"Engga ra, engga lo udah move on okey?" Dari tadi Clara mengumamkan kalimat tersebut berulang-ulang.
"Apasih lo mondar mandir, bikin sakit mata aja!" Cibir Elisabeth sambil berdecak kesal.
"Yaudah sih. biarin aja si dia udah punya tunangan juga, kan kamu juga udah punya virgo ra." Timpal Aulia
"Ga, gak. Gue ga yakin udah move on ga yakin. Pertahanan yang gue buat bertahun-tahun goyah" Ia menggeleng semakin mengelak.
"Jadi... Virgo sama lo? di jadiin pelampiasan aja karena Enrico ga kembali waktu itu?"
"Shut, bukan itu maksud gue jubedah!" Clara memasang ekspresi tersakiti.
"Gue ga jadiin Virgo pelampiasan yang pertama. Yang kedua gue sayang sama Virgo, tapi ya...""Halah, urusan beginian aja masih labil" Cibir Aulia sambil mengepang rambutnya sendiri. Clara menatapnya sangar.
"Bahkan Koko sekali kembali dapat memporak-porandakan hati gue" Clara menangis dengan keras.
"Anjir-Anjir jangan nangis buset. Gue gak ada permen lagi buat bujuk"
Bukkk
"Duh sakit bangsat, apaan sih main timpuk-timpuk pake sandal?" Marah Elisabeth sambil memasang wajah kesal.
"Lo yang apa-apaan hwahhh, lo pikir gue anak kecil bujuk pake permen? hah?"
"EH BEGO, NGAPAIN SIH MASIH NGAREPIN ORANG YANG BAHKAN SAMSEK GA INGAT LO? ANJIR LO SEKOLAH UDAH 17 TAHUN TAPI SOAL GINIAN BEGO BANGET YAALAH. SADAR WOI TERIMA KENYATAAN KALO RICO MEMANG BUKAN BUAT LO, JANGAN MAKSAIN NJIR!"
"Anjir El ngegas hahaha" Aulia tertawa
"Astaga, sumpah nyess banget ati gue denger ngegasan lo itu el"
"Lo tu sekali-kali harus ditampar sama kenyataan biar sadar!" Celetuk Elisabeth, tapi benar katanya. Ia memang harus di tampar kenyataan bahwa semuanya tak lagi sama.
"Yaudah sih, gue udah belajar nerima kalo gue dan dia udah gak ada hubungan apa-apa." Clara mengedikan bahunya.
***
Hari Ini Virgo pulang dari urusan luar kerjanya. Ia langsung saja kejakarta menemui gadisnya itu.
"Hai Sayang, Kangen gak?" Tanya Virgo tiba-tiba berdiri dihadapan Clara."Ko?"
"Apaa? Ko?"
Clara gelagapan, "Ehm, maksud aku itu Go kok"
Virgo menatapnya serius, "Jangan bohong, kamu ga pandai bohong Ra, aku bukan baru kenal kamu kemarin."
Clara menunduk, "Maaf" Cicitnya.
Virgo menaikan dagu Clara agar mata mereka bertemu, "Kamu masih belum bisa moveon?"
"Ah engga bukan gitu!!!" Clara menggeleng, "Aku bukan belum moveon Go, cuma ya... ya gitu..."
Virgo terkekeh, "Pacar aku gemesin banget sih" Virgo mengacak rambut Clara
Clara menatapnya sinis, "Apasih kamu!" Ia menepis tangan Virgo. "Bikin kesel aja ih!" Clara memukul dada Virgo.
***
"Rico, i want ask now" Ucap Kayla yang duduk dihadapan Enrico."Tentang apa yang? tanya aja pasti aku jawab kok"
"Kamu bener-bener sayang sama aku kan?"
Enrico mengangguk, "Iya, kenapa sih tiba-tiba tanya itu?"
"Kamu bakal ninggalin aku gak nantinya?"
"Engga yang. Aneh deh kamu sekarang nanyanya"
Wajah Kayla mendadak pucat, " i just scare if you will leave me."
Enrico merengkuh Kayla dalam pelukannya, "I'll stay in your side.Trust me"
"I trust you"
"Hm, gimana kalo kita pergi kerumah orang tua aku? sekalian aku kenalin kamu sama mereka? mau gak?" Tanya Rico mengalihkan topik pembicaraan.
Kayla mengangguk semangat, "Aku mau... Tapi, eh aku harus dandan dulu, terus bawah apaa ya? orang tua kamu suka apa? aku ha—"
"Sttt" Enrico menaruh telunjuknya di bibir Kayla. "Kamu ga perlu dandan. Soalnya kamu udah cantik, banget malahan. Ga usah panik gitu ih" Enrico terkekeh geli.
"Ya tapi kan. Masa aku gak ada persiapan?"
"Gapapa, yuk aku kenalin sama orang tua aku"
***
Sejak 15 menit yang lalu, Kayla sudah sangat gugup dimobil, Enrico melihat kegugupan itu. Ia pun membantu menenangkan gadisnya itu.Mereka tiba di pekarangan rumah Rico, Kayla dari tadi menggengam erat tangan Rico. Rico membuka pintu
ceklek
"Mah, Pah, Manda..."
Tak ada sahutan.
Tapi Rico mendengar ada suara gelak tawa dari dapur. Ia dan Kayla pun menuju keasal suara itu.
"Masakan kamu dari dulu gapernah berubah rasanya, malah makin enak deh" Puji Mika
"Ah tante bisa aja. Jadi malu aku tuh"
"Mah" Suara dari pintu mengalihkan perhatian mereka.
"Oh nathan, kamu sudah pulang ya. Maaf ya mama ga nyadar hehe" Mika terkekeh geli.
Kayla menatap Clara, mengapa gadis itu ada disini? Enrico juga menatap Clara tak kalah sama bingungnya dengan Kayla.
"Eh, kamu bawa siapa Than? Teman kamu nih?" Tanya Mika memperhatikan Kayla.
"Engga Ma, Di—"
"Halo tante aku Kayla, temannya Rico" Potong Kayla Cepat, Rico menatapnya bingung.
"Oh gitu. Mending kita makan dulu deh, tante sama Rara sudah masak, kebetulan kalian datang".
Selama makan, Mika tak henti-hentinya menceritakan tentang hubungan Rico dan Clara. Ia berharap mungkin mereka akan balikan. Bahkan dari tadi, Kayla sudah berusaha menahan diri, bagaimana bisa ia tidak dihargai padahal niat awalnya ingin bertemu Calon mertua tapi hanya berakhir menjadi teman.
"Oh yasudah tante Kayla pamit pulang dulu ya"
"Kamu pulang gimana? dijemput apa?" Tanya Mika memperhatikan Kayla yang sedang tersenyum.
Kayla menatap Enrico dan Mika bergantian, "Pulang sendiri deh tante...Naik taxi palingan. Sopir lagi cuti kerja" Ujarnya.
Mika mengangguk, "Nathan yang bakal ngantar Kayla pulang. Kayla datang bareng nathan pulang juga harus bareng nathan"
Mika menatapnya tajam, " Terus gimana sama Clara? Kamu biarin dia pulang sendiri?" Clara yang dari tadi hanya diam menoleh saat namanya disebutkan.
"Ehm tante..." Ujar Clara
Nathan menggeleng, "Clara kan datang sendiri, pulang bisa suruh jemput pacarnya. Yang proritas nathan itu kayla bukan clara. Kayla itu pacar Rico" Enrico menarik tangan Kayla untuk segera pergi.
Mika menahannya, "Rico dengerin mama!" Ujar Mika menahan amarahnya.
"Ma! Ngertiin Nathan, ini hak nathan" Kemudian mereka benar-benar pergi dari situ." Sedangkan Kayla tersenyum tak enak hati pada Mika, dan Clara hanya membantu menenangkan Mika.
"Gapapa tan, Nathan benar. Clara sama nathan sekarang udah gak ada hubungan apapun tan. Yang penting itu pacar nathan. Clara bisa pulang sendiri kok" Ujar Clara memberi penjelasan.
***
tbc guys!
maaf baru update teman"
aku harap kalian bisa maklum yaa soalnya aku sibuk sekolah sm kegiatan gereja😅💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [END]
RomanceCerita yang menceritakan bagaimana kehidupan dari seorang Clara Aunezya Egipta Yang bertahan atas kerapuhan hidupnya. Yang berjuang atas kesendirian hidupnya Merasa di abaikan,di benci,tak di Cintai Itulah yang dirasakan Clara selama ini. Di tingga...