Suara teriakan seseorang begitu menggema dalam sebuah kamar hotel. Orang itu terus saja memukuli dinding yang tidak bersalah. Bahkan tangan cowok itu juga sudah mulai mengeluarkan darah segar tapi tidak dihiraukan olehnya.
"Agrrrhh...!!" cowok itu kembali berteriak dengan keras dan semakin keras memukuli dinding didepannya.
"Gue benar-benar pengen ngehabisin cowok brengsek itu!!" teriaknya lagi.
"Brengsek!! Bajingan!! Sialan!!!" teriaknya lagi dan semakin membabi buta memukili dinding.
Cowok itu terus saja berteriak menyumpah serapahi seseorang dan tidak menyadari bahwa ada orang yang sudah masuk kedalam kamarnya. Orang itu berjalan kearah cowok itu dan berdiri didepannya.
Hambir saja cowok itu memukulnya jika cowok itu tidak cepat menahan tangannya agar tidak memukul gadis didepannya ini.
Gadis itu tersenyum kearah cowok itu dan mengangkat tangannya yang mengeluarkan darah segar.
"Kenapa nyakitin diri sendiri?" tanya gadis itu sambil melihat luka ditangan cowok itu.
Cowok itu tidak menjawab tapi dia malah langsung membawa gadis itu kedalam dekapannya.
"Aku nggak bisa liat kakak terpuruk kayak dulu lagi." kata cowok itu pelan. Mereka adalah daniel dan juga fio."Kakak nggak akan terpuruk lagi" jawab fio membalas pelukan adiknya.
"Aku nggak bisa liat kakak kayak dulu lagi. Aku benar-benar nggak bisa kak." kata daniel lagi.
"Kakak janji nggak akan kayak dulu lagi niel. Kakak nggak akan kayak gitu lagi, tapi kenapa kamu menyakiti diri kamu sendiri?" tanya fio melepaskan pelukan daniel.
Daniel mengangkat tangannya dan melihat tangannya yang mengalirkan darah segar.
"Ini nggak seberapa dibandingin rasa sakit yang kakak rasain." jawab daniel."Nggak usah lebay deh, sini kakak obatin" kata fio membawa daniel duduk disofa, fio melihat sekeliling untuk mencari kotak P3K.
Setelah menemukannya fio mengambil kotak itu dan mulai mengobati luka ditangan daniel. Daniel hanya diam saja memperhatikan fio yang begitu telaten mengobati tangannya.
"Ngapain di obatin sih kak?" tanya daniel kepada fio.
"Lebih baik diobatin selagi masih ada obatnya." jawab fio santai.
"Kakak nggak pa-pa kan?" tanya daniel kepada fio.
Fio mengangkat kepalanya dan melihat kearah daniel.
"Kakak nggak akan apa-apa jika ada kalian yang selalu mendukung kakak. Kalian adalah obat dari rasa sakit yang kakak rasakan. Jadi kakak mohon jangan sakitin diri kamu sendiri ketika kamu marah. Liat kamu kayak gini kakak nggak baik-baik aja niel, kakak juga ngerasain apa yang kamu rasain. Kamu bisa janjikan buat berhenti nyakitin diri sendiri ketika kamu sedang marah?" tanya fio kepada daniel."Janji kak" kata daniel memeluk fio erat.
"Aku Daniel Darka Calton berjanji nggak akan nyakitin diri sendiri jika sedang marah" kata daniel kepada fio.
Fio tertawa pelan melihat kelakuan adiknya itu. Disaat seperti ini lah fio merasa sangat disayangi dan merasa bahwa dirinya begitu beruntung. Memiliki keluarga yang selalu ada untuknya dan selalu mendukungnya dalam keadaan apapun.
******************************
Fio berjalan dengan langkah gontai menuju kamar yang ia tempati selama disini. Hari ini begitu berat bagi fio dan ia membutuhkan tidur yang nyenyak malam ini.
Baru dihari pertamanya dia dibali dia sudah mendapatkan banyak kejutan. Entah apa yang akan terjadi besok, semoga saja tidak terjadi hal yang tidak diinginkan oleh dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Girl (END)✓
Teen Fiction#Jangan lupa vote dan coment ya..:) Fiorella Freya Calton yang akrab di panggil Fio.orangnya petitilan,punya sikap tomboy,dan dia juga merupakan bad girl disekoh. Keluar masuk BK adalah hobi bagi fio.selalu bolos di saat jam pelajaran...