Keesokan harinya jee sudah di perbolehkan pulang, jimin dan member membawa nya pulang ke rumah bts.
Di mobil jee dan jimin hanya diam, tanpa sepatah kata pun.
Jee yang masih di bantu berjalan, di papah oleh jimin memasuki rumah, jimin mengantar jee kekamar mereka.
"Istirahat lah, aku akan mengambil obat mu" ucap jimin.
Jee hanya mengangguk, jimin meninggalkan nya di kamar dan turun mengambil obat jee yang ada di mobil.Jee POV
Aku memasuki kamar kami, jimin keluar mengambil kan obatku.Aku tak sengaja melihat sepatu bayi yang aku beli saat baru mengetahui aku hamil.
Tangisku pecah lagi, aku memeluk sepatu mungil itu.
"Mian uri aegi, eomma tak bisa menjagamu"
"Eomma bersumpah akan menghukum yang membunuh mu, hiks hiks.Jimin pov
Aku meninggalkan jee di kamar kami, kembalinya dari mengambil obat aku membuka pintu kamar, dan melihat jee menangis memeluk sepatu bayi.Aku menutup pintu dan pergi ke bawah, aku tak sanggup melihat nya menangis seperti itu.
Aku hanya duduk diam di ruang tamu, malam hari aku kembali ke kamar, aku mendapati jee sudah tertidur, aku menyelimuti nya, dan tidur di sebelah nya.
Pagi nya aku terbangun dan mendapati jee sudah tidak di samping ku, aku mencari nya, ke lantai bawah tapi tak menemukan nya, dia tak pernah pergi tanpa pamit.
"Hyung, kau mencari siapa" tanya jk.
"Kau melihat jee? Ucap ku.
"Dia sudah ke kantor dari pagi, aku kira hyung tau"
"Dia sudah ke kantor dengan kondisi seperti itu?" Tanya ku heran.
"Ne, aku juga sudah bertanya tadi, dan dia hanya menjawab dia sudah sembuh.Aku meninggalkan jk dan bersiap-siap ke kantor ku.
Author POV
Sudah hampir dua bulan berlalu jee dan jimin bersikap dingin, mereka berdua bahkan tidak saling peduli yang ada hanya pertengkaran yang tiada habisnya, Saling menyalahkan satu sama lain."Jee ya jangan seperti ini, tidak bisa kah kita kembali seperti dulu" bentak jimin saat mereka bertengkar.
"Kembali??apa kau bisa mengembalikan anak ku?"ucap jee tak kalah membentak.
"Kau selalu menyalahkan ku, kau sangat egois jee ya"
"Sudah lah aku akan terlambat jika harus berdebat dengan mu dulu" ucap jee meninggalkan jimin.
"Jimin ah hubungan ini benar-benar tidak baik, setiap hari kita hanya mengacaukan nya saja, ini seperti mengulur-ulur waktu"Jee menyibukkan diri dengan kantor nya, begitu juga jimin, Bahkan jee sekarang sudah menjadi jaksa pun jimin tak tau.
Jimin yang selalu pulang larut malam karena setiap pulang kantor dia selalu ke klub malam dulu, menurut nya itu tempat terbaik menenangkan fikirannya, dia selalu minum-minum dulu sebelum pulang.
Jimin juga selalu di kelilingi wanita-wanita penghibur disana, tapi dia hanya merespon hanya dengan senyuman saja.
Sera menjadi kan ini kesempatan untuk mendekati jimin, sera juga sering ke klub yang sama dengan jimin dan sekarang lebih sering lagi karena jimin setiap malam disana sekarang.
"Hei, siapa ini?" Sera menyapa jimin.
"Yak pergilah, jangan menggangguku" usir jimin."Chagi kau terlihat tidak baik-baik saja" bisik sera mengusap pipi jimin.
Jimin hanya diam, saat mabuk pun fikiran nya hanya kepada jee.
"Kau tak mau pergi biar aku saja yang pergi" ucap jimin meninggalkan sera.
Setiap sampai dirumahnya, jimin selalu mendapati jee sudah tidur.
Jimin POV
Kami tak pernah lagi berbaikan setelah kejadian itu, hari-hari ku dan jee hanya di isi dengan pertengkaran dan saling mendiamkan.Aku selalu terfikir ucapan jee mengatakan kami hanya mengulur-ulur waktu, tapi aku tak pernah bisa kehilangan nya.
Setiap malam aku melupakan fikiran itu dengan minum-minum, tapi itu malah semakin membuat ku sedih.
Pikiran ku selalu bertengkar antara menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan jee.
Saat aku sampai di rumah, aku selalu mendapati jee sudah tidur, aku selalu merindukan jee menunggu ku pulang, dan berlari kepadaku.
Voteeenyaaa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
House of card || JiminBTS NC 21++ (Selesai)
FanfictionBagaimana seorang CEO sekaligus boyband terkenal yang punya masa lalu yang buruk, hingga mengidap Psychogenic Non Epileptic Seizures (PNES), bertemu pengacara cantik dan ceria bertemu?? Langsung saja dibaca!!! bantu vote and share dear!! Terimakasih...