Chapter 22 : Ikanaide

3.1K 486 82
                                    


Tengah malam telah berlalu. Tetapi matamu tak kunjung terpejam. Kamu berharap bisa tidur lebih awal malam ini agar bisa cepat melupakan kejadian memalukan yang baru saja kamu alami. Tenyata tidak bisa, matamu tak kunjung terpejam dan tak ingin berkompromi dengan dirimu sama sekali.

Diotakmu terus terputar memori tentang mimpi buruk yang telah kamu alami. Takut. Lagi-lagi kamu takut untuk tidur. Tapi kamu sadar bahwa esok hari jadwalmu telah tersusun padat oleh pelatihan yang akan diberikan Tomioka-san.

"Hah" desahmu pasrah merasakan betapa beratnya matamu saat ini. Saat-saat seperti ini adalah waktu yang pas untuk mengulang dan mengingat kejadian yang telah terjadi dimasa lalu. Kejadian saat kamu jatuh bersama Ohagi yang berserakan dilantai, sampai ke saat dimana Tokito-san menciummu tanpa sengaja...

BLUSH!

Rona-rona merah merambat mewarnai seluruh wajahmu bak kepiting rebus.
'Apa yang sedang dilakukan Tokito-san saat ini ya? Tidur kah?' Gumammu dalam hati seraya mendongak menatap atap kamarmu.

Tiba-tiba sebuah ingatan melintas dikepalamu. Kejadian dimana Tomioka-san memarahimu dan sebuah bayangan yang berdiri dikamarnya.

"Memang dikamar Tomioka-san ada apa ya?" Ucapmu pada diri sendiri.

Tidak ada jawaban. Senyap dan sepi. Mau berapa kali kamu bertanya tetap tak ada yang menjawab. Hanya suara jangkrik dan beberapa hewan malam lainnya yang menemani racauan malammu.

"Aku seperti pernah melihat bayangan itu. Tapi dimana?"

『️◆️◆️』️

"Hatchi~"

"Hah- sampai kapan pun flumu tidak akan sembuh kalau kamu tidak beristirahat dengan cukup" Ucap Tomioka lembut sambil menyodorkan sekain lap kering padamu.
"T-tapi... " Ucapmu seraya mengambil kain yang telah ia berikan.
"Mimpi aneh lagi?" Tebaknya. Kamu hanya mengangguk-angguk kecil untuk jawaban dari pertanyaannya.
"Nah! Kalau begitu aku panggil Shinobu tidak masalah bukan? " ujar Tomioka dengan nada menantang.
"Tidak! Tidak boleh!" Sentakmu dengan nada yang meninggi.

Tomioka tetap bersikeras untuk mendatangkan Shinobu kerumahnya. Namun kamu menolaknya lebih keras, berusaha untuk membatukan kepala mu lebih keras dari kepalanya.

"Lagi pula Shinobu-san memiliki kesibukannya sendiri. Aku pasti sembuh Tomioka-san!" Ucapmu mengakhiri perdebatan sengit diantara kalian.

Walaupun terlihat cuek dan dingin, sebenarnya dia masih memiliki sifat peduli akan sekitarnya, apalagi terhadap orang yang ia cintai. Itulah yang membuat Tomioka berbeda dari kebanyakan lelaki cuek dimuka bumi ini.

"Hah~Tidurlah. Besok kau harus sembuh. Mengerti?" Ucapnya menantang dan segera bangkit berdiri untuk kembali ke kamarnya. Manik (e/c) mu sekilas menatap punggungnya yang berjalan menjauh dari tempatmu terduduk.

"Tomioka-san Aho-"

Gerutumu sambil menelungkupkan diri dibawah selimut. Matamu sayup-sayup menutup merasakan kantuk yang luar biasa menerjang. Dan akhirnya berlabuh dalam mimpi dimalam yang panjang.

Kamu mendengar suara gesekan pelan memperlihatkan Tomioka yang tengah duduk bersandar disebuah batu bulat besar yang sudah terbelah. Dia melihat mu dengan tatapan tajam membuatmu sedikit terkejut.

"Tomioka-san mengapa kamu tidak memperdulikan ku?" Kamu bertanya dengan nada sendu padanya. Tomioka tak menghiraukanmu dan perlahan berjalan mendekatimu. Dia memelukmu erat hingga membuat darah yang mengalir deras dari tubuhmu menyebar ke bajunya.

"Tomioka-san. Mengapa?" Tanyamu lirih. Dia tetap tak berbicara. Kamu merasakan pelukan tubuhnya mengendor, ingin mengahiri kehangatan yang menyelimuti dirimu.

Kamu melihat Tomioka lagi, manik kalian bertemu. Menatapmu. Tatapan Tomioka dipenuhi dengan kekhawatiran dan takut.

Dia mengelus wajahmu perlahan, membersihkan bercak-bercak darah diwajahmu.

"Jangan dekati aku lagi" Ucap Tomioka. Kekehan kecil lolos dari bibirmu, tak percaya akan apa yang ia katakan.

"Aku tak mau mengganggumu lagi" Lanjut Tomioka. Dia mencium keningmu sebelum dia benar-benar pergi meninggalkanmu.

"いかないで"
Ikanaide

" (Y/N)!!" suara teriakan itu membangunkan mu. Kamu mengenal suara ini. Orang itu mengangkat badanmu yang tergeletak lemas dan melihatmu dengan tatapan takut.

Shinobu yang mendengar teriakan itu segera berlari sekuat tenaga, memeriksa apa yang sedang terjadi.
"Tomioka-san?! Kenapa?!" Tanyanya dengan nada berteriak.
" (y/n) kejang!" Balas Tomioka dengan nada bergetar.

Kamu merasakan getaran hebat diseluruh tubuhmu. Menggigil, dingin, semua samar-samar dimatamu.

"Tunggu sebentar disini! Aku akan mengambil obatnya!" Shinobu yang telah mengerti apa yang terjadi padamu segera berlari mengambil obat-obatan yang sudah ia persiapkan sebelum datang ke kediaman Tomioka.

" (y/n)!" Panggil Tomioka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" (y/n)!" Panggil Tomioka. Namun tak dibalas olehmu. Tubuhmu terus mengejang hebat di pelukan tubuhnya.
" (y/n)" panggilnya lagi, kini tangannya bergerak menepuk-nepuk pelan pipimu.

" (y/n) Jangan tinggalkan aku!!!"

MBAK SHINOBU DATENG IYEAY!!

Humn, bagaimana menurut kalian?

Happy ending kah atau sad ending kah?
Lah lah kok ngomongin ending sik gimana?!
Hahaha tenang-tenang, fanfic ini gak bakal berakhir secepat itu😋

Terima kasih banyak banyak kepada readers yang telah memberi harapan dan doa yang baik bagi saya😭😭😭😭
Saya terharu sekali:')

Terima kasih banyak banyak kepada readers yang telah memberi harapan dan doa yang baik bagi saya😭😭😭😭 Saya terharu sekali:')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*NAPA TERBALIK LAH OEEE*

Pas author gabut, author ga sengaja gambar nih Kanroji:v
Mana pake kertas bekas tugas ya allah:'v
Kalau bisa make yang bekas kenapa harus beli baru?

Terima kasih banyak-banyak lagi!!

Sincerely, Ten🌸

Remind ✿ Tomioka GiyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang