Jenazah Ali sudah di bawa pulang kerumahnya.. Semua kerabat, sahabat dan para tetangga berdatangan ke kediaman Wijaya untuk layat atas meninggalnya Ali Frans Wijaya. Pria itu meninggalkan anak dan Istrinya untuk selama lamanya. Semua orang sangat tidak menyangka atas kepergian Ali yang mendadak.. Termasuk seluruh sahabat dan bahkan karyawan nya yang bekerja di perusahaannya. Mereka berfikir baru semalam mereka melihat beliau datang ke kantor dengan keadaan yang sehat wal'afiat. Tapi Allah berkata lain.. Allah memanggil hambanya tanpa tau waktu dan kejadian yang tepat.
Saat ini Alya hanya menangisi Adik semata wayangnya itu. Duduk di sebelah jenazah Ali membaca yasin untuk kelancaran Ali menuju sisi Allah. Sahabat dan kerabat sangat kehilangan Ali.. Ali yang hamble dan baik kepada semua orang kini telah pergi untuk selamanya.
Dwi?? Anak itu sangat terpukul dan sangat kehilangan atas kepergian pahlawan hidupnya. Hero nya telah pergi selamanya.. Papa nya, hidupnya cahaya nya telah hilang... Dia sangat terpukul merasakan ini semua.. Papa tersayangnya telah pergi.
Alfin yang tak kuasa menahan air mata.. Pria yang berusia 21 tahun itu meneteskan air matanya. Papa hebatnya telah pergi.. Dan lihatlah sekarang dirinya berada di dalam kamar Mama dan Papanya. Dia melihat wanita setengah baya yang menutup matanya akibat pingsan karena tak kuasa melihat tambatan hati yang telah pergi. Wanita ini terus saja mengali pingsan.. Setelah sadar dirinya kembali mengingat dan berhambur ke pelukan sang Suami dengan air mata yang semakin deras dan berujung dia kehilangan kesadarannya kembali.
Alfin yang notabennya pria kuat dan tidak pernah meneteskan air matanya.. Kini Putra dari seorang Ali Fran Wijaya itu menangis sesegukan dalam diam melihat keadaan Mama nya dan Ditambah lagi dengan seseorang yang sangat berarti dirumah ini.. Pemimpin dirumah ini telah meninggalkan Adiknya, dirinya serta Wanita yang sedang terbaring lemah ini untuk selamanya. Alfin menangis dengan pilu kala mengingat kenangan dirinya bersama sang Papa.
"Ayoo Alfin... Kejar dong Papa... Ambil bolanya. " Teriak Ali menggiring bola.
"Ahh Papa curang..." Ujar Alfin remaja.
"Lohh Papa gak curang yaa.. Kamunya aja yg udh kalah sama Papa. " Balas Ali menahan bola nya.
"Ya ya terserah Papa dehh. " Ucap Alfin merajuk dan duduk di bangku taman.
"Yahhh masa anak Papa ngambek sihh gitu aja. " Ujar Ali berjalan menghanpiri Alfin dan duduk disebelah Alfin.
"Habisss Papa gak mau ngalah sama Alfin. " Ucapnya melipat kedua tanganya di dada memalingkan wajah.
"Maaf dehh... Maafin Papa ya... Liat Papa dong.. Nanti Papa tinggal lohh. " Menarik wajah Alfin.
"Iya² Alfin maafin... Tapi belikan Alfin sepatu baru lagi ya Pa hehehe. " Melihat ke Ali dengan cengirannya.
"Lagi?? "
"Iya.. Boleh ya Pa.. Please. " Ucap Alfin dengan wajah memelas.
"Baiklah baiklah... Papa belikan.. " Mengelus rambut Alfin.
"Yeyyyy makasih Pa.. Papa baik dehh.. Alfin sayang sama Papa. " Ucap Alfin memeluk Ali.
"Sama² sayang.. Apapun Papa lakui buat Kamu, adik kamu dan Mama. " Balas Ali membalas pelukan Alfin.
Alfin menangis dengan badannya bergetar mengingat itu semua. Sekarang tidak ada lagi Pria yang selalu memberikan apapun yang dia inginkan.. Dia akui memang dia tidak begitu dekat dengan Papa nya. Tapi Alfin bisa merasakan betap besar kasih sayang Papa nya untuk dia dan keluarganya. Alfin begitu sangat sayang dengan Papa nya itu.. Sekarang dialah yang akan menjadi hero dan pelindung buat Adik dan Mama nya nanti. Dia sudah berjanji dengan Papa nya bahwa dia akan menjaga Princess dan Ratunya seperti Papa nya menjaga dengan segenap jiwanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam HidupKu (END)✔
RomansaTetaplah bersamaku apapun yang terjadi. Suka duka sudah kita lewati bersama..kenapa dulu aku merasa yakin menerima kamu dihidupku? Karena kamu memang pantas dapatkan seluruh cintaku. ~Ali Frans Wijaya~ Aku sadar aku tidaklah sempurna untukmu dan Ka...