~ CDHK 13 ~

1.9K 112 13
                                    


Hallooo guysss... Aku sarankan ya kalian baca Part ini sambil mendengarkan lagu yang ada di mulmed ya.. Aku aja sambil ngetik ini kebawa suasana... Ngebayangi nya behhh makjlebb di hateeee... Ide aku aja mengalir gitu aja saat denger lagu ini wkwkwk... Ini hanya saran yaaa gk maksa kok.. Tapi klw bisa dengeri sambal baca pasti baper dehhh wkwkwk... Ok dehhh



Happy Reading....










Prilly duduk disebelah brangkar Ali dengan mata nya terus menatap Ali dengan tatapan sendu. Tangannya tak lepas menggenggam tangan Ali dan sesekali mencium punggung tangan Ali. Di angkatnya tangan Ali yang di genggam nya dan menempelkannya ke pipi nya.. Matanya terpejam menempelkan tangan Ali ke pipinya perlahan air mata nya menetes ke pipi chabby nya yang tak lagi nampak muda.

Matanya kembali membuka menatap Ali yang masih setia memejam kan matanya. Prilly bangkit dari duduk nya. Mencondongkan badannya, perlahan wajah nya mendekat ke wajah Ali.. Menempelkan kening nya di kening Ali dengan mata terpejam. Air matanya masih setia menetes.. Cukup lama dengan posisi itu.. Prilly beralih mencium kening Ali dengan kelembutan seakan dirinya tidak ingin kehilangan Ali.

Dirinya tidak ingin berpisah dengan Suami nya ini.. Itu tak akan terjadi. Hampir 19 tahun lamanya Prilly hidup dengan Ali dengan menjalani hidup yang tentu tak semulus jalan Tol. Sedih, Bahagia, canda, Tawa mereka lewati bersama. Dia ingin hidup dengan Ali hingga tua mereka sama² tidak sanggup lagi untuk menghirup udara.

Prilly masih terus memandangi wajah Ali.. Tangannya dengan setia nya mengelus rambut Ali serta Pipi nya. Dan tangan satu nya tetap setia menggenggam tangan Ali sekan dirinya tidak akan melepaskan Ali. Dia tidak ingin meninggalkan Ali lagi.. Dia akan tetap disini menjaga Suami nya itu.

"Kamu bangun sayang. " Ucapnya lirih dengan suara yang pelan.

"Maafin Aku yaa.. Aku janji aku gak akan ninggali kamu sendiri lagi... Tapi kamu juga harus janji sama aku.... " Ucap nya lagi dengan menjeda kalimatnya. Mengatur nafasnya yang mehan isak tangis nya.

"Kamu harus tetap kuat dan kamu jangan tinggalkan Aku... Serta anak-anak kita... Aku dan mereka masih membutuhkan kamu... Kami butuh kamu... " Menangis menciumi kening serta mata Ali yang terpejam tangannya memegang tangan Ali.

"Kamu harus bangu sayang... Harus.. Kamu jangan gini.. Aku... Aku... " Ucapnya tersendat akibat hidunga nya tersumbat akibat tangisnya.

Dirinya masih menangis dengan memeluk setengah badan Ali.. Wajah nya menempel di wajah Ali lebih tepatnya di pipi kanan Ali. Dirinya menangis dengan posisi memeluk Ali.

"Aku gak akan sanggup jika tanpa kamu... Aku mohonnn bangunlah.. Kamu harus bertahan.. " Ucapnya Mengelus pipi kiri Ali.

Ali nya tak kunjung menunjukkan apapun.. Ali masih setia memejamkan mata nya. Dengan berbagai Alat rumah sakit yang menempel di tubuhnya. Selang oksigen yang masih bertengger di hidung nya. Alat rumah sakit seperti selang yang cukup besar dan membuat mulut Ali sedikit terbuka. Mesin monitor berbunyi dengan normalnya. Dan kabel yang ujungnya berbentuk bulat menempel pada dada Ali yang membuat baju pasien Ali terbuka di bagian dada nya.

Melihat itu semua Prilly sangat tidak sanggup.. Dirinya tak sanggup melihat keadaan Ali seperti ini. Ingin rasanya Prilly menggantikan posisi Ali saat ini juga.. Tapi apa lah daya dirinya.. Ini semua sudah terjadi.. Ini takdir dari sang khalik.. Dia percaya ini adalah ujian untuk Cinta nya dan keluarganya.

"Aku percaya kamu akan kembali sama Aku dan anak-anak... I'm Stay With You dear.. Kamu dan aku akan selalu bersama... Selamanya.. Percayalah.. Selamanya... I Love You sayang.. " Ucap nya dengan tangis yang menjadi dan membekap mulutnya. Dirinya benar² gak sanggup melihat Ali seperti ini.

Sedangkan dua orang yang berlawan jenis sedang menatap Prilly di balik pintu ruangan Ali dengan deraian air mata. Mereka sangat terharu sekaligus sedih melihat keadaan Wanita yang hampir setengah baya itu. Kedua orang tersebut adalah Dwi dan Alfin.. Sedari tadi mereka melihat dan mendengar apa yang di lakukan Prilly. Mereka terharu dengan kesetiaan Prilly serta Cinta Mama nya itu terhadap Ali Papa nya. Tangis mereka pecah ketika Prilly memeluk Papa nya dengan berkata yang membuat Dwi dan Alfin tak kuasa menahan isak tangis mereka.

Alfin menggelengkan kepalanya dan Dwi membekap mulut nya menangis kala mereka melihat Prilly mengguncang tubuh Ali untuk membuka matanya.

"Bangun!!.... Bangun Ali bangun!!.. Kamu harus bangun!!... Jangan pernah kamu tinggali aku sendiri yaa!! Hehhh hikss hikss.. Kamu harus bangun!! Kalau kamu pergi.. Maka aku ikut.. Kamu harus bangun.. Hikss hikss.. " Mengguncang tubuh Ali.

Alfin dan Dwi langsung berlari masuk kedalam untuk menenangkan Prilly.. Tindakan Prilly itu bisa saja membuat Ali kembali koleps.

"Ma... Hikss hiks.. " Tangis Dwi mencoba memeluk Prilly dari belakang.

"Kamu bangun li... Bangun... Lihat mereka kamu tega hahh.. Kamu tega liat mereka mengeluarkan air mata nya hahh.. Aku bilang bangun!!. " Ucap Prilly menghiraukan pelukan Dwi.

"Ma... Stop Ma.. Jangn gini.. Kasian Papa.. Mama harus tenang. " Ujar Alfin memegang tangan Prilly yang berusaha membangun kan Ali.

"Lepasin Mama Fin.. " Menghentakkan tangan Alfin dan kembali menatap Ali.

"Kamu gak ingat saat kita pertama kali menempati rumah yang cukup sederhana??.. Saat itu aku sudah menerima kamu di sini.. " Ucapnya menunjuk ke arah hati nya dan menatap Ali dengan keadaan sangat menyedihkan.

"Disaat itulah aku mulai berjanji akan selalu bersama kamu... Baik susah maupun senang.. Dan kita juga sama-sama berjanji kalau kita akan hidup bersama hingga kita tua nanti dan maut menjemput kita berdua. " Lanjutnya masih menatap Ali dengan Posisi berdiri. Sedangkan Dwi yang sudah melepaskan pelukannya terhadap Prilly menatap Prilly dengan sendu. Sama seperti Alfin mereka masih melihat dan mendengarkan apa yang dikatakn Prilly.

"Aku pernah bilangkan... Sebelum Allah mengambil nyawa kamu.. Aku ingin Allah mengambil nyawa aku sehari sebelum kamu.. Dan aku berharap seperti itu. " Ucapnya menangis.


Flashback On.

"Sayang... " Panggil Prilly yang menyandarkan kepalanya di dada bidang Ali.

"Hemmm." Gumam Ali mengelus rambut Prilly dengan bersandar di kepal ranjang.

"Aku berdoa sama Allah setiap salat Aku. "

"Berdoa?.. Doa apa kalau boleh tau?. " Tanya Ali sesekali mencium pucuk kepala Prilly.

"Aku berdoa.. Aku mau sebelum Allah mengambil nyawa kamu... Aku ingin Allah mengambil nyawa aku sehari sebelum kamu. " Ucap nya memeluk pinggang Ali dan menghirup wangi tubuh Ali.

"Kamu kok gitu doanya.. Gak suka ahh aku sama doa kamu.. " Protes Ali dan Prilly langsung mendongakkan kepala nya.

"Lohhh kenapa?. " Tanya Prilly.

"Aku gak mau kamu pergi ninggali Aku.. " Balas Ali menempelkan hidungnya ke hidung Prilly saat Prilly masih mendongakkan kepalanya.

"Dan aku juga gak akan sanggup tanpa kamu. " Balas Prilly pula memejamkan matanya menikmati deru nafas mereka yang saling beradu.

Flashback Off.

Prilly kembali memeluk Ali dan menyenderkan kepalanya didada Ali. "Aku percaya.. Kamu pasti kembali buat Aku dan mereka... Aku percaya... Dan Aku mohon bangunlah sayang. " Ucapnya mendongakkan kepalanya dan tangannya menyentuh rahang kokoh Ali.

Alfin dan Dwi sedari tadi tak hentinya mengeluarkan Air mata mereka. Mendengar cerita Prilly saat dulu mereka jadi merasa beruntung memiliki keluarga ini.. Keluarga yang memiliki kekuatan Cinta yang saangat mengharukan. Dan mereka lebih sangat beruntung menjadi anak Prilly dan Ali. Mereka berharap akan seberuntung Mama dan Papa nya yang memiliki pasangan yang benar² setia dan sayang dengan tulus dengan mereka.
























Bersambung...

Cinta Dalam HidupKu (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang