Clara Aunezya Egipta Yang bertahan atas kerapuhan hidupnya. Yang berjuang atas kesendirian hidupnya Merasa di abaikan,di benci,tak di Cintai Itulah yang dirasakan Clara selama ini. Di tingga...