Chapter 17 : Tawanya

3.7K 579 403
                                    


'Hah apa ini'

Kamu berdiri dipinggir sebuah aliran sungai yang penuh dengan bunga teratai. Angin disitu terasa begitu menyejukkan menerpa wajah. Menerbangkan helaian (h/c) suraimu.

" (y/n)"

Panggil seseorang dari belakangmu. Kamu yang tengah menikmati pemandangan itu segera berbalik dan menangkap sesosok perempuan mungil berkimono bunga membawa sebuah Haori biru dengan corak awan.

Dia berjalan mendekat dan mengenakan haori itu dibadanmu.
"Punyamu" ucapnya lembut.
"Pu-punyaku?" Tanyamu terheran-heran.

Tak lama sebuah tangan muncul mengikatkan sebuah topeng rubah disamping kepalamu. Entah apa yang telah terjadi, tubuhmu seakan tak bereaksi dan membiarkan orang itu mengenakannya dikepalamu.

"Ini punyamu juga" ucap seseorang dengan suara berat khas lelaki.

Setelah merasa ikatan talinya sudah kencang, lelaki itu segera mundur dan membiarkan wajahnya ditatap oleh manikmu. Lelaki berhaori putih polos, bersurai peach dengan luka pipinya sedang tersenyum simpul ke arahmu.

"S-s-sa-sabi-sabit-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"S-s-sa-sabi-sabit-"

BRAK!!

Gebrakan itu berhasil membangunkan tidur lelapmu. Kamu yang terkejut, reflek membuka mata dan segera menarik posisimu menjadi duduk. Kamu melihat seorang lelaki dengan rambut acak-acakan membuka lebar fusuma mu, disertai tatapan herannya yang menatap lurus kearahmu.

Hening. Sekian lama menunggu, namun lelaki itu tetap diam ditempat dengan sebuah tatapan aneh terlontar melalui sorot manik samudranya.

"Kau mengigau" ucapnya lalu menutup kembali fusuma itu, dan berlalu pergi.

"Eh?! Sumpah gitu aja?!! Ga guna tau gak!!" Sumpah serapah mulai komat-kamit kamu ucapkan. Mengagetkan orang tidur cuma bilang "kamu ngigau" dasar aneh!

Giyu berhenti sejenak, menyandar tepat di dinding kamarmu. Dia terlihat berpikir sejenak sambil memijit-mijit pelan dahinya. Napas gusar ia hembuskan dari hidung mancungnya, lantas berjalan masuk ke dalam kamar yang bersebelahan dengan kamarmu.

'Barusan aku mendengar dia memanggil nama Sabito berulang kali bukan?'

『️◆️◆️』️

Sinar mentari pagi mulai menerpa bumi di awal hari ini. Sinar mentari yang hangat, ditambah dengan udara yang masih sejuk pasti membuat hati siapapun menjadi tenang.

Pagi hari identik dengan dimulainya aktivitas seluruh manusia, bagitu pula denganmu.

Kamu sedang duduk disebuah ruangan makan sejak 30 menit yang lalu. Sedang apa? Jelas menunggu lelaki mesum itu.

Srakk!!

Suara fusuma yang bergeser, memperlihatkan lelaki muda tinggi dengan rambut hitam panjang yang acak-acakan sedang beridiri sambil berusaha mengumpulkan seluruh nyawanya.

Remind ✿ Tomioka GiyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang