Chapter 2 : Sepenting Itukah?

7.9K 1K 74
                                    


"Aduh!"

Kamu mencoba menggerakkan kakimu yang seakan mati rasa dari awal kamu terbangun. Sungguh diluar perkiraan mu, saat digerakkan kaki itu terasa luar biasa sakit.

Namun kamu merasa lega akan hal itu. Setidaknya kaki mu masih ada walau sedang dalam keadaan tak baik sekarang ini.

Kamu tarik nafas panjang, meyakinkan diri untuk melihat kondisi kakimu. Kamu meneguk kasar liur mu, lantas membuang selimut futonmu ke samping dengan kasar.

Dan mata mu terbelalak.

Cidera parah.

Itu yang kamu pikirkan. Seluruh kaki mu terbalut perban yang cukup tebal. Namun herannya, tak terlihat sedikitpun bercak darah pada perban-perban itu.

"Ini terlihat bersih." pikiranmu mulai menjelajah kesana kemari.

'Jangan-jangan aku diculik? Atau nggak perjualan organ!'

"PLAK!"

Tangan dengan bringas menampar kedua sisi pipi, menyadarkan, "Buang jauh-jauh prasangka itu (y/n)! Masa sih dia orang jahat." benar-benar diluar dugaan dan nalar jika wanita secantik dan sebaik dia merupakan seorang penculik.

Manikmu beralih melirik anggota tubuh lainnya. Dengan keraguan yang sama dirimu mulai menaikkan baju yang tengah kamu kenakan. Sama halnya dengan kakimu, badan mu juga penuh terbalut perban. Lagi-lagi, perban itu bersih tak bernoda. Kamu mulai meraba ke kepala, dahi mu yang terlilit perban itu terasa sakit saat disentuh.

"Kau akan baik-baik saja"

DEG!

Kamu tersentak dalam lamunan. Suara berat khas lelaki terdengar sayup-sayup diantara kicauan burung. Suara tak bertuan itu seakan menggema diseluruh ruangan.

Bukankah hanya kamu seorang dalam ruangan ini?

Shinobu sudah pergi, meninggalkan dirimu yang menjadi satu-satu nya orang yang mengisi ruangan ini.

"Siapa?" tak ada jawaban.

Hening. Kamu melirik kesana kemari, mewaspadai sesuatu yang akan muncul ketika kau lengah sedikit saja.

'Itu suara manusia bukan?' batinmu.

Semakin lama kamu terdiam, maka atmosfer aneh di sekitarmu juga semakin merengkuh. Menaikkan bulu kuduk.

Di tambah dengan tuan yang diharapkan tak kunjung datang,

Bulu kudukmu mulai merinding hebat. Segera kamu ambil kasar selimut lantas dengan tergopoh-gopoh menutupi seluruh tubuh beserta wajahmu dengan itu.

'Jangan ganggu jangan ganggu jangan ganggu, Pergi!! "

『️◆️◆️』️

Kamu terdiam.

Terlentang seraya menatap kosong langit-langit kamar.

Matamu memanas sebab usaha keras yang sia-sia untuk memejamkannya, padahal tubuhmu terasa begitu lelah meskipun hanya terbaring di sini tanpa aktifitas.

Mungkin istirahat akan memulihkannya, batinmu beberapa puluh menit yang lalu.

Sialnya mata mu benar-benar tak berkehendak demikian. Sehingga inilah akhirnya, tetap terjaga karena tak sanggup mengkompromikan mata sendiri.

Suara itu menjengkelkan. Kamu tak henti-hentinya memikirkan pemilik suara tadi pagi. Telepati kah? Atau hanya sekedar salah dengar?

Srekk

Remind ✿ Tomioka GiyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang