Chapter 26 : Taman

3K 470 97
                                    

*putar lagu diatas untuk membaca cerita yang lebih mengesankan *
///lah napa bahasanya:v///

Derap langkah mu menggema mencabik kesunyian malam. Deru napasmu terus memburu menahan sakit yang ada didada.

Sebegitu rumitnya dunia hanya karena sebuah rasa, rasa cinta.

Setiap isakan mengandung sejuta rasa benci yang meluap didada. Sakit. Mengapa Giyuu berubah? Mengapa Giyuu-kun pura-pura buta dan tuli tentang mu? Apa yang ia inginkan?

Ia telah berubah. Apa salahmu? Apa yang membuatnya berubah sehingga menyakiti hatimu?

Kakimu terus melangkah, berlari tak tentu arah kemana. Surai (h/c) mu yang berkibas-kibas mengingatkanmu akan Tokito-san. Ia pasti akan memperlakukan mu lebih baik dari Giyuu. Andai sejak awal kamu jatuh cinta kepadanya,

"TIDAAKKKKK" Lengking suaramu diudara.

"Hiks-Hiks-aku tak akan mampu-hiks HAAAAAAAAAA" Teriakmu pilu. Tangisan saja tak akan cukup mengobati luka hatimu.

Sekelebat sosok Shinobu-san terbayang dalam pikirmu. Kamu rasakan sayatan baru mulai muncul dalam hati kecilmu. Seakan ada yang mencabik dengan membabi buta, meninggalkan luka dengan darah yang mengalir deras disetiap dinding-dinding hatimu.

Benci, namun kamu amat menyayanginya. Tuhan, mengapa dunia sekejam ini?

Langkahmu terus berlari menyusuri kegelapan malam. Dimana hanya ada bulan yang menjadi teman dan petunjuk arah langkah kakimu.

Ingin sekali rasanya kembali, dan memeluk Giyu dengan lembut menikmati setiap otot-otot lengan dan punggungnya sambil berkata
"Jangan pergi, aku mencintai mu"
Namun benci ini terlanjur membawamu pergi dari peluknya.

Angin terasa dingin menyayat paru-paru. Matamu tak henti-hentinya menangisi apa yang ia lakukan.

"Hm-!?"

Kakimu segera berhenti berlari saat rerumputan di sekitarmu telah berubah menjadi sebidang tanah penuh bunga disekelilingnya. Warna bunga yang berwarna-warni berhasil membuatmu jatuh hati dalan sekejap.

Bunga yang ditanam lebat menutupi tanah. Ditengah-tengah taman terdapat sebuah jalan setapak yang hanya mampu dilewati satu orang saja. Kamu putuskan untuk melangkah mengikuti kemana arah jalan setapak itu sambil bermain, mengibas-ngibaskan bunga dengan tanganmu.

Taman bunga ditambah dengan sepoi-sepoi angin yang meniup acak surai (h/c) mu berhasil meredakan sejenak luka dihati.

Jalan setapak itu dibatasi oleh sebuah pagar kayu yang langsung mengarah kesebuah taman disebrangnya. Karena penasaran, kamu putuskan untuk melangkah lebih dekat. Tanganmu mulai terulur untuk membuka pagar kayu tersebut.

Dan benar saja, hanya dengan satu dorongan kecil pagar itu berhasil terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan benar saja, hanya dengan satu dorongan kecil pagar itu berhasil terbuka.

KRIIETT

Decit pintu tua itu. Penasaranmu telah mengambil alih kendali pada dirimu. Tubuhmu mulai bergerak mengikuti rasa ingin tahu dan hanya mengandalkan insting yang bisa saja salah sewaktu-waktu.

Rasa ingin tahumu terbayarkan saat melihat ujung dari jalan setapak tersebut.

"I-indah" gumammu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I-indah" gumammu.

Bunga di taman itu didominasi oleh Bunga Tulip berbagai warna. Bentuknya yang unik, ditambah dengan warna-warna nya yang cerah tersiram pucatnya cahaya bulan semakin menambah kesan indah tempat itu.

Matamu melihat sebuah kursi panjang bercat putih ditengah-tengah taman yang pasti cocok digunakan untuk berbincang-bincang ringan dengan teman ataupun orang yang dikasihi.

Sebuah memori lama terulang kembali. Otakmu mengingat tempat ini. Tempat yang sering kamu kunjungi saat sedang bersedih, bahagia, menangis, tertawa dan selalu ada sosok Giyu di sebelahmu.

Dia yang selalu menemanimu disetiap hari, siang, malam, hujan, semi, bersalju, gugur. Setiap saat, setiap waktu, seluruh hari diduniamu tak lepas darinya.

Kamu duduki kursi yang teronggok sepi dimakan dinginnya malam itu. Dingin. Kursi ini dingin, mungkin berbeda saat kamu sedang bersama Giyu malam ini.

'Ah, tuhan terlalu kejam untukku'

Apa ini akhirnya? Seperti ini? Dikhianati? Disakiti oleh orang-orang yang kamu cintai? Jahat! Tuhan jahat!

Air matamu sudah mengering. Sudah tak mampu lagi untuk menangis meratapi apa yang telah terjadi. Berat memang. Tapi kamu yakin, jawaban terakhirnya pasti melepaskannya. Iya, lepaskan saja.

"Kamu ingin menangis nona?"

"EH?!"

Ekhem.. anggap hari Selasa dah ya...
Dan EKHEM..
Sebelumnya author mau jelasin kalau gambar itu siang ya iya author tau..
Author gak nemu gambar yang mendukung khayalan auhtor:(
Hiksd..

Ja~ Terima kasih banyak atas votenya!

Sincerely, Ten🌸

Remind ✿ Tomioka GiyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang