"ARRGGHHHHH." Jerit Ali meremas dada nya.
DUUKKKK
Suara badan Ali yang jatuh ke lantai akibat rasa sakit yang amat luar biasa di bagian dadanya, selangkah Prilly membawa anak-anak nya disaat itu pula rasa sakit Ali tak tertahankan. Pertahanannnya runtuh akibat rasa sakitnya.. Padahal sedari tadi dirinya sudah menahan rasa nyeri di bagian dadanya. Tapi rasa nyeri itu berubah rasa sakit yang tak tertahankan kala dirinya semakin emosi dengan nafas yang memburu. Dan akhirnya tubuhnnya semakin lemah akibat menahan rasa sakitnya.
"Papa.. " Teriak Dwi berlari menghampiri Ali yang sudah tergeletak tak berdaya.
"Papa bangun Pa bangun hikss hikss... Ma ayo tolong Papa cepat. " Memangku kepala Ali dan menepuk pipi Ali agar sadar dari pingsannya. Tapi hal itu tidak mempengaruhi Ali untuk sadar dari pingsannya.
"Ma ayo cepattt. " Panik Dwi dengan isak tangisnya.
Prilly hanya berdiam terpaku di tempat melihat kejadian ini. Dirinya seakan akan tidak merasakan apapun.. Tatapannya mendadak kosong memandang Ali yang pingsan. Kaki nya terasa lemas, tubuh nya bergetar seakan tidak memiliki kekuatan untuk menopang tubuhnya sehingga membuat dirinya terhuyung ke belakang. Untung nya ada Alfin menahan tubuh Prilly yang hampir kejengkang ke belakang.
"Ma... " Ujar Alfin lirih.
"Mama ayooo cepat... Kenapa Mama diam aja liat Papa seperti ini... Kak ayo bawa Papa aku mohon.. Kenapa kalian diam aja hikss hiksss. " Teriak Dwi berderaian air mata.
Prilly tersadar dari tatapan kosong nya segera berlari menghampiri Suami nya dengan Air mata yang sudah membanjiri pipi chubby nya.
"ALIIII." Jeritnya memangku kepala Ali ketika Dwi sudah bergeser ke belakang Prilly dengan membekap mulut nya menahan isak tangisnya.
"Bangun sayang.. Kamu kenapa... Bangun hiks hikss bangun.. " Ucap Prilly serak akibat tangisnya dengan memenepuk pelan pipi Ali.
"Bangun sayang.. Apa yang sakit hemm.. Katakan.. Bangun sayang bangun hikss hikss. " Memeluk kepala Ali.
"Ja_nga_n per_gi." Sadar Ali membuka mata nya dengan sayup dengan tangannya masih memegang dadanya.
"Papa.. " Ucap Dwi pelan.
"Maafin Aku... Maafin aku... Aku gak akan pergi begitupun juga anak-anak.. Kami akan bersama mu.. Maafin aku hikss hikss. " Tangisnya dengan sesal. Sedangkan Alfin yang masih berdiri tak jauh dari tempat Ali tergeletak hanya memandang sendu Papa nya. Mata nya memerah melihat Papa nya tak berdaya seperti itu..
"Sa_sa_kit." Ucap Ali pelan nyaris tak terdengar dengan nafas yang tersengal.
"Mana yang sakitt... Katakan sayang.. Ini yaa... Bagian ini yang sakit.. Kita ke rumah sakit sekarang ya.. Kamu bertahan.. " Balas Prilly memegang tangan Ali yang meremas dadanya.
"Alfin ayo cepat gotong Papa mu.. Bawa kerumah sakitt cepatttt.. " Ucap Prilly teriak panik ketika Ali mulai memejamkan Mata nya kembali.
Alfin hanya bergeming di tempatnya tidak mendengar teriakan Mama nya. Dia hanya melamun menatap ke arah Ali.
"ALFINN... APA KAMU MAU MELIHAT PAPA MU MATI HAHH. " teriak Prilly mulai emosi air matanya masih setia mengalir di pipi nya.
Alfin langsung tersadar dan menghampiri Ali dan membantu Prilly menggotong Ali untuk di bawa kerumah sakit.
°°°°°°
"Dokter tolong suami saya dokter... " Teriak Prilly turun dari mobilnya dan memasuki Rumah sakit memanggil dokter.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam HidupKu (END)✔
RomanceTetaplah bersamaku apapun yang terjadi. Suka duka sudah kita lewati bersama..kenapa dulu aku merasa yakin menerima kamu dihidupku? Karena kamu memang pantas dapatkan seluruh cintaku. ~Ali Frans Wijaya~ Aku sadar aku tidaklah sempurna untukmu dan Ka...