Part 43

86K 4.1K 99
                                    


Disinilah fio saat ini, gadis itu sedang berdiri ditepi pantai saat ini. Dia berusaha untuk tidak menangis lagi karena pria tadi.
Fio berusaha menyimpan semuanya dan terlihat baik-baik saja agar keluarganya tidak khawatir kepadanya.

"Kenapa lo datang lagi sih ngga?" gumam fio pelan. Tanpa dapat dicegah air mata fio lolos begitu saja membasahi pipinya.

Fio menangis dalam diam, dia sudah berusaha untuk tidak menangis. Tapi setiap dia melihat dan mendengar suara laki-laki itu, entah kenapa masa lalunya kembali muncul kepermukaan dan kembali mengoyak luka lama yang sudah berusaha dihapus oleh fio.

Allan dapat melihat adiknya itu sedang menangis, dia tahu bagaimana perasaan fio saat ini. Jika sampai adiknya terpuruk seperti dulu lagi allan bersumpah akan menghabisi pria bernama angga itu.

Allan berjalan kearah fio dan langsung memeluk adiknya dari belakang. Allan dapat merasakan tubuh adiknya bergetar dan itu menandakan bahwa sang adik sedang menangis.

"Fi abang mohon jangan nangis." kata allan kepada.

"Fio nggak nangis kok cuman kelilipan."kata fio berbohong. Jelas-jelas dia menangis tapi dia tetap saja berbohong, padahal dari suaranya saja orang bisa tahu kalau dia sedang menangis.

Allan melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh fio agar menatap kearahnya. Allan dapat melihat bahwa fio sedang menangis dan gadis itu langsung menundukkan kepalanya.

Allan menarik nafas dalam dan membawa fio kembali kearah hotel. Allan tidak membawa fio masuk melainkan ketaman hotel. Allan mendudukkan fio dikursi taman.

"Kamu nggak bisa bohong sama abang fi" kata allan menghapus air mata fio dengan ibu jarinya.

"Fio nggak bisa lagi bang...fio..nggak bisa buat..hiks pura-pura baik-baik aja..hiks hiks" tangis fio pecah disaat itu juga. Dia benar-benar sudah lelah dengan hidupnya, harus berpura-pura baik-baik saja padahal hatinya terluka.

Allan tidak bisa melihat adiknya menangis seperti ini. Rasanya allan ingin mengambil semua rasa sakit yang adiknya rasakan saat ini, dia benar-benar tidak sanggup mendengar suara tangisan adiknya.

"Abang mohon..jangan menangis." kata allan dengan suara serak karena menahan tangisnya. Katakan lah allan laki-laki yang cengeng tapi jujur dia tidak bisa melihat dan mendengarkan tangisan adiknya.

Allan memang laki-laki dingin dan tidak peduli sekitar. Tapi dia akan sangat rapuh ketika keluarganya terluka, dan terlebih saat ini yang sedang terluka adalah adiknya kesayangannya.

"Kenapa bang hiks kenapa dia kembali lagi hiks hiks" kata fio yang sudah tidak bisa menghentikan tangisannya. Ia tahu ini tidak benar, seharusnya ia tidak menangis. Fio tahu kalau allan akan sangat terluka jika dia menangis tapi dia tidak bisa apa-apa. Matanya terus saja mengeluarkan air mata tanpa dapat dicegah.

"Dia udah bikin aku kembali merasa kecewa dan rasa bersalah lagi bang hiks. Fio nggak kuat hiks hiks. Semua ini terlalu menyakitkan bang, fio nggak kuat, fio lelah, fio pengen pergi aja bang hiks. Fio pengen nyusul shila hiks, fio mau minta maaf sama dia hiks hiks" racau fio didalam pelukan allan.

Allan kaget bukan main mendengar perkataan adiknya itu. Dia tidak bisa membayangkan perkataan fio tadi, tidak dia benar-benar tidak bisa.

"Kamu mau bikin abang mati muda ya..kamu mau liat ayah, bunda, daniel hancur...kamu mau membuat keluarga besar kita hancur fi....kamu adalah princessnya keluarga kita...apa kamu bisa banyangin kalau kamu nekat buat nyusul shila gimana perasaan kita ketika kamu pergi...samua masalah ada jalan keluarnya fi" kata allan yang bersusah payah menahan tangisannya. Dan tanpa dapat dicegah air mata allan jatuh.

My Bad Girl (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang