Senyumnya kadang mengembang tapi luntur lagi. Mengalihkan pandangan lalu kembali menatap pantulan dirinya. Lalu kembali tersenyum.
Begitu terus selama beberapa menit.
Dia bingung harus melakukan apa.
Digigitnya bibir bawah pelan, tangan kanannya memegang erat buket bunga cantik, tapi melihat itu tidak membuatnya merasa tenang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diletakkannya bunga itu di atas meja rias lalu Minhee berjalan mondar mandir.
Menatap pintu tapi sejak tadi pintu itu masih tertutup rapat.
Apa semuanya baik-baik saja?
Minhee menghelakan nafasnya lalu duduk lagi. Tangannya sedikit merapihkan blues putih yang ia kenakan lalu terdiam lagi.
Cklek.
Pintu akhirnya terbuka, menampilkan Ayah dari Minhee yang sedang tersenyum,
"Udah siap?"
Minhee tersenyum tipis lalu mengangguk. Tangannya kembali mengambil buket bunga lalu berjalan mendekati lelaki paruh baya itu,
"Pah... Mini takut~"
"Kenapa takut?"
Minhee menggeleng dan menunduk, menatap serangkaian bunga putih di genggamannya, "Mini takut aja~ gimana kalo acaranya gk berhasil?"
Papa Kang tersenyum kecil lalu mengusap rambut blonde sang anak, dirapihkannya anak rambut yang berantakan, "Harusnya Yunseong yang takut, sayang. Tenang aja, semuanya pasti berjalan lancar," lalu Papa Kang mengulurkan lengannya pada Minhee, "shall we?"
Minhee menatap ragu lengan itu. Ditariknya nafas dalam-dalam lalu dihembuskan perlahan sebelum akhirnya ia menyambut lengan sang Papa.
Mereka berdua akhirnya keluar dari ruang rias menuju ke tempat pelaminan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
