Clara sudah berada disekolah sekitar 15 menit yang lalu. Dan ia hanya duduk dikelasnya sambil mengetuk-ketuk tangannya dimeja. Dikelas juga baru ada dirinya karena ini baru pukul 06.15
"Ck, saking bersemangatnya gue dateng aja kecepatan, baru gue juga lagi dikelas hah" Gerutu Clara
Tanpa ia sadari ada seorang lelaki yang sedang mendengar gerutuan gadis tersebut dari belakang, "Makanya datang sekolah tu setengah 7 biar udah rame" Ujar suara dari belakang membuat Clara terpelonjak kaget.
Ia membalikan badan, dan tubuhnya membeku. "K--koko?"
Benar, Enrico lah yang tidur dibangku belakang kelas Clara.
Enrico bangun dan mengambil tasnya, "Iya ini gue,kenapa?" tanyanya santai, seakan-akan hubungan mereka berdua harmonis."Kok bisa ada disini?" Tanya Clara berusaha menyembunyikan kegugupannya dan menetralkan wajahnya menjadi datar.
Enrico tersenyum, ia menarik tangan Clara dan mengambil tas Clara menyampirkan dibahu kirinya sedangkan tasny dibahu kanannya.
"Eh-eh gue mau dibawa kemana?kok ditarik-tarik" Tanya Clara sambil mengikuti langkah kaki Enrico, ia agak kesulitan karena langkah kaki enrico sangat panjang beda dengan dirinya.Enrico tak menghiraukan ucapan Clara, ia malah membawa Clara keParkiran mobil, awalnya ia bingung tapi ia diam saja. Setelah sudah berada dalam mobil barulah Clara bertanya, "Loh, ini mau kemana?kan jam sekolah ini. Kok udah mau keluar aja?"
Enrico menatap Clara, dan tersenyum. Clara terbuai dengan senyumannya, "Ikut aja. Kita bolos sekali-kali gakpapa kali. Katanya juga lo mau ngomong kan kegue?" Tanya Enrico, kali ini tak ada nada marah pada dirinya hanya ada nada lembut.
Clara menjadi lemah jika Enrico sudah berbicara lembut dan tersenyum pada dirinya. Rasanya sudah lama ia tak melihat senyuman itu untuk dirinya.
"Tapi kan kita udah mau ulangan?gimana kalo bolos kek gini?" tanya clara raguEnrico mulai menjalankan mobilnya keluar sekolah, untung saja satpam tak melihat karena ada ditoilet.
"Gapapa santai aja"Mereka menempuh sekiranya perjalanan ± 20 menit dan tiba diMall besar dikota Jakarta.
"Kok ke mall?kita masih pake seragam loh ini. Ntar gak dibolehin masuk" Ujar ClaraEnrico berdecak, "Ck, bisa gak sih jangan banyak tanya?"
"Maaf" cicit Clara.
Enrico menghela nafas pelan, "Maafin gue" Ia menatap clara dalam, "lo bawah jaket enggak?"
Clara menggeleng, kemudian Enrico mengambil jaketnya di jok belakang dan memberikan pada Clara. Jaketnya adalah Jaket denim kebesaran, "Pake aja" Sodornya, "Ini gede bisa nutupin seperempat rok lo. Gapapa kegedean ini juga lagi model kok" Ujar Enrico.
"Terus lo gimana?"
"Gue gampang. Gue pake kous dalem"
Mereka berdua turun memasuki mall, Enrico langsung memasuki butik yang ada. "Lo pilih baju yang mau lo pake. Abis itu kita pergi dari sini" ujar Enrico membuat Clara bingung.
"Hah?" balas Clara cengo
"Kenapa?lo gabisa milih baju sendiri?" Clara mengangguk dengan bodohnya.
"Ntar kalo Rara milih sendiri gak sesuai sama apa yang Koko mau" Clara menunduk. Ah rasanya Enrico rindu dengan sebutan Clara tersebut. Ingin rasanya ia mendekap gadisnya ini memberikan kasih sayang dan rindu yang amat besar ia tahan geloranya.
Enrico mengangguk kemudian menarik tangan Clara, "Mbak tolong pilihin baju buat pacar saya biar makin cantik ya"
Mbak tersebut tersenyum kemudian mengangguk, ia mengambilkan Dua pasang baju bermodel berbeda, yang pertama berwarna putih dengan model tanpa lengan panjangnya diatas lutut berbentuk A dengan manik-manik dibagian depannya. Yang kedua berwarna cokelat dengan model sabrina bertangan panjang. Panjangnya dibawah lutut berbentuk pensil.
"Kakanya mau yang mana?" Tanya Mbak penjaga butik tersebut.Enrico dan Clara menelisik setiap inci dress tersebut. "Coba deh yang pertama" Ujar Enrico menunjuk dress berwarna putih.
Mbak tersebut tersenyum, "Ayo kakak. Saya antarkan ke tempat fitting room" Clara hanya mengangguk seraya mengekori mbak tersebut.
Sekitar 2 menit Clara keluar. Rambutnya kali ini sudah digerai menampilkan kesan begitu cantik.
Enrico sempat terpaku melihatnya, sepersekian detik membuat Clara malu. "Ko? Gimana?" tanya Clara"Lo nyaman"
Clara mengangguk, Enrico berjalan menuju kasir. Lagi dan lagi clara hanya mengekori.
"Mbak? Ini bajunya berapa harganya?" Tunjuk nya pada Clara saat mereka sudah berada dikasir."Harganya Rp375.000.00 mas." Jawabnya Ramah sambil tersenyum pada Enrico. Sedangkan Clara tercenggang mendengar harganya. Tetapi enrico langsung mengeluarkan kartunya,"BCA bisa kan?"
Kasir tersebut mengangguk ramah, "Bisa mas"
Enrico memberikan kepada Sang Kasir dan diterima dengan baik. "Terima kasih! Selamat datang kembali" Ia tersenyum.
Clara dan Enrico keluar dari butik didalam Mall tersebut. Ia berhenti membuat Clara juga ikut menghentikan langkah kakinya.
Membuat Clara menabrak punggung Enrico.
"Maaf" ujar Clara, "kok tiba-tiba berhenti?" tanya clara bingung.Enrico berdecak, "gue ini pacar lo. Kok lo jalan dibelakang gue?''
Clara tersenyum, "Gue takut lo risih jalan sama gue"
Enrico memutar bola matanya memegang kedua tangan Clara, "Ra look me" Ujarnya, "You My Girl Friend, jadi lo harus pede sama diri lo sendiri. Gue enggak risih, mana ada gue ngomong gitu?" Tanya Enrico sambil mengacak rambut Clara pelan.
Clara menunduk malu, Enrico yang melihat itu diam-diam tersenyum. Mungkin hanya ia yang tahu.
"Kalo gitu ra, tunggu sini. Gue mau ganti baju dulu di toilet cowo ya, jangan kemana-mana" Clara mengangguk mendengar pesan Enrico.5 menit Enrico keluar dengan pakaian lebih santai, yaitu kemeja berwarna senada dengan milik Clara yaitu putih. Dan celana jeans selutut. Rambutnya dibiarkan acak-acakan. Clara memandangnya, meneguk air liurnya dengan susah payah. Enrico begitu ganteng.
"Gak usah liatin gue gitu. Tahu kok gue kalo ganteng" Clara tersipu malu saat ia kepergok menikmati pahatan indah Tuhan yang ada didepan matanya.
Enrico tertawa, "lo berubah ya sekarang? Jadi lebih pemalu hm?" goda Enrico, "biasanya aja lo langsung bilang gue alay lah, pukul gue lah" cibir Enrico.
Clara mendongkakan kepalanya, setelah dipikir-pikir benar apa kata Enrico, "Hehe, iya juga ya. Kok bisa ya gue sok berubah?" Gumamnya, "Ah bodo amat gue lapar ko" Ujarnya.
Enrico terkekeh, "Gimana kalo kita beli Pizza aja tapi dibungkus makannya dimobil?" Tanya Enrico
"Emang kenapa Ko?"
"Kita bakal lanjutin perjalanan jauh, gue mau bawah lo ke tempat indah pokoknya lo bakal suka" Ujarnya sambil menyeringai.
"Lo ga aneh-aneh kan?' Clara menyipitkan matanya, membuat Enrico tertawa gemas. Mereka berdua memasuki Pizza hut dan memesan 1 Box Pizza rasa sosis dengan pinggiran keju Morzalela dan 2 Lemon tea.
Setelah itu mereka menuju ke mobil dan mulai menjalankan mobil itu, sambil menikmati pizza yang mereka beli tadi.
Tbc
Gimana gais part in?
Ini clara ama koko ke udah baikan ya?😂Clara skarang lebih pemalu ye ke koko, biasanya gatau malu haha
Dannnn jangannnn lupakan gaysss mereka akan kemana? Ted ted ted
Comment + vote
Aku minta 15 vote dan 10 comment bisa? Buat lanjut ke next chapter
Pasti penasaran kan gimana kelanjutan hubungan mereka, apakah mereka sudah Harmonis atau? Ted ted ted....
Jangan lupa follow ig
@claraaunezya_
@nathanenrco_Dann ig aku dong pastinya
@patriciamarsela_Okeeee❤
With big love!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [END]
RomanceCerita yang menceritakan bagaimana kehidupan dari seorang Clara Aunezya Egipta Yang bertahan atas kerapuhan hidupnya. Yang berjuang atas kesendirian hidupnya Merasa di abaikan,di benci,tak di Cintai Itulah yang dirasakan Clara selama ini. Di tingga...