~ CDHK ~ 07

2.1K 116 7
                                    





"Maafin aku sayang... Maaf.. Kenapa kamu seperti ini? Apa yang kamu fikirkan hingga membuat jantung kamu bermasalah.. " Ucap Prilly meneteskan air matanya dan tangannya mengenggam tangan Ali.

"Seandainya aku tadi gak menantang kamu.. Seandainya aku bisa menghentikan semuanya.. Seandainya saja tadi aku.. Hikss hikss.. Maaf maaf Li.. " Tangisnya penuh sesal.

Setelah menunggu semalaman saat ini dan pagi ini Prilly sudah di perbolehkan masuk untuk melihat Ali yang terbaring lemah. Dwi sedang berada di kantin untuk membeli makanan untuk Mama nya karena sejak semalam Prilly belom mengisi perutnya dengan nasi sedikitpun. Dia selalu memikirkan suami nya Ali yang sedang melawan sakit nya.. Sedangkan Alfin? Anak itu saat ini berada diluar ruang rawat Ali Dia tidak memiliki rasa keberanian untuk melihat Ali yang terbaring lemah di sebab kan dirinya.

"Kak Alfin gak mau masuk nihh? Tanya Dwi yang sudah datang membawa makanan di tangannya.

Alfin mendongak melihat Dwi dan menggelengkan kepalanya. " Kamu aja yang masuk.. Kasih Mama makan dia belum makan sama sekali dari kemarin. " Tersenyum tipis.

"Kakak yakin gak mau jenguk Papa? Tanya nya sekali lagi.

" Iyaa.. Kakk gpp di sini aja.. Kalau kakk udah siap untuk masuk pasti kakk bakalan masuk.. Kamu tenang aja ya.. Lebih baik kamu masuk gihh. "

"Ydh.. Dwi masuk ya kak.. Ohh ya ini Dwi bawakan makan untuk kak Alfin.. Di makan ya kakk juga belum makan kan dari kemarin. " Memberi makanan yang di tangannya.

"Makasih ya... " Ucapnya senyum.

"Iya kak.. Dwi masuk ya.. " Membuka pintu kamar rawat Ali di balas anggukan kepala oleh Alfin.

^^^^^^

"Cepat bangun kamu gak kangen sama aku dan anak²?  Aku janji Alfin gak akan pergi dia akan tetap di sini sama kita.. Itu yang kamu mau kan? Kalau gitu bangun yaa.. " Lirih Prilly menunduk dengan tangan Ali yang masih di genggamnya.

"Ma.. " Panggil Dwi memegang bahu Prilly.

Prilly tetap menunduk dengan tubuh yang bergetar menandakan dirinya sedang menangis dirinya sangat kehilangan pendamping nya.. Teman hidupnya.

"Papa pasti kuat Ma.. Mama jangan sedih.. Nanti Papa ikut sedih melihat Mama seperti ini. " Lanjut Dwi menahan agar air matanya tidak menetes tapi hal itu tak kuasa Ia tahan air matanya menetes di pipi mulusnya.

Prilly masih tetap menangis dengan menunduk masih mengenggam tangan Ali.. Tubuhnya bergetar beriringan dengan suara isak tangisnya. "Mama takut... Hikss hikss Mama takut Papa kamu pergi hikss hikss.. Mama hikss hikss gak akan kuat jika itu.. Hikss hikss terjadi Wi hikss hikss. " Ucap Prilly serak karena isak tangisnya.

"Papa gak akan pergi Ma.. Papa gak akan ninggali kita... Papa masih bersama kita.. Dwi tau Papa sangat kuat.. Dia hebat Ma.. Hikss hikss. " Balas Dwi membungkuk memeluk tubuh Mama nya yang bergetar karena tangis.

"Papa kamu gak akan pergi kan?? Dia tetap bersama kita kan..? Ucap Prilly mendongak melihat Dwi yang membekap tubuhnya.

" Hikss hikss Iya Ma.. Mama harus tetap kuat. Jangan gini Papa pasti sedih liat Mama seperti ini.. "

"Kalau gitu Mama gak akan sedih ataupun Nangis.. Papa kamu pasti akan bangun terus bisa sama² kita lagi. " Ucap Prilly mengelap air matanya menatap Ali.

"Aamiin Mama harus kuat Papa pasti sembuh...dan sekarang Mama makan ya.. Mama dari kemarin belum makan.. Ini Dwi bawakan makanan dari kantin.. Dwi suapi ya. " Melepas pelukannya kepada Prilly dan mengambil makanannya di meja nakas.

Cinta Dalam HidupKu (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang