Jimin POV
Aku menggendong bayi jin hyung, aku sangat bahagia, aku berbicara dalam hatiku mungkin ini yang akan aku rasakan saat aku punya bayi.Setelah meletakkan bayi jin hyung kembali, appa v meminta ku menemani nya minum kopi di kantin rumah sakit.
Setelah memesan kopi masing-masing aku dan appa v duduk menunggu pesanan.
"Jiminie, kau makin tampan saja ucap appa v dengan tertawa, aku juga ikut tertawa.
"Jiminie ada yang akan aku ceritakan kau mau mendengarkan??
"Ne samchon" jawab ku."Kau tau bukan, aku juga kehilangan bayi ku, yang harus nya itu hyung v"
"Ne samchon" aku baru ingat appa v juga pernah kehilangan bayi nya dulu, v juga pernah bercerita."Umur nya sudah 8 bulan waktu itu, aku setiap hari mengajaknya berbicara tentang apa pun, aku juga merasakan tendangan kecil darinya, aku bahkan bilang " nak kau menyakiti ibu jika menendangnya", tapi sebelum pemeriksaan 8 bulan, dia tak banyak bergerak dan tak lagi menendang"
"Aku juga bicara seperti ini "anakku kau sudah menjadi anak yang baik, kau tak lagi menendang ibu mu", tapi ternyata itu menjadi buruk saat kami memeriksanya, dia meninggal di dalam kandungan imo mu, dan saat itu juga imo mu harus di operasi untuk mengeluarkan nya"
"Yang membuat aku hancur lagi, dokter meminta tanda tangan ku untuk persetujuan operasi, dalam otak ku seperti aku setuju anak ku mati, semenjak itu kami sering bertengkar, saling menyalahkan."
"Hari itu aku duduk sendiri di taman kota, memikirkan semuanya, saat itu aku memikirkan istriku, dia membawa anak kami setiap hari meski pun berat, menahan ngilu nya di tendang dari dalam, tidurpun dia menjadi susah, aku saja yang tak merasakan bayi itu di perut ku hancur nya sudah seperti ini, bagaimana dengan istri ku yang selalu membawa bayi nya kemanapun dan tiba-tiba saja dia kehilangan nya."
"Aku berfikir lagi, bagaimana mungkin aku terus menyalahkan nya, dan terus bertengkar dengannya padahal hatinya tak kalah hancur nya denganku, aku memutuskan untuk langsung pulang malam itu dan langsung menemui istriku, aku memeluk nya, entah kenapa malam itu imo mu tak marah dia membalas pelukanku, malam itu kami saling meminta maaf, setelah itu kami mencoba saling menguatkan hingga sekarang"
"Aku hanya ingin mengatakan kepada mu, kuatkan istrimu, dia masih sangat muda untuk mengalami ini, ingat dia mau mengorbankan masa mudanya untuk mu, jangan menyia-nyiakan kan nya, kau mengerti??
"Ne samchon, gamsahabnida"
Setelah kami mengobrol, aku dan samchon kembali ke kamar anna nuna, tapi aku tak melihat istriku.
"Jimin ah, jee tadi pamit dengan ku dia ada rapat sore ini jadi dia pergi lebih awal" ucap imo.
Aku juga pamit karena masih ada pekerjaan di kantor yang tadi aku tinggal.
Di jalan menuju kantor aku memikirkan perkataan appa v, dan benar aku tak benar-benar menguatkan jee, malam ini aku berencana untuk berbicara dengan jee mudah-mudahan dia akan mendengarkanku malam ini.
Sebelum pulang, aku di ajak teman kantor ku untuk minum-minum dulu di klub malam, karena asik minum aku jadi sangat mabuk, sampai aku meminta v menjemput ku karena akan bahaya jika aku yang mengemudikan nya.
Di rumah aku lagi-lagi tak mendapati jee menyambut ku, aku langsung saja menuju kamar, saat aku buka pintu aku melihat jee berdiri dan berjalan ke arah ku.
Aku melihat jee sangat cantik dan seksi dengan baju tidur yang dia gunakan sekarang, mungkin juga pengaruh alkohol membuat nafsu ku naik melihat jee, apalagi kami sudah tak berhubungan intim sejak bayi kami meninggal.
Voteeenyaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
House of card || JiminBTS NC 21++ (Selesai)
FanfictionBagaimana seorang CEO sekaligus boyband terkenal yang punya masa lalu yang buruk, hingga mengidap Psychogenic Non Epileptic Seizures (PNES), bertemu pengacara cantik dan ceria bertemu?? Langsung saja dibaca!!! bantu vote and share dear!! Terimakasih...