.
.
.
.
.
Alfin dan Prilly sudah berdiri di dekat brangkar Ali. Sedangkan Ali tertidur untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Dan Dwi duduk di sofa yang sudah tersedia di ruangan itu.
Alfin dan Prilly terus saja melihat Ali yang tertidur dengan masker oksigen yang bertengger di dekat hidungnya."Papa kok tidur wi. " Tanya Prilly melirik Dwi sebentar.
"Iya Ma.. Tadi waktu Dwi sama Papa ngobrol tiba-tiba dada Papa sakit lagi. " Jawab Dwi berdiri menghampiri Prilly.
"Kamu kenapa gak manggil Mama atau Dokter sihh. " Balas Prilly panik segera duduk di sebelah brangkar Ali dan menggenggam tangan Ali.
"Tadi Dwi udah mau manggil Mama dan Dokter tapi Papa gak bolehi.. Katanya Papa hanya butuh Istirahat.. Ydh Dwi suruh Papa tidur aja. "
"Lain kali kamu harus bertindak cepat.. Papa kamu ini di mulut bisa berkata tidak apa² tapi kita gak tau gimna dia ngerasai sakitnya. " Jawab Prilly berkaca kaca.
"Maafin Dwi Ma.. Dwi gak akan ngulangi lagi. " Balas Dwi menunduk.
"Gpp.. Lain kali harus lebih hati-hati. "
Alfin yang sedari tadi berdiri diam melihat keadaan Ali yang memprihatinkan menundukkan kepalanya. Matanya sudah merah menahan tangis.
"Sayang.. Heii kamu bangun..? " Ucap Prilly ketika Ali membuka matanya.
"Kamu mau apa? Aku panggil dokter ya.. Kamu gpp kan.. Dada kamu masih sakit.? " Lanjutnya bertanya.
"Aku gpp sayang... Kamu nanya nya satu² dong. " Balas Ali pelan tersenyum tipis.
"Kamu knp kyk gitu..? Kamu sengaja ya buat aku khawatir? " Ucap Prilly mencium tangan Ali.
Ali yang mendengar ucapan Prilly merasa bingung.. Tanpa sengaja Ali menatap Dwi dan yang di tatap hanya menyengir. Ali mengerti dengan ekspresi putri nya itu dan kembali menatap Prilly.
"Maaf sayang.. Aku hanya tidak ingin kamu selalu merasa khawatir kepada aku.. " Membalas genggaman Prilly.
"Aku ini Istrimu.. Wajar aku selalu merasa khawatir terhadap kamu. "
"Iya² maaf ya.. Janji dehh gak ngulangi lagi. " Mengelus Pipi Prilly.
"Aku maafin. "
Ali menoleh ke samping tanpa sengaja dirinya melihat Alfin yang sudah berdiri sedari tadi dengan kepala menunduk. Prilly yang mengerti tatapan Ali kepada Alfin kembali membuka suara.
"Alfin.. Sini Papa mau bicara sama kamu. " Ucap Prilly mulai beranjak menghampiri Alfin.
"Ayoo.. Sini ahh. " Lanjutnya menarik tangan Alfin dan mendudukan di kursi sebelah brangkar Ali.
Sejenak terasa hening.. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Ali yang terus menatap Alfin dan yang ditatap terus menuduk tidak berani menatap Ali. Ali menggerakan tangannya memegang tangan Alfin dan apa yang di lakukan Ali terhadapnya tersentak kaget.
"Maafin Papa. " Ucap Ali memecahkan keheningan. Alfin mendongak menatap Ali yang tersenyum padanya.
"Maafin Papa karena terlalu mengekang kamu.. Maafin Papa karena melarang keinginan kamu." Lanjutnya.
Alfin menggelengkan kepalanya pertanda dia tidak setuju apa yang diucapkan Papa nya.
"Alfin yang harusnya minta maaf sama Papa. " Balasnya lirih menunduk.
"Gak seharusnya Alfin bersikap seperti kemarin sama Papa.. Alfin udah durhaka sama Papa... Maafin Alfin Pa.. Maaf. " Lanjutnya sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam HidupKu (END)✔
RomanceTetaplah bersamaku apapun yang terjadi. Suka duka sudah kita lewati bersama..kenapa dulu aku merasa yakin menerima kamu dihidupku? Karena kamu memang pantas dapatkan seluruh cintaku. ~Ali Frans Wijaya~ Aku sadar aku tidaklah sempurna untukmu dan Ka...