Keluarga Prilly saat ini berziarah ke makam Ali.. Sudah lama mereka tidak mengunjungi makam Ali semenjak keadaan Prilly yang memprihatinkan. Prilly sadar dirinya udah terlalu lama tidak mengunjungi tempat peristirahatan Suaminya.. Dirinya berjanji setelah ini dia akan sering mengunjungi Suaminya ini... Seperti saat ini mereka sudah berjongkok di depan makam Ali dan menaburi bunga serta menyiramnya dengan sebotol air.
Prilly mengusap batu nisan Ali.. Air matanya kembali menetes. Dirinya bersandar di patok nisan Ali dengan masih meneteskan air matanya.
"Haii kamu apa kabar?? Aku kangen sama kamu.. Maaf ya aku baru sekarang ke sini.. " Ucapnya serak mengusap batu nisan Ali.
"Kamu bahagia disana?? Aku harap begitu ya.. Kamu tau?? Aku disini kesepian tanpa kamu.. Kamu pasti disna udah ketemu Ayah dan Bunda kan?? Kalau gitu tunggu aku ya suatu saat nanti di ke abadian.. Aku sayang kamu hikss hikss. " Memeluk pusaran Ali.
"Mama.. Sekarang kita berdoa ya buat Papa. " Ucap Alfin menyentuh bahu Prilly.
Prilly mengangguk seraya menghapus air matanya. Mereka semua berdoa untuk Ali agar di beri jalan menuju surga-Nya.
Prilly masih setia mengelus batu nisan Ali dilihatnya nama Ali yang tercantum dengan rapi. Dan tanpa disadari air matanya kembali menetes.
"Pa.. Alfin sekarang sudah memiliki tambatan hati.. Lihat.. Dia persis kan seperti Mama.. Semoga Alfin beruntung seperti Papa ya.. Beruntung yang memiliki Mama yang tulus mencintai Papa hingga sekarang. " Ucap Alfin memegang batu nisan Ali.
"Hai Om.. Saya Rilly.. Saya harap Om disana bahagia ya.. Walaupun saya belom sempat ketemu Om.. Tapi saya tau pasti Om sama persis seperti Alfin kan.. Saya tau itu Om. " Ucap Rilly.
"Alfin akan menikahinya Pa.. Papa setujukan?? Alfin akan membahagiakannya seperti Papa membahagiakan Mama dan juga kami.. Alfin sayang Papa... Papa yang tenang disana ya.. " Ucap Alfin kembali menaburkan bunga lagi.
Prilly menangis mendengar ucapan Alfin dan Rilly. Seandainya Ali masih hidup.. Sudah dipastikan Suaminya itu pasti sangat bahagia karena sebentar lagi putra ke banggan dirinya akan menikah.
Dwi mencium batu nisan Ali dengan air mata yang menetes.
"Dwi harap Papa bahagia disana.. Papa pasti gak merasakan sakit lagi kan?? Dwi harap begitu.. " Dwi menghentikan perkataannya karena tak kuasa menahan tangisnya. Dave yang setia di damping Dwi membawanya kedalam pelukannya.
"Hikss hikss.. Dwi sayang Papa.. " Sambungnya.
Alya yang sedari tadi berdiri memandang keponakan serta adik iparnya sudah menangis. Dirinya tak sanggup harus berbicara di pusaran sang adik.. Ketauhilah Alya jauh lebih sedih dan kehilangan Adik semata wayang nya itu setiap malam Alya menangis memeluk foto sang Adik. Tapi kesedihannya itu Ia tutupi dari semuanya..
Alya berjongkok tepat didepan makam Ali di peganganya nisan Ali dengan lembut.
"Adikku... Apa kabar?? Kamu bahagiakan disana?? Maafin kakak ya.. Kakak sangat jarang ada untuk kamu... Bahkan saat² terakhir kamu pun kakk__" Ucapnya terhenti kala suaranya tercekat akibat tangisnya.
"Lihatlah.. Kami semua sangat menyayangi kamu.. Kamu pasti sudah bertemu dengan Ayah Bunda kan.. Kangen kamu pasti sudah terobati dengan Ayah Bunda kan.. Bahagia disana ya.. Kakak sayaaangg banget dengan kamu. " Sambungnya menangis menunduk lalu berdiri meninggalkan makam Ali. Dirinya tak sanggup berlama lama di makam Ali.. Dirinya sangatlah rapuh.. Maka dari itu dirinya tidak ingin kesini karena pada akhirnya akan membawa ke tempat yang titik terendah untuk dirinya. Revan dan Intan mengikuti Alya yang berlari ke mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam HidupKu (END)✔
RomanceTetaplah bersamaku apapun yang terjadi. Suka duka sudah kita lewati bersama..kenapa dulu aku merasa yakin menerima kamu dihidupku? Karena kamu memang pantas dapatkan seluruh cintaku. ~Ali Frans Wijaya~ Aku sadar aku tidaklah sempurna untukmu dan Ka...