Part 65

74K 3.4K 100
                                    

Disinilah icha saat ini. Didepan rumah mewah berlantai dua dengan gerbang berwarna hitam. Rumah yang sudah beberapa tahun belakangan ini tidak dia kunjungi.

Rumah yang penuh dengan kenangan-kenangan manisnya bersama dengan fio, shila, dan acha. Rumah yang selalu dianggap sebagai rumah kedua bagi mereka bertiga..

Rumah yang memiliki halaman yang luas dengan ditanami berbagai jenis bunga.

Icha menghembuskan nafas pelan dan memencet bel didepannya. Tidak lama muncul seorang pria paruh baya dari balik pagar besi yang tinggi itu.

"Non icha ya?" tanya pria itu.

"Iya pak. Masih ingat ternyata icha pikir udah lupa." jawab icha ramah.

"Nggak mungkin bapak lupa sama non icha. Kan dulu sering kesini." jawab pria itu.

"Haha...icha boleh masuk nggak nih pak."

"Aduh maaf non. Babak malah bawa non icha ngobrol diluar. Ya udah ayo masuk non."

"Iya pak. Makasih."

"Iya sama-sama non."

Icha dibawa masuk oleh pria itu sampai kedepan pintu rumah. Bapak-bapak itu tidak mengantar icha masuk kedalam karena dia masih memiliki pekerjaan.

Icha kembali menghembuskan nafas pelan. Setelahnya icha mengetuk pintu rumah besar itu. Tidak lama muncul seorang remaja laki-laki dari balik pintu itu.

"Mau apa?" tanya laki-laki itu.

"Ketemu fio bang." jawab icha pelan. Ya orang itu adalah allan dengan wajah datar dan dinginnya.

"Mau apa?"

"Ada yang perlu icha bilang sama fio bang."

"Masuk."

Icha langsung memasuki rumah itu dan melihat alena dan aldrik yang sedang duduk diruang tamu dengan kenzo.

"Eh ada icha. Mau cari fio ya sayang?" tanya alena lembut dengan senyuman manisnya.

"Iya bun." jawab icha sambil menyalami aldrik dan juga alena.

"Icha boleh ketemu sama fio kan bun?" tanya icha kepada alena.

"Boleh lah sayang. Kamu nggak lupa kamar dia kan. Kamu langsung aja kekamarnya fio."

"Makasih bun. Kalau gitu icha keatas dulu ya bun, yah, bang."

Setelah mendapat anggukan dari mereka, icha langsung berjalan kearah kamar fio. Kamar yang dulu sering ia kunjungi dan membuat kamar itu berantakan.

#Skip kamar fio

Icha mengetuk pintu kamar fio dan tak lama muncullah fio dari balik pintu itu. Fio sempat kaget dengan kehadiran icha didepan pintu kamarnya.

"Gue mau ngomong." kata icha.

"Ya udah masuk." ajak fio.

Mereka duduk disofa kamar fio. Mereka duduk berhadapan. Icha sempat kaget ketika memasuki kamar fio. Kamar yang dulunya didominasi dengan warna pink, dan biru langit itu. Kini berubah menjadi berwarna hitam, putih, dan abu-abu.

"Mau ngomong apa?" tanya fio memecah lamunan icha. Icha menatap fio dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maaf" satu kata keluar dari mulut icha.

"Buat apa?" tanya fio bingung.

"Buat sikap gue seminggu belakangan sama lo.. Nggak seharusnya gue nyalahin lo atas kejadian itu. Nggak seharunya gue marah dan jauhin lo. Gue udah kehilangan dua sahabat fi, cuman lo yang gue punya. Tadi mommy sama daddy nasehatin gue. Nggak seharusnya gue kayak gini sama lo. Seharusnya kita menjadi penguat dan penyemangat untuk satu sama lain. Mommy juga bilang kalau bukan gue aja yang terpukul atas kepergian acha, tapi mereka dan lo juga ngerasaainnya. Maafin gue fi..hiks..gue begok..hiks hiks." kata icha panjang lebar kepada fio.

My Bad Girl (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang