#55

65 6 0
                                    

Karena kejadian kemarin di perpustakaan membuat Athaya jadi kurang fokus. Apalagi Athaya jadi lebih sering bertemu Gio disekolah. Jika bertemu, tak ada sapaan yang keluar dari mulut mereka. Melainkan hanya lewat mata atau senyuman.

Saat itu di kantin sekolah pagi hari tampak sepi. Hanya ada beberapa orang yang terlihat. Saat itu Athaya menemani Alfa sarapan di kantin.

Lalu, saat menunggu makanan Alfa tiba-tiba saja Alfa izin meninggalkan Athaya sebentar karena kebelet. Mau ke toilet. Athaya pun ditinggal. Menatap punggung Alfa yang sedikit berlari keluar kantin. Senyum geli muncul dibibir Athaya melihat tingkah Alfa.

Sedetik kemudian, tempat duduk Alfa diisi oleh seseorang yang membuat Athaya yang sedang melamun terlonjak kaget. Ia Gio. Muncul dengan senyum simpulnya yang mau tak mau Athay balas juga dengan senyumannya.

"Gue sebentar disini." Ucap Gio. Athaya mengangguk.

"Kenapa telponnya langsung lo matiin aja kemarin?" Tanya Gio.

Kenapa bahas yang semalam sih.

"Mati sendiri kok. Kayaknya jaringannya kali." Jawab Athaya cepat.

"Bisa jadi. Ini lo belum sarapan?" Tanya Gio.

"Gue temenin Alfa doang sarapan. Guenya udah."

Gio mengangguk paham, "iya. Sarapan itu jangan lupa. Biar bisa konsen."

Gio memandang ke sekitar kantin. Ia bingung mengatakan apalagi pada Athaya agar bisa terus mengobrol seperti ini.

"Gue tinggal gapapa?" Tanya Gio.

Athaya langsung mengangguk, "Gapapa kok. Alfa juga bentar lagi kesini." Jawab Athaya dengan sengaja. Sengaja agar Gio segera pergi sebelum Alfa lihat dan menduganya macam-macam yang berakibat kesalah pahaman.

Mendengar jawabannya membuat Gio tidak berkata apa-apa lagi. Gio hanya mengangguk singkat dan pergi ke tempat duduk lain. Athaya lihat Gio bersama teman-temannya yang Athaya sering lihat.

"Gimana Yo? Diterima?"

Gio menoleh cepat pada Rendi, "apaan?"

"Dia bukannya udah pacaran sama Alfa yang pas itu anak baru kan?" Tanya Rendi.

"Emang." Jawabnya singkat tanpa minat.

"Yaelah Ren jangan begitu. Cemburu dia." Ujar Setya.

"Gue kira lo udah ga deketin lagi Athaya. Ternyata masih. Lo gak pernah cerita-cerita sih... Kaya Setya dong. Antusiasnya besar banget kalo ceritain gebetannya. Besar seperti badannya." Gurau Rendi yaang mengundang tawa Gio dan wajah datar Setya.

"Si Ari sama Ciko lama bener datengnya. Bentar lagi bel ini." Ucap Rendi sambil melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya.

"Au. Gue nunggu oleh-oleh Palembangnya Ari nih."

"Oleh-oleh mulu." Protes Gio.

:: :: :: :: ::

Lalu, saat bel istirahat. Saat itu Athaya tidak ke kantin bersama tiga sahabatnya, melainkan bersama Alfa. Dan saat dikelas, tiga sahabatnya sudah ada ditempatnya. Athaya melihat sebuah kantong kresek hitam kecil berisi makanan ringan. Mungkin yang Vania. Athaya pun duduk dengan santainya.

"Barusan Gio kesini." Bisik Vania.

"Tuh itu buat lo katanya."

"Gue ambil satu tadi hehe. Gapapa ya?"

Athaya menunjukkan wajah terkejutnya, "Seriusan?"

"Kalo gak percaya jajanannya buat gue aja nih." Ancam Vania.

Love In Silence (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang