Chapter 3 : Suara ini

6.5K 910 105
                                    


'Hah--ap-apa ini?'

Kamu memandang heran tubuhmu yang tengah mengenakan baju hitam dengan rok pendek selutut dibalut haori berwarna biru muda bermotif awan-awan putih. Terdapat sebuah nichirin bergagang merah dan putih terselempang di pinggang kirimu.

Merasa heran, ditariklah gagang nichirin tersebut olehmu. Besi nichirin itu berwarna biru hitam dengan tsuba³ segi enam berwarna biru laut.

"Ini punya siapa? Seragam ini punyaku?"

Kamu memperhatikan tubuhmu yang terbalut redup cahaya putih dengan seksama. Entah mengapa, seragam ini sangat familiar di ingatanmu. Padahal, seingatmu baru kali ini kamu melihatnya.

Pikiranmu berantakan saat menyadari keadaan di sekitarmu. Keadaannya begitu gelap dan sunyi, bahkan kamu tak mampu memandang apapun selain warna hitam di sekeliling. Air yang sedang kamu tapaki pun sangat tenang, sampai-sampai bisa memantulkan bayanganmu dengan jelas.

"Air?" gumammu pelan.

Di situ sangat tenang, bahkan detakan jantungmu terdengar nyaring dan jelas tertangkap oleh indra.

Tiba-tiba telingamu menangkap suara percikan air dengan tempo yang pelan.

Clashh.. clashh.. clashh..

Irama itu terdengar seperti langkah kaki seseorang. Kamu juga merasakan adanya hawa asing di dekatmu. Namun, kegelapan ini membuatmu tak mampu memastikan apakah benar itu langkah kaki milik seseorang atau bukan.

Kamu pegang nichirin ditanganmu dengan erat, sambil terus mewaspadai keadaan. Matamu terpejam untuk memfokuskan pendengaranmu, namun suara air itu terdengar semakin menjauh.

"Eh?!" kamu terheran akan suara itu.

Tak lama, dari kejauhan samar-samar matamu menangkap sebuah pantulan cahaya putih.

'Cahaya? Itu benar cahaya kan?'

Cahaya itu bergerak menjauh disertai suara percikan air yang kian lama semakin memudar. Sifat ingin tahumu bergejolak, penasaran akan cahaya tersebut. Dengan sigap, kamu segera berlari mendekati cahaya tersebut.

Kakimu yang bergerak dengan cepat membuat air disekitarmu bergemuruh. Matamu menatap cahaya tersebut lekat-lekat. Tidak salah lagi, pergerakan cahaya tersebut selaras dengan suara percikan air itu.

Kamu terus mengikuti kemana perginya cahaya tersebut, sampai tiba-tiba cahaya dan suara percikan air itu terhenti jauh didepanmu.

Kamu percepat ritme kakimu.
'Cahayanya semakin jelas!' tubuhmu berhasil menyusul dan mendekati cahaya tersebut.

'Tapi--TUNGGU!' Sesegera mungkin kamu hentikan langkah kakimu untuk mendekatinya. Matamu terbelalak setelah mengetahui bentuk asli dari cahaya tersebut.

Cahaya itu bukanlah cahaya. Cahaya itu adalah seorang laki-laki yang memancarkan aura putih di sekelilingnya. Lelaki didepanmu itu jelas menyadari akan kedatangan dirimu, ia pun berbalik perlahan.

Kamu bisa menangkap sosok lelaki itu dengan jelas. Ia bersurai peach, mengenakan haori putih dengan dalaman baju bermotif kotak-kotak hijau kuning dan topeng rubah dengan gambar bekas luka yang terletak di mulut topeng tersebut. Di pinggang nya juga terselempang sebuah ninchirin dengan tsuba persis seperti punyamu.

Remind ✿ Tomioka GiyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang