Prilly berjalan melewati lorong sekolah Alfin sambil melihat lihat setiap kelas yang di lewati. Senyum ia ciptakan kala Prilly berpapasan dengan guru² Alfin. Seperti biasa dia datang sendirian tanpa di temani Ali setiap tahun. Sampai Aula sekolah Alfin dia melihat Aula tersebut sudah ramai dengan para orang tua murid. Prilly melihat di penjuru dalam Aula mencari keberadaan Putra nya itu ketika dia fokus ke arah satu titik dimana Alfin sedang berdiri yang berbincang dengan teman-teman nya.
"Sayang.. " Sapa Prilly memegang bahu Alfin.
"Ehh Mama udah datang.. Ayo Ma ikut Alfin. " Menoleh ke belakang saat Prilly menyapanya dan mengajak Prilly duduk di tempat yang sudah di sediakan olehnya.
"Mama duduk sini ya.. Tunggu sebentar nanti acara nya akan dimulai. " Mempersilahkan Prilly duduk.
"Kamu gak duduk di sini juga? " Ucap Prilly mendongak ke atas saat menatap Alfin. dirinya sudah duduk sedangkan Alfin berdiri sehingga membuat dirinya harus mendongakkan kepalanya.
"Iya Ma.. Alfin duduk di sebelah Mama kok. " Prilly hanya mengangguk.
"Bu Prilly gak bareng Suami nya lagi? " Tanya salah satu orang tua murid temannya Alfin.
Prilly menoleh kesamping dan tersenyum ketika ibu dari temannya Alfin bertanya kepada dirinya. "Tidak Bu.. Suami saya sibuk bekerja untuk saya dan anak-anak.. " Ucapnya Ramah.
"Selalu begitu ya Bu... Sibuk terus apa beliau tidak pernah ada waktu untuk keluarga? Apakah suami Ibu tidak pernah perduli ya dengan Alfin.. Kyk nya pekerjaannya penting bengett. " Ujar salah satu orang tua murid lainnya yang ikut nimbrung.
"Maaf Bu soal pertanyaan ibu-ibu sekalian itu bukanlah kapasitas saya untuk menjawab semua pertanyaan kalian... Dan Maaf sekali lagi saya ingin menegaskan bahwa suami saya adalah suami terbaik sekaligus Ayah terbaik bagi saya sendiri dan Anak-anak saya.. Ibu² tidak tau apa² mengenai suami saya sekaligus kebahagiaan keluarga saya dan terima kasih atas perhatian Ibu-ibu sekalian yang sudah memperhatikan saya selama setiap tahunnya, sehingga ibu tau persis jika saya selalu datang dengan sendiri. " Ucap Prilly mencoba menahan sesak didada nya ketika suami nya di jelekan seperti itu.
Alfin yang melihat dan mendengar ucapan serta pertanyaan orang tua muridnya tentang Papa nya hanya bisa diam dan menunduk. Dia mendongak ketika Prilly menjawab perkataan ibu-ibu itu dengan tenang meskipun Alfin tau persis Mama nya itu menahan Air matanya agar tidak menluncur. Mama nya itu sangat mencintai Papa nya dia tidak terima jika ada orang yang menjelekan dan merendahkan Papa nya di hadapan Mama nya. Jika itu terjadi maka bisa di pastikan orang yang melakukannya akan diam tak berkutik setelah mendengar ucapan Mama nya, terbukti saat ini ketika Mama nya mengucapkan sesuatu untuk membela Papa nya.. Hal itu membuat orang tua murid diam tak berkutik.
"Ma." Panggil Alfin pelan mengeggam tangan Mama nya.
Prilly menoleh ke arah Alfin dan tersenyum membalas genggaman Alfin. "Mama gpp. " Ucapnya pelan.
Alfin membalas senyuman Prilly dan menyenderkan kepala nya kepundak Prilly dengan tangan Prilly membelai pipi Alfin dengan sayang.
"Assalamu'alaikum Wr. Wb. Ibu dan Bapak sekalian. " Ucap Wali kelas Alfin yang sudah datang dan memulai mengumumkan kelulusan serta nilai yang tertinggi.
Saat dimana nama Alfin disebut dengan lantang dengan urutan nama paling utama sekaligus dengan nilai tertinggi.
"Alfin Pratama Wijaya mendapatkan nilai tertinggi dengan jumlah 4,5 untuk nak Alfin di persilahkan Maju. "
Suara tepukan suara yang riuh di ruangan itu ketika Alfin berjalan menaiki panggung setelah Alfin mendapatkan ciuman dan pelukan hangat dari Mama nya yaitu Prilly.
"Assalamu'alaikum Wr. Wb Alhamdulillah saya sangat berterima kasih terhadap Allah Swt yang telah memberikan saya nikmat yang sangat luar biasa dan saya juga berterima kasih dengan orang yang sangat berharga dalam hidup saya yaitu Mama saya yang sedang duduk di sana.. Mama terima kasih banyak atas apa yang engkau berikan kepada anak mu ini.. Thank you soumuch and I Love You."memandang Prilly yang sudah mengeluarkan air mata kebahagiaan dengan selingan senyumnya. "Dan terima kasih untuk Papa.. I Love You Pa. " Lanjutnya dalam hati. "Itu saja yang saya sampai kan terima kasih." Berjalan turun kembali ke tempatnya di iringi tepukan tangan yang meriah.
Author Pov
Sedang kan seseorang yang sedang memperhatikan Alfin dan Prilly sedari tadi hanya bisa memandang tersenyum miris ketika melihat Putra kebangaannya tidak menyebutkan diri nya ketika di atas panggung tadi. Orang tersebut adalah Ali.. Ali berdiri tak jauh dari Prilly dia bisa melihat dan mendengar ketika ibu-ibu tadi menjelekan dirinya. Sempat merasa sedih apa yang di katakan Ibu-ibu tadi.. Dirinya hanyalah sibuk dengan pekerjaan tanpa memperdulikan anak-anak nya. Apakah benar seperti itu? Kalau benar seperti itu berarti apa yang dia lakukan untuk keluarga nya sia sia saja selama ini.
Suara lembut dan tegas terdengar berhasil memecahkan lamunan Ali tentang perkataan ibu-ibu tersebut. Ya dia mendengar dan melihat Prilly Istri nya menantang sekaligus membela diirinya. Senyum terbit di bibirnya kala melihat pembelaan Prilly kepada nya.
"Terima kasih sayang. " Ucapnya pelan yang masih memperhatikan Prilly.
Pov End
Acara selesai ketika semua sudah di umumkan.. Semua murid dan orang tua kembali pulang dengan tertib. Termasuk Alfin dan Prilly. Mereka berjalan ke parkiran dan memasuki mobil lalu kembali ke rumah.
"Mama bangga pada Mu nak. " Ucap Prilly ketika perjalanan pulang dalam mobil.
"Alfin seperti ini karena Mama juga.. Makasih Ma. " Ucap nya tulus memeluk Prilly dari samping.
"Ini juga berkat Papa kamu... Tidk ada Papa kamu gak bakal seperti ini.. Sama² sayang.. Kami bangga padamu. " Balas Prilly membuat Alfin melepaskan pelukannya ketika mendengar Prilly menyebut nama 'Papa'.
"Alfin setelah lulus ini tetap ingin kuliah di jerman Ma. " Ucap Alfin mengalihkan pembicaraan.
"Kita rundingkan ya dengan Papa. " Balas Prilly.
"Pokoknya Alfin tetap ke sana baik atas persetujuan Papa atau tidaknya Alfin tetap pergi. " Ucapnya masih dengan keputusannya.
"Alfin kita tidak bisa mengambil keputusan gitu aja.. Papa kamu yang lebih berhak mengambil keputusan.. Dia kepala keluarga di rumah kita.. Jadi kita harus tetap menghargai Papa kamu. " Jelas Prilly menasehati.
Alfin hanya diam tanpa menjawab ucapan Prilly dengan menatap luar jendela. Setelah beberapa saat hening.. Prilly kembali membuka suara.
"Sayang... Mama ngerti.. Tap_" Ucap Prilly mengelus kepala Alfin.
"Alfin tetap ke jerman. " Balas Alfin membuka pintu mobil dan berlalu meninggalkan Prilly seendiri. Memang saat ini mereka sudah sampai di kediaman Wijaya.
Prilly hanya menghela nafas mendengar ucapan Alfin. Anak itu sangat keras kepala persis seperti Ali.. Keduanya sangat keras.
"Anak dan Ayah sama saja sama-sama keras kepala". Gerutu nya keluar dari mobil.
Bersambung..

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam HidupKu (END)✔
RomanceTetaplah bersamaku apapun yang terjadi. Suka duka sudah kita lewati bersama..kenapa dulu aku merasa yakin menerima kamu dihidupku? Karena kamu memang pantas dapatkan seluruh cintaku. ~Ali Frans Wijaya~ Aku sadar aku tidaklah sempurna untukmu dan Ka...