Chapter 30 : Sayonara

4.5K 541 194
                                    

Kau tahu, sesungguhnya penyesalan terdalam ku adalah saat kehilanganmu tanpa terucapnya sebuah kata perpisahan

" (Y/N) TETAP SADAR! SHINOBU AKAN SEGERA DATANG KESINI" Giyu tak berhenti berteriak. Dia menyuruh gagaknya pergi menemui Shinobu untuk membawa kabar buruk tentangmu.

" (Y/N)!!" Teriak Giyu pilu. Tangannya tak berhenti mengusap lembut wajahmu. Ia tak ingin melepaskanmu walau sedetik saja. Dipeluknya tubuhmu yang tak berhenti mengejang. Kesadaranmu mulai menghilang, kamu tak mampu merasakan apapun selain rasa terbakar diseluruh nadimu.

" (Y/N) BERTAHANLAH!" Setetes air mata turun dari manik samudranya. Dia tak berhenti berteriak, terus berteriak memanggil namamu. Tetes air matanya turun mengenai pipimu. Dengan ajaib kesadaranmu kembali, kamu mampu merasakan getaran pada setiap pergerakan tangannya. Dia takut, sangat takut kehilanganmu.

"G-giyu" panggilmu lirih.
"Ah- (y/n) aku disini aku disini jangan takut, aku disini" Ucapnya dengan bibir bergetar. Kedua tanganmu bergerak menyetuh kedua sisi pipinya dengan hangat.

"お願いします, 今殺して"
Onegaishimasu, Ima koroshite
Aku mohon, bunuh aku sekarang

Maniknya membulat sempurna. Bibirnya menganga tak percaya tentang apa yang baru saja kamu ucapkan.
"TIDAK! TIDAK AKAN PERNAH!" Teriaknya sambil memelukmu lebih erat.

Kamu genggam lengannya yang bergetar.
"A-aku bukan lagi manusia" ucapmu sambil menahan tangis.
"SIAPA BILANG. KAMU TETAP MANUSIA" Giyu menyangkalnya dengan keras. Dia berusaha untuk tetap meyakinkan dirinya sendiri bahwa kamu akan baik-baik saja. Ia tak mempedulikan sepasang taring yang mulai mencuat dari sudut bibirmu, ia tak peduli akan kukumu yang mulai menusuk merobek kulitnya.

"Giyu!" Kamu bergerak menyatukan dahimu dengan dahinya. Merasakan kehangatan cintanya untuk terakhir kalinya.

"愛している"
Aishiteiru
Aku cinta kamu

Tangisannya semakin menjadi. Dia menggeleng kuat dan mulai menyatukan bibirnya dengan bibir pucatmu. Dia menciummu dengan hangat disertai perasaan yang tersayat mengingat mungkin ia tak akan pernah melakukan ini lagi kepadamu.

"私もあなたを愛しています"
Watashi mo anata o aishiteimasu
Aku juga cinta kamu

Manikmu mulai meneteskan air mata. Menatap maniknya lekat-lekat, menikmati setiap detik kebersamaanmu bersamanya.

Sakit rasanya saat mengingat seluruh kejadian indah bersamanya. Seluruh cerita panjang yang pernah dialui sebelumnya. Semuanya berputar bak kaset tua yang ditayangkan kembali.

Tangan mu bergerak cepat mengambil nichirinnya dan menebaskannya untuk memutuskan urat lehermu sendiri.

CRATSS!!

Maniknya terbelalak, cipratan darahmu membasahi setiap inci wajahnya.
"AAAAAAAAKKKKKKKHHHHH"
Teriaknya pilu berusaha mengambil kepalamu yang tergelinding di tanah, lantas berusaha untuk menyatukannya kembali dengan tubuhmu yang mulai terkikis.

" (Y/N) APA YANG KAU LAKUKAN" Racaunya dalam tangisan.
"Ai-shi-teiru" ucapmu terbata-bata.
" (Y/N) JANGAN PERGI LAGI DARIKU" Teriaknya sambil terus memegangi kepalamu yang semakin menghilang. Dia menggeleng kuat tak percaya akan apa yang ia lihat saat ini.

"A-i-shite-i-ru" Itu adalah kata terakhir yang terucapkan dari bibirmu, sebelum akhirnya kepala dan tubuhmu benar-benar menghilang terganti debu-debu yang berterbangan diudara.

" TIDAK (Y/N) JANGAN TINGGALKAN AKU" Ucapnya seraya berusaha mengambil debu-debu itu. Kakinya yang patah tak jadi penghalang baginya untuk bergerak.
" (Y/N) KUMOHON JANGAN PERGI" Teriaknya, namun tak lagi mendapatkan balasan darimu.

" (Y/N)!!!!!!"

Shinobu datang sambil berlari dari kegelapan. Ia hanya melihat Tomioka yang bersimbah darah sambil memeluk sebuah seragam demon slayer. Manik ungunya membulat, tak mampu menangkap sosokmu dimana-mana.

"T-tomioka san, dimana (y/n)" Panggilnya kepada Giyu, namun yang ia dapatkan hanyalah tangisan Giyu yang semakin menjadi.

Malam itu serasa angin mendesah sedih kepadanya. Awan tipis tak ingin menutupi sinar rembulan. Rembulan itu sebelumnya memiliki para bintang untuk menemaninya, tapi ada saatnya di mana rembulan harus berjuang sendirian tanpa bintang-bintang nya, karena ia harus. Kalau rembulan ikut menyerah, maka siapakah yang akan mengusir gulita pada bumi ini?

Maka siapakah yang akan menjadi saksi bisu atas kematianmu malam ini? Mati untuk menyelamatkan seluruh umat manusia dibumi ini. Shinobu menatap kosong ke arah pakaian berlumur darah yang tengah Tomioka peluk saat ini.

"Tomioka-san ini (y/n)?" Ucapnya ragu.
Tomioka tak henti-hentinya menangis. Air mata berjatuhan membasahi wajahnya. Mulut Shinobu bergetar hebat masih berusaha mencari kebenaran tentang keberadaan mu.

" (y/n)" lirih Tomioka.

" (y/n) telah pergi"

'Terlalu cepat. Ini terlalu cepat. Waktu yang terlalu cepat berputar atau aku yang tak pernah menghargai keberadaanmu?'

Moshi-moshi minna-san!!
Belum abis kok ini:>
Sampai ketemu di Chapter selanjutnya!!

Sincerely, Ten🌸

Remind ✿ Tomioka GiyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang