#7

206 13 0
                                    

"AGNI, ATHAYA, GALUH, KEYSA, KINAN. Salah satu dari yang saya panggil tadi harap piket menghapus papan tulis! Bukan ribut!" Perintah Pak Ahmad sambil membaca petugas piket hari ini di papan piket dengan wajah yang garang.

Hening. Semua menunduk takut terkecuali Athaya yang menengok-nengok teman lainnya yang bertugas piket. Malah pada diem, batinnya. Athaya pun berdiri dan maju untuk menghapus papan tulis.

"Nah gini dong dari tadi." Ujar Pak Ahmad yang sedang duduk.

Setelah itu, Athaya hendak kembali ke kursinya, namun Pak Ahmad memanggilnya.

"Eh kamu, kesini dulu." Panggilnya.

"Iya pak?"

"Saya baru ingat. Tolong ambilkan novel sejarah saya kalau tidak salah ada di atas meja guru di kelas XI-IPS 1."

"Iya pak." Jawab Athaya. Sebelum keluar, iya melirik kearah tiga sahabatnya yang terlihat menggodanya. Namun ia balas dengan wajah masam.

Athaya kini berjalan di koridor XI IPS. IPS 6, IPS 5, IPS 4, Dan... yap. IPS 1. Kemudian Athaya agak mengintip karena pintu yang sedikit terbuka.

"Ish, ada guru lagi." Gumamnya. Dengan perasaan ragu, Athaya mencoba untuk mengetuk pintu terlebih dahulu. Namun saat Athaya sudah mengangkat satu tangannya dan hendak mengetuk pintu, keluarlah satu siswa yang langsung melontarkan pertanyaan kepada Athaya.

"Lho Athaya. Ada apa?"

"Eh Gio. Kebetulan banget. Gue minta tolong dong ambilin novel sejarahnya Pak Ahmad. Katanya ketinggalan di meja guru."

"Oh gitu. Bentar ya." Gio masuk lagi ke kelas dan ia terlihat sedang mengobrol sebentar dengan guru didepan, mencari dan mengambil buku yang dimaksud, dan kembali keluar.

"Nih bukunya."

"Makasih ya. Eum, yaudah gue duluan." Ucap Athaya dengan wajah yang kikuk. Gio membalas dengan senyum serta anggukan.

Athaya pun berjalan kembali ke kelas dengan langkah yang agak cepat dari yang sebelumnya. Tau gak perasaannya sekarang? Malu, senang, bahagia, degdegan, dan gugup.

Bayangin aja kalo kalian mau ke kelas doi tapi gak ada urusan sama doi, terus malah ketemu doi. Berhadapan malah. Ngobrol langsung juga. Beuh nikmat! Ngerti kan?

Gio yang sebelumnya meminta izin ke toilet namun tadi ia harus mengurungkan niatnya ke toilet untuk membantu Athaya, kini ia melakukan niatnya ke toilet. Gio pun berjalan santai dengan Athaya agak jauh didepannya yang masih berjalan dengan agak cepat. Gio melihat Athaya dengan senyuman.

:: :: :: :: ::

Bel pulang sekolah. Walaupun berisik, suara bel ini bikin mood naik banget. Udah lelah belajar berjam-jam lamanya, akhirnya mereka bisa pulang. Dan pasti area sekolah terlihat seperti lautan manusia yang berlomba-lomba keluar gerbang sekolah.

"Besok gue jemput kalian ya." Ucap Vania sambil berjalan di koridor XI IPA.

"Oke deh." Jawab Ailsha.

"Eh temenin gue liat yang latihan futsal yuk Shil, Put."

Athaya cs, mendengar Audrey yang sedang menarik tangan kedua temannya agar ikut dengannya. Kini mereka memang berada di depan kelas sebelah mereka, XI-IPA 3. Lalu mereka berempat pun saling melihat.

"Modus terus." Ujar mereka berempat sambil terus berjalan melewati Audrey cs. Untung saja dia tidak tersinggung, terbukti dengan Audrey yang malah masih terus memaksa kedua temannya agar mau diajak menemaninya, karena katanya kedua temannya itu malas untuk melihat yang latihan.

Love In Silence (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang