"JANGAN MELANGKAH LEBIH DARI ITU!"Suara teriakan nyaring berhasil menghentikan pergerakanmu. Matamu tercengang sebelum akhirnya menoleh, melihat siapa yang baru saja berteriak.
Itu Tomioka-san. Dia terlihat marah dengan kedua tangan yang mengepal, bersiap untuk meninjumu kapan saja.
"M-m-maaf Tomioka-san! Aku hanya melihat sebuah bayangan berdiri di ruanganmu" bela mu sambil menunduk meminta maaf padanya.
"Pergi! Jangan pernah kamu masuki lorong ini lagi!" Usirnya. Bulu kudukmu berdiri tegak mendengar suaranya yang menggelegar. Tanpa basa-basi, segera kamu berlari keluar dari lorong dan kembali kekamarmu secepat mungkin.
Napas Tomioka terdengar berat. Dia terlihat frustasi sambil mengusap kasar wajah dan rambutnya.
"Hampir saja"
『️◆️◆️』️
"Mizu no kyoku: Ni no kata: Mizu Guruma"
(Pernapasan air: jurus ke dua: roda air)"Mizu no kyoku: Ku no kata: Suiryu shibuki"
(Pernapasan air: jurus ke sembilan: percikan air)Kalian saling menyerang, mengandalkan jurus yang dikuasi masing-masing. Tubuh kalian terlihat berirama dengan percikan air yang tak henti-hentinya keluar dari pedang kayu yang dipegang satu sama lain.
Kayumu terpental karena serangannya. Secepat kedipan mata kamu bergerak mundur untuk mengambil pedang kayu itu. Namun Tomioka tak kalah cepat melompat menebaskan pedangnya kebawah, mengeluarkan air yang mengalir deras bak air terjun.
Kakimu bergerak cepat menendang tanah dan meluncur bebas di udara. Kamu tusukkan pedangmu ke arah matanya, namun akhirnya hanya udara kosong yang berhasil kamu tikam.
BRUAK!
Kamu yang tertarik gravitasi segera jatuh ke tanah menghantam rerumputan.
"Aduh!" Rintihmu kesakitan.
"Aku menang lagi" ucapnya sambil berjalan mendekatimu.
"Besok aku yang akan menang!" Ucapmu lantang, seperti kejadian itu akan benar-benar terjadi esok hari."Jangan berharap lebih kalau seranganmu masih selemah itu" Ucapnya mematahkan semangatmu.
Kejadian kemarin malam membuat mentalmu sedikit menurun hari ini. Menatap Tomioka seperti menatap sebuah serpihan kaca yang siap menusukmu. Menakutkan.
Ucapannya kemarin malam terus terngiang-ngiang dikepalamu. Tak salah lagi kalau itu kamarnya. Tidak memperbolehkan seseorang masuk kekamar milik mu memang wajar. Tapi, mengapa ada bayangan seseorang yang berdiri dikamarnya?
"Hei" panggilnya.
Kamu yang mendengar itu segera membuyarkan lamunanmu dan menjawab panggilannya.
"Iya Tomioka-san?" Tanyamu.
"Masih sering mengigau?"
"Heh!? Uhmm.. Entah lah, tapi setiap malam aku selalu bermimpi" Ucapmu.
"Kalau lebih buruk aku akan panggilkan Shinobu untuk meminta obat penenang." Janjinya.Kamu hanya tersenyum tipis sambil mengibas-ngibaskan tanganmu diudara, menolak tawaran yang diajukannya.
"Tidak Tomioka-san. Aku akan merepotkan Shinobu-san nanti" ucapmu.Dia hanya menatapmu tak berselera lantas melangkah menjauh.
"Terserahmu saja""Ini latihannya sudah selesai Tomioka-san?" Tanyamu padanya.
"Hm. Kamu mau lanjut sampai malam?" Ucapnya menyadarkanmu kepada sang mentari yang mulai menjingga."Ahaha aku tau Tomioka-san pasti capek kan?" Godamu padanya. Dia tak berbalik dan terus melangkah meninggalkan serta mengacuhkan mu.
Kamu mengedikkan bahu sejenak lalu mulai melangkah menuju kamar. Tak ingin mengambil pusing atas sikap kacang yang ia berikan. Otakmu mulai membayangkan kegiatan yang akan kamu lakukan setelah ini. Mandi dulu, lalu makan, dan tidur..
DEG.
Entah mengapa rasa takut menyelubungi pikiranmu. Rasa takut untuk tertidur malam ini. Mimpi, mimpi itu, pasti akan terulang. Mimpi yang tak pernah kamu ketahui apa maksudnya.
Kamu memejamkan matamu untuk menenangkan tubuhmu yang mulai bergetar. Meyakinkan dirimu bahwa malam ini akan baik-baik saja.
"Langsung tidur saja sebentar lagi" ucapmu memberanikan diri. Kamu segera melangkah menuju kamar, berganti baju, dan mulai menggerai futonmu dilantai. Tubuhmu mencoba menyamankan diri senyaman mungkin dibawah dekapan hangat selimut itu. Dan benar, tak lama akhirnya kamu tertidur.
Manik (e/c) mu terbuka, memperlihatkan sebuah pemandangan indah terhampar. Kebun bunga matahari itu terlihat amat bersinar dibawah mentari.
GREP
Sebuah tangan terangkat lantas meraih lembut tanganmu. Kamu merasakan tangan dingin itu sedikit lengket merangkak memeluk lenganmu .
Manikmu terlirik perlahan, memastikan tak ada yang janggal darinya. Seorang perempuan bersurai hitam sepundak memeluk lenganmu dengan kedua tangannya yang berlumuran darah.
Napasmu terus memburu dan sesegera mungkin kamu memejamkan matamu karena tak berani melihatnya.
"Hei" panggilnya.
Mulutmu terkatup sempurna, tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Satu tangan perempuan itu terulur menjapit dagu rampingmu dengan jarinya.
"Hei! Lihat itu" ucapnya.
Kamu yang mendengar perintah itu segera membuka matamu dan melihat seorang lelaki berdiri dengan lumuran darah dikepalanya. Tetesan darahnya bahkan sampai menetes-netes mewarnai kelopak bunga matahari dibawahnya.
Tubuhmu semakin menggigil, gemetaran sekuat tenaga menahan ketakutan. Kakimu terasa kaku untuk berlari. Matamu terus meneteskan air mata untuk meluapkan rasa takut mu.
PLAKK!!
Sebuah tangan berhasil menampar pipimu hingga memerah. Kamu akhirnya tersadar dari mimpi. Mimpi buruk yang baru saja kamu alami.
Napasmu masih memburu, namun Tomioka dengan sigap menyodorkan segelas air putih kepadamu.
"Apa yang terjadi?! Kamu berteriak lalu menangis?" Tanyanya dengan setengah berteriak. Bibirmu pucat dan terasa kelu. Kamu hanya bisa menggeleng untuk menjawabnya.
"Katakan saja!" Desaknya.
Tanganmu bergerak memeluk tubuhnya dengan erat. Air matamu tumpah didalam dekapannya.
"Aku melihat seorang perempuan dan lelaki yang berlumuran darah hiks-hiks" Ucapmu tersengal-sengal.
Tangan hangatnya bergerak merangkup kepalmu, meletakkan tubuhmu lebih dalam dalam pelukannya.
"Hshh.. tidak apa. Tak ada yang perlu dikhawatirkan" ucapnya menenangkan.Malam itu, Tomioka menyalurkan seluruh perasaannya melalui pelukan. Pelukan hangat yang ia berikan kepadamu, membuatmu merasa aman dan nyaman.
Detak jantungnya terdengar berirama sangat lembut, tertangkap jelas ditelingamu yang menempel didadanya. Merasakan hembusan napasnya yang hangat keluar masuk mengenai dahimu.
Dia memelukmu dengan seluruh kasih yang ia miliki. Nyaman, bahkan pelukan miliknya jauh lebih hangat dari pada milik Tokito-san. Tak lama akhirnya kamu tertidur dalam dekapannya. Tertidur tanpa bermimpi untuk pertama kalinya dirumah ini.
Huwaa up lagi :)
"Loh kak ini, masih jumat lo belom minggu?"
Iye tau sayang💕
Author kepingin update aja:)
Tenang kok besok dan besok lusa up lagi:>Author baik karenaaaa mood author lagi bagus dan hari ultah saya besok hari XD🎉
Gak pentingDah sekian terima kasih:)
*satu minggu full kegiatan diluar sekolah itu capek sekali:) *
Sincerely, Ten🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Remind ✿ Tomioka Giyuu
Fantasyೃ༄❥ Tomioka Giyuu x Readers [COMPLETED] Di zaman ini, dimana para oni berkeliaran memangsa para manusia lemah. Seseorang yang kuat selayaknya untuk melindungi. Namun, apa kau pikir melindungi semudah itu. (Y/n) merasa terbangun dari kematian. Dia...