~ CDHK 15 ~

1.8K 106 10
                                    





"Kamu!!.. " Teriaknya membulatkan matanya.

"Haiii... " Sapa orang tersebut dengan senyumannya.

"Ihhh apaansihh. " Menghempaskan tangannya dari orang tersebut.

"Maaf.. Aku hanya memastikan keadaan kamu. " Ujar orang tersebut.

"Dihh aneh banget sihh lo.. Yang sakit tuhh Papa gue.. Kenapa jadi lu nanya soal keadaan gue. " Balas Dwi menaikkan alis nya sebelah.

"Justru itu.. Kamu pasti sedihkan liat keadaan Papa kamu. " Ujarnya.

"Gak usah sok care dehh yaa... Lagian lo kan tau sendiri gimana keadaan gue.. Liat gue baik-baik ajaa nihh gue berdiri didepan mata lo. " Balas Dwi mendekatkan wajah nya ke wajah orang tersebut.

"Ehhh." Untuk beberapa saat mereka mematung dan saling pandang.

"Ekhemm.. gue mau... Emm mau ke kamar Papa dulu. " Ujar Dwi gugup mengalihkan pandangannya.

"Bareng aja sama aku... Aku juga sekalian mau periksa perkembangan Pak Ali. " Ucapnya mencekal tangan Dwi yang hendak pergi.

"Gak usah pegang-pegang bisa gk sihh Dokter Dave Bramasta yang terhormat. " Ujar Dwi menghempaskan tangannya.

"Maaf²... Ydh mari kita ke ruangan Pak Ali. " Ajak Dave mempersilahkan Dwi terlebih dahulu.

Dwi memutar bola matanya malas dan berjalan mendahului Dave. Seseorang yang awalnya mencegah langkah Dwi orang tersebut adalah Dave. Seorang Dokter muda yang tampan.. Berpostur tinggi dan berkulit putih serta memakai kaca mata yang membuat dirinya semakin tampan. Dave memiliki orang tua yang mempunyai Rumah Sakit dimana tempat Ali dirawat. Anak dari pasangan Rose Wislon dan Hendra Bramasta ini sudah menjadi seorang Dokter sejak umur nya menginjak usia 20 tahun.. Terlihat sangat mudah memang.. Itu karena kepintarannya sehingga membuat dirinya bisa cepat mendapat gelar seorang Dokter spesialis Jantung. Dave tidak memiliki saudara.. Dia anak semata wayang dari Rose dan Hendra.

"Pagi Nyonya Wijaya. " Sapa Dave yang telah sampai di ruangan Ali dan berdiri di samping kiri brangkar Ali. Dan Dwi hanya mencibir ucapan Dave.

Prilly yang duduk menatap dan memegang tangan Ali. Kini telah mengalihkan penglihatannya pada Dave. "Pagi Dok.. Mau periksa keadaan suami saya ya. " Ucap Prilly tersenyum.

"Benar sekali.. Saya periksa dulu ya Pak Ali nya. " Balas Dave.

"Silahkan Dok.. " Balas Prilly mempersilahkan Dave memeriksa keadaan Ali.

Dave memeriksa keadaan Ali.. Detak jantungnya, nadi nya dan menambahkan cairan sesuatu di selang impusnya untuk menambah stamina tubuh Ali selama Dia tak sadarkan Diri.

"Alhamdulillah... Keadaan Pak Ali sejauh ini baik-baik saja.. Dirinya menunjukkan perkembangan yang sangat bagus... Sering ajak Pak Ali ngobrol agar dirinya juga bisa merasakan kehadiran Kalian.. Dan membawa dirinya kembali sadar... Kita tunggu 3 jam kedepan jika keadaannya berangsung baik.. Tidak menutup kemungkinan beliau akan kembali siuman. " Ujar Dokter menjelaskan keadaan Ali.

"Alhamdulillah ya Allah... " Mengelus tangan Ali. "Makasih Dokter Dave saya akan terus ajak suami saya mengobrol.. Semoga saja keadaannya kembali normal. " Balas Prilly yang masih setia di samping Ali.

"Sama-sma Nyonya.. Ini udah tugas saya sebagai seorang Dokter... Semoga saja beliau cepat sadar.. Aamiin. " Ucap Dave.

"Udah selesai kan Dok.. Ydh tunggu apa lagi.. Pintu keluar ada disana. " Ucap Dwi berjalan menghampiri Prilly.

"Dwi... Apaansih kamu.. Gak sopan kamu.. Dia ini Dokter dan lebih tua dari kamu.. Mama gak pernnah ya ngajari kamu berlaga gak sopan sama yang lebih tua. " Omel Prilly pada Dwi yang melontarkan kata pedas.

Cinta Dalam HidupKu (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang