Part 38

86.8K 4.3K 70
                                    


Disinilah fio dan keluarganya, disalah satu mall yang juga milik aldrik. Mereka terus berjalan mengekori alena yang terus saja berjalan sedari tadi.

Keluar masuk toko, seolah dia memiliki tenaga yang banyak untuk berkeliling dari tadi. Mereka yang mengikuti alena sedari tadi saja merasa begitu lelah keluar masuk toko dari tadi.

"Bunda aku capek.." rengek fio yang benar-benar lelah. Saking lelahnya fio mendudukkan dirinya dilantai mall tanpa rasa malu sedikit pun.

"Fio bangun... Ya ampun kamu itu perempuan masa sembarangan duduk aja sih.." kata alena menarik tangan fio agar berdiri.

Fio mengelengkan kepalanya, dia tidak peduli dengan tatapan aneh dari para pengunjung mall.
"Aku capek..mau minum...laper juga nih bun... Kita udah muter-muter mall segede ini dari 3 jam yang lalu... Bunda nggak capek apa?" cerocos fio panjang lebar.

"Iya bun kita istirahat dulu dong, aku juga capek." kata daniel kepada alena. Alena menatap allan dan juga aldrik bergantian. Allan dan aldrik juga terlihat lelah.

Alena tidak sadar bahwa mereka sudah 3 jam berkeliling dimall tanpa istirahat. Dia terlalu gembira membelikan anak perempuannya barang-barang yang seharusnya dari dulu ia pakai.

"Iya iya kita istirahat" kata alena. Mendengar itu fio langsung berdiri dan menggandeng tangan ayahnya berjalan kearah cafe meninggalkan alena, allan dan daniel.

"Kenapa kita ditinggal?" tanya daniel cengo melihat kelakuan kakak dan juga ayahnya.

"Ikutin aja" jawab allan membawakan belanjaan alena untuk fio yang sudah dibeli.

Alena,allan dan daniel berjalan mengikuti aldrik dan juga fio yang sudah berada didalam cafe.

"Mau makan apa?" tanya aldrik ketika sudah melihat istri dan anak laki-lakinya duduk bersama mereka.

"Samain aja sama pesanan kamu." jawab alena dan aldrik hanya menganggukkan kepalanya.

Aldrik memanggil pelayan dan memesan makanan untuknya dan istri dan juga anak-anaknya.

"Aku ketoilet bentar ya yah, bun" pamit fio dan mendapat anggukan dari ayah dan bundanya.

Fio berjalan meninggalakan keluarganya dan berjalan ke arah toilet.
Bruk..
Fio berjalan tergesa-gesa dan akhirnya dia menabrak seorang pria. Fio hampir saja terjatuh kebelakang jika orang itu tidak mehannya agar tidak jatuh.

"Aduh maaf maaf." kata fio meminta maaf tanpa melihat orang itu.

"Freya." panggil orang itu dengan suara lirihnya. Fio langsung menegang mendengar panggilan itu. Sudah lama dia tidak mendengar nama itu.

Fio mendongakkan kepalanya melihat orang itu. Tanda dapat dicegah air mata fio jatuh begitu saja membasahi pipinya.

"Angga." kata fio lirih.

Pria yang dipanggil angga oleh fio tadi tak kalah terkejutnya. Sudah lama dia tidak bertemu dengan fio atau yang lebih akrab dipanggilnya dengan freya.

"Kamu apa kabar?" tanya angga kepada fio.

Fio berjalan mundur menjauh dari angga dan berlari kearah toilet. Sedangkan angga yang melihat itu hanya bisa tersenyum getir melihatnya.

Fio berlari kedalam toilet dan menangis dalam diam. Fio menangis sejadi-jadinya, entah kenapa dadanya merasa begitu sesak melihat angga.

"Kenapa? Kenapa dia harus kembali?" tanya fio kepada dirinya sendiri.
"Kenapa ngga? Kenapa?!" kata fio lirih dalam bilik toilet.
"Gue benci lo ngga, benci!" kata fio lirih.
"Nggak.. Gue nggak boleh nangis karena dia...gue nggak boleh nangisin dia" kata fio sambil menghapus air matanya. Fio mencuci wajahnya agar tidak terlihat selesai menangis.

My Bad Girl (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang