Chapter 31 : Love you [END]

6.2K 538 236
                                    

*putar sebuah lagu sendu untuk menikmati setiap cerita ini dengan baik ya!*

Waktu menjadi berjalan lambat saat kamu benar-benar kehilangan sesorang. Saat dia benar-benar tidak ada di sisimu lagi, hidupmu menjadi semakin kosong.

Pagi itu, langit mengandung mendung. Gemuruh di sekeliling lebih sangar dari badai biasanya. Patah hati Tomioka sepatah-patahnya. Untaian penyesalan, amarah, kesedihan kini teraduk menjadi satu.

Para peziarah merundung duka di atas kuburmu. Mereka semua memutuskan untuk menguburkan Haori berserta Nichirinmu yang masih bersimbah darah. Tomioka seakan lupa akan caranya tertawa. Senyumpun pergi tak dapat ia cegah. Lalu jiwanya seakan mati bersamaan barang-barangmu terkubur.

Hari itu hujan tak hanya turun membasahi tanah, tapi juga turun dalam hatinya. Kemudian perlahan keluar melalui matanya. Ini bukanlah tangisan, ini air hujan.

'Maafkan aku sabito, aku membunuhnya. Setelah merenggut nyawamu, aku merenggut nyawanya. Kenapa aku selemah itu?'
Ocehan yang tak tahu diri ia lontarkan. Tapi tak ada jawaban apapun yang ia dengar, tidak sedikitpun. Di detik itupun ia belum percaya dengan semua yang ia lewati. Tapi nyatanya itu lah yang sedang terjadi. Ini bukanlah mimpi buruk yang berkepanjangan.

Bayangan dirimu semakin menghantui pikirannya. Sekuat tenaga ia menahan getaran lutut nya agar tidak terjatuh.

Ia melirik Shinobu yang menangis sambil mengais-ngais tanah kuburmu. " (y/n) chan ku mohon dengarkan aku.. maafkan aku.. aku sangat bersalah bukan? Maafkan aku.." tentu saja ia tak mendapati jawabanmu. Kanroji dengan sabar mengelus lembut punggungnya, sambil meyakinkan bahwa kamu telah memaafkannya.

Tomioka merasakan sebuah kepalan tangan menghantam keras pipi kirinya. Itu Tokito. Tokito yang tengah marah besar kepadanya.
"AKU MEMANG TAK PERNAH MENYETUJUIMU MEMBAWA (Y/N) DARIKU!" Ucapnya disertai tangisan yang menyayat hati setelahnya.

"TEGANYA KAU?! KAU KIRA SIAPA DIRIMU HAH?! BERHAK KAH (Y/N) MELINDUNGI LELAKI SEPERTIMU?!" Dicengkeram nya kerah baju Giyu dengan kasar serta emosi yang meluap-luap. Tak pernah terbayangkan sedikitpun dikehidupan Tokito, kalau orang yang ia cintai harus pergi terlebih dahulu meninggalkan ia sendiri di dunia busuk ini.

Yang semakin membuat Tokito emosi adalah ketika ia tau bahwa Giyu bersama mu disaat kejadian buruk yang merenggut nyawa orang yang dikasihinya.

Giyu merasakan sesak menjalar keseluruh dadanya. Bayang-bayang memori hitam kejadian pilu benar-benar membuatnya terpukul. Semua kejadian bisu, dikala seluruh orang yang dicintainya harus mati untuk melindungi diri nya. Mengapa? Apa yang membuat nya pantas hidup lebih lama?

Melihat tingkah Giyu yang tak kunjung menjawab pertanyaan nya berhasil membuat emosi Tokito semakin membara. Dipukulnya dagu runcing itu hingga tersungkur ke tanah. Tak berhenti disitu, dengan cepat Tokito menarik kembali kerahnya dan segera memukul perutnya. Tokito tanpa ampun terus menghantam pipi Giyu dengan kepalan tangannya.

Kejadian ricuh itu segera mengundang perhatian dari seluruh peziarah.

"Tokito-san sudah, jangan marah kepada Tomioka, dia bukanlah pelakunya" Ucap Rengoku menenangkannya.

"Ini bukan akhir segala nya! Kumohon hentikan!" Suara Uzui terdengar menggelegar di antara tetesan air hujan.

Tokito terdiam sejenak. Lututnya bergetar tak kuasa menahan berat tubuhnya. Akhirnya ia jatuh terduduk ditanah sambil terus terisak. Manik mint segarnya terlihat layu tersiram air matanya. Bahkan tangan mungilnya memerah akibat pukulan yang tak henti ia berikan.

Hujan semakin menjadi, membuat basah pakaian yang mereka kenakan. Para peziarah semakin lama semakin berkurang. Tanah dipekuburan itu terlihat basah tersiram hujan. Sementara Tomioka masih berdiam diri sambil sesekali menyeka air matanya. Kakinya amat berat untuk meninggalkanmu sendirian. Namun, apa yang bisa Tomioka lakukan? Menghapus air matamu? Mengajakmu tertawa? Ingin sekali ia menebus segala kesalahannya. Namun apa daya, alam beserta isinya menahannya untuk tak ikut bersamamu.

" (y/n), semoga Sabito menjagamu lebih baik dari pada diriku." Lalu ia mulai melangkah pergi.

『️◆️◆️』️

Berada disini, menjadi pilar sama seperti hidup di neraka baginya. Beberapa kali ia berfikir untuk meninggalkannya, namun segala kenangan bersamamu menahan keputusannya.

"Tomioka san." Suara itu, ia sangat mengenalinya.
"Ada apa?" Lelaki itu segera berbalik mengahadap ke wanita tersebut.

Mata ungunya terlihat lebih sayu. Surai hitam ungunya juga sedikit berantakan. Berbulan-bulan ia habiskan untuk menagisi kepergianmu. Ia kuatkan jiwanya sedikit demi sedikit agar bisa merelakan kepergianmu. Dan hari itu adalah hari dimana ia mulai menjalankan tugas dengan seharusnya.

"Maukah kau mengunjungi pusara (y/n) chan bersamaku?" Ajaknya.
Sebernarnya Tomioka sangat tidak suka mengajak seseorang untuk ikut berziarah ke makammu, karena ia takut kelepasan dan akhirnya menangis tersedu-sedu diatas kuburmu.

"Baiklah" ia tak tega melihat wajah Shinobu yang dipaksakan untuk tetap tersenyum ceria ke arahnya.
"Akan ku siapkan karangan bunga untuknya." Shinobu segera pergi berlalu untuk mengambil karangan bunga yang telah ia persiapkan.

Otak Tomioka serasa memutar seluruh kenangan bersamamu seperti kaset. Bulan pucat itu tak mampu mengalahkan indah senyummu dimatanya. Mengingat itu, ia pun ikut tersenyum bersama dengan bayangmu dipikirannya. Sehingga tanpa ia sadari, setetes demi setetes air mata turun membasahi pipinya.

Inilah kelemahannya. Ia mulai merapatkan bibirnya sedih sembari menghapus air di pipinya.
Ia memang harus menutup lembaran lalu, kemudian memulai cerita yang baru tanpa harus melupakan kenangannya.

Ia yakin bahwa selama hatinya tak mampu merelakan masa lalu yang menghantui, maka selama itu pula hatinya tak akan pernah bisa melepaskannya.

Berani mengenal dan memulai hubungan, harus berani merelakan. Tapi setiap hubungan yang berakhir pasti akan membuat salah satunya tersakiti.

"Aku tak akan melupakanmu. Selamanya. Aku janji itu." Semua yang ia katakan tak akan pernah sampai padamu.

Kamu bukanlah sebuah kesalahan, tak pernah ia menyesal telah mengenalmu. Sungguh. Dalam lubuk hati Tomioka yang terdalam, telah terkubur rapi rasa cinta yang tak akan pernah terbalaskan lagi.

Wahh Fanfic ini bakal selesai lo!!😊

Setelah ini author bakal Hiatus sampai selsai UN😚
Doakan author bisa masuk ke Sekolah yang author inginkan ya😭

Sincerely, Ten🌸

Remind ✿ Tomioka GiyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang