~ CDHK ~ 01

6.2K 198 7
                                    


Tetaplah bersamaku apapun yang terjadi. Suka duka sudah kita lewati bersama...kenapa dulu aku merasa yakin menerima kamu dihidupku? Karena kamu memang pantas dapatkan seluruh cintaku.

~Ali Frans Wijaya~

******

"Sayang..... " Teriak sang suami dari kamar.

"Iya sebentar". Balas sang Istri yang berada di dapur sibuk dengan peralatan masak.

" Cepetan.. Aku udah hampir terlambat. " Teriak sang Suami lagi.

"Iya iya sayang... " Berjalan menaiki tangga.

"Dasi aku dimana nih.. "

"Ya ampun sayang.. Aku fikir knp.. Ini ada di lemari kecil khusus dasi kamu. " Mengambil dasi yang sesuai dengan baju suaminya.

"Kan aku gak tau yang.. Kamu yang biasa ngurus semua yang ada di rumah ini. " Memperhatikan Istri nya yang sibuk memakai kan dasi nya.

"Ya ya kamu mahh itu mulu alasannya.. " Memperbaiki kera sang suami setelah selesai memakai kan dasi.

"Mama sepatu aku dimana. " Teriak sang Putra.

"Mama buku aku Mama letak di mana. " Teriak sang Putri pula.

"Tuhhkan... Bapak sama ank sama aja.. Mama nya mulu yang di andalkan. " Gerutu nya.

"Istri dan Ibu yang baik... " Mencium kening Istrinya tulus. "Gihh samperi sang pangeran dan Princess. " Lanjutnya.

"Kamu juga suami dan ayah yang baik. " Mengelus pipi Sang Suami. "Aku ke kamar anak² ya. " Pamitnya.

Lihatlah betapa harmonis nya keluarga dari seorang ALI FRANS WIJAYA. Rutinitas setiap hari mereka kala di pagi. Sudah 18 tahun mereka berumah tangga dan di karunia dua orang anak Putra dan putri. Putra mereka bernama Alfin Pratama Wijaya dan yang Putri Dwi Raina Wijaya. Alfin yang berumur 18 tahun kini masih menjalani sekolah menengah atas lebih tepatnya kelas 3 SMA dan Dwi berumur 16 tahun sama seperti sang Kakak yang masih SMA namun Dwi berada dikelas 1. Umur Mereka berdua terpaut Dua tahun.

Dwi yang memiliki mata hazel seperti Mama nya itu tumbuh menjadi gadis manja.. Sang Papa sangat memanjakan anak gadis nya itu, apapun ke inginan anak perempuannya itu selalu Ia turuti. Ali lebih dekat dengan sang Putri entah kenapa sang Putra tidak dekat dengannya Dia lebih dekat dengan sang Mama. Ali tidak pernah membedakan anak² nya Dia selalu melakukan terbaik untuk keluarganya.

Alfin yang beparaskan seperti Sang Ayah mata hitam legam alis tebal dan memiliki bulu mata lentik. Tapi satu yang berbeda dari sang Ayah.. Dia memiliki wajah datar. Padahal wajah Ali tidak datar seperti itu saat dulu masih muda entah keturunan dari mana wajah anak itu Ali dan Prilly pun merasa heran. Alfin lebih dekat dengan Sang Mama di banding Papa nya. Tapi Alfin sangat menyayangi keluarganya baik Mama, Papa dan adik manjanya itu.

"Sudah kan gak ada yang ketinggalan lagi. " Tanya Prilly pada anak² nya.

"Sudah Ma.. Udah semua kok. " Jawab Dwi Sang Putri.

"Kamu Nak.. " Tanya Prilly lagi dengan Putra nya.

"Udah Ma. " Jawabnya singkat.

"Baiklah.. Gihh berangkat keburu telat. Atau kalian mau bareng Papa. "

"Gak usah Ma Alfin pergi sendiri aja naik motor."

"Dwi sama Papa aja deh Ma. " Jawabnya dengan cengirnya.

"Kalau Mama udah tau kamu wi. "

"Hehehe"

"Ydh Alfin berangkat Ya Ma. " Menyalimi Prilly.

"Ehh kamu gak nunggu Papa turun dulu.. Tdi Papa ngambil Hp nya ketinggalan cuma sebentar. "

"Gak usah Ma.. Takut telat.. Assalamu'alaikum" Tolaknya.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Dwi dan Prilly bersama.

"Kakk kenapa sihh Ma.. Kayaknya menghindar dari Papa mulu.. Ada masalah ya sama mereka. "

"Mama juga gak tau sayang... Mungkin mereka salah faham dikit. "

"Lohh mana Alfin Ma. " Tanya Ali yang baru muncul.

"Udah berangkat dia.. Takut telat katanya kalau nunggu kamu. "

"Kok gitu.. Kan aku ke atas sebentar.. Knp sih sama tuhh ank.. Kayaknya ngehindar banget ya sama aku. " Ujarnya merasa kecewa dengan sikap putra nya.

"Bukan gitu Pa.. Mungkin dia hanya takut telat aja. " Menangkan Ali dengan mengelus lengan tanganya.

"Pa.. Dwi berangkat sama Papa ya hehhe. "

"Iya sayang.. Ayo kita berangkat nannti kamu telat lagi.. Untung kamu gak ninggali Papa ya. "

"Li.. " Tegur Prilly.

"Aku berangkat ya.. Baik² dirumah.. Assalamu'alaikum. " Mencium kening Prilly setelah tanganya di cium oleh Prilly.

"Wa'alaikumussalam." Jawabnya.

"Dwi brangkat ya Ma Assalamu'alaikum. " Mencium punggung tangan Prilly.

"Wa'alaikumussalam.. Hati-hati ya. "

"Iya Ma.. Dahh" Berjalan mendahului Ali.

"Aku berangkat... aku mencintaimu. " Mengelus kepala Prilly.

"Aku juga mencintaimu. " Tersenyum manis.

Setelah mengantar Suami dan Anaknya kedepan pintu. Prilly kembali masuk membereskan sisa sarapan, memang Prilly tidak menggunakan jasa pembantu karena dia ingin mengurus keluarganya dengan tangannya sendiri. Ali sudah menawari untuk menggunakan jasa pembantu tapi dirinya tentu saja terus menolak dengan Alasan. "Aku ingin merawat anak² ku dan suami ku sendiri. " Jadi Ali tidak bisa melakukan apapun atau memaksa Prilly lagi jika itu sudah ke inginan dirinya.

"Sebenarnya ada apasih dengan kalian. " Gumam Prilly melihat foto Ali dan Alfin.

"Kenapa Alfin terus menghindar dari kamu Li.. Aku gak ngerti.. Aku gak mau kalian ada selisih faham, kembali lah seperti dulu.. " Ucapnya Lirih.

Dreett drett.. Tiba-tiba telfonya berdering diatas nakas. Segera Prilly mengangkat telfon setelah melihat siapa yang menelfonnya yang tak lain Putra nya Alfin.

"Assalamu'alaikum". Ucap Prilly.

" Wa'alaikumussalam Ma. "

"Ada apa Nak. "

"Alfin lupa tadi ngasih tau Mama.. Kalau hari ini di sekolah Alfin mengadakan rapat antara orang tua murid.. Jadi Mama bisa ke sini kan. "

"Kenapa kamu gak bilang tadi pagi fin.. Biar kita bisa pergi bareng sama Papa kamu. "

"Alfin lupa Ma."

"Tapi kan_"

"Alfin tunggu ya Ma. Assalamu'alaikum. " Memutuskan telfonnya sepihak.

"Wa'alaikumussalam." Gumam Prilly mendengar telfonya terputus.

"Kasih tau Ali gak ya... Tapi takut dia kecewa dengan tingkah Alfin ini. "

"Nanti aja deh.. Setelah pulang dari sekolahnya. " Ujarnya lagi dan bersiap untuk kesekolah Alfin.


















Bersambung...

Cinta Dalam HidupKu (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang