Sudah berbulan-bulan lamanya mereka berusaha untuk menguasai seluruh materi pelajaran, dan sebentar lagi mereka akan dihadapkan dengan tes akhir atau ujian kenaikan kelas. Tahap penentuan naik kelas atau tidaknya seorang siswa melalui nilai-nilai pelajaran yang mereka peroleh selama semester ini.
Bagi Athaya dikelas sebelas ini telah memberinya pengalaman baru, yaitu hal percintaan. Seperti yang kita ketahui, Athaya pernah dekat dengan seorang anggota futsal yang duduk dikelas jurusan IPS. Gio nama panggilannya.
Namun, oleh sebab Audrey yang menyukai dan mencintai Gio hingga entah mengapa tiba-tiba hubungannya dengan Gio jauh dan perhatian Gio pindah pada Audrey. Dan Audrey beruntung. Audrey akhirnya memang mempunyai hubungan lebih dari teman dengan Gio.
Hingga pada suatu hari kelasnya kedatangan murid baru seorang laki-laki. Saat kenalan, namanya Alfa katanya. Satu-satunya teman kelas yang awalnya Athaya tidak suka dengan sikap songong nya.
Namun, siapa sangka seorang Alfa menaruh hati pada Athaya si tukang marah dan jutek, menurut Alfa. Dengan segala perhatian sederhana yang Alfa berikan dan dengan segala sikap Alfa yang diberikan pada Athaya ketika kebetulan saat itu sedang hilang semangat karena Gio.
Dimana ada Gio yang dengan sikapnya membuat mendung hati, disitu ada Alfa datang mengembalikan cerah di hatinya. Dan disinilah akhirnya, Athaya dan Alfa resmi berpacaran.
Sejauh ini di hubungan pacaran yang menginjak 2 bulan gaya pacaran mereka masih seperti sebelumnya, berbicara dengan kosa kata lo-gue, jarang terlihat romantis karena mereka berdua bukan tipe orang romantis, bahkan disaat jam istirahat pun mereka tidak memilih jajan ke kantin berdua, melainkan Alfa yang gabung dengan Athaya cs.
Atau sesekali Akbar ikut gabung juga. Kata Alfa untuk menemaninya agar ia tidak laki-laki sendiri. Padahal kalau dilihat gaya pacaran remaja di zaman sekarang layaknya gaya pacaran seorang dewasa.
Balik lagi tentang Gio, Athaya juga dibuat heran dengan Gio yang sekarang kembali berubah seperti Gio saat mereka masih dekat. Sikap Gio ini dimulai saat Gio menemui Athaya di kantin, dimana saat itu Athaya duduk sendiri pagi hari sambil bernyanyi lagu dari One Direction dan berakhir konflik kecil antara dua pasangan Audrey-Gio dan Athaya-Alfa.
Masih ingat kan? Athaya masih belum tahu apa penyebab Gio yang kembali dengan sikap dahulu yang ia sukai. Athaya kira hubungan Gio-Audrey yang sudah putus, tetapi kenyataannya tidak. terkadang Athaya masih suka bertemu mereka disekolah.
Dan jujur, kedatangan Gio saat ini tidak tepat dan malah membuatnya merasa tidak nyaman, karena disisi lain Athaya sudah ada Alfa dan ia tidak lagi mau ada masalah yang akan berdampak buruk pada hubungannya dengan Alfa. Athaya juga jadi gagal untuk berusaha lupa dengan Gio.
Pandangan Athaya yang sedang menonton televisi beralih pada sang mama yang datang memanggilnya, "Apa?" Tanya nya.
"Tuh, Alfa udah dateng. Dia di teras." Jawabnya.
Athaya pun langsung berdiri dan mengambil tas selempang yang ada di meja depan sofa. Setelah itu ia langsung pamit kepada ibunya dan menghampiri Alfa yang sedang duduk di kursi teras sambil memainkan ponselnya.
"Al?" Panggilnya lembut dan Alfa pun langsung menoleh sambil tersenyum seperti biasanya.
"Liat di grup kelas, nanti kita satu ruangan ya?" Tanya Alfa. Yang padahal Alfa sudah tahu sih, kan barusan liat di grup WhatsApp.
Athaya mengeluh malas, "Ya iyalah Al, inisial kita kan sama huruf A. Gimana sih?"
Alfa terkekeh, "Bagus deh."
"Bagus kenapa?"
"Bisa nyontek. Pacar gue kan pinter."
"Tapi, sayangnya gue gak akan ngasih jawaban tuh." Kata Athaya lalu meledek dengan menjulurkan lidahnya dan berjalan mendahului Alfa.
"Jahat banget bu." Sindir Alfa sambil menaiki motornya.
"Hal nyontek tuh emang harus digituin pak, biar gak kebiasaan. Biar dia bisa berusaha dan tau kemampuannya sampe mana selama belajar. Dan juga biar belajar tanggung jawab sendiri pak." Sindir Athaya yang membuat Alfa tertawa.
Alfa menyalakan motornya dan memutar balik untuk menuju jalan besar, "Kalo tanggung jawab buat masa depan saya sama pacar saya nanti, insyaallah siap bu."
Athaya memukul pundak Alfa dari belakang, "Apaan sih jadi bahas ke sana!" Ucap Athaya kesal, namun Alfa malah tertawa renyah.
Tujuan mereka pergi sore ini bukan sekedar main, melainkan juga untuk membeli buku buat tambahan sumber dan juga peralatan tambahan untuk ujian seperti papan ulangan, pensil 2B, serutan, dan lain-lain. Lebih tepatnya hanya Athaya yang beli sih, Alfa hanya mengikuti berkeliling mencari barang yang dicari dan melihat-lihat saja.
"Udah kayak nyiapin ujian nasional aja. Kelas dua belas aja belum." Ucap Alfa saat berjalan berdampingan bersama Athaya.
"Ya bagus dong, biar ngerasa aman, udah semua siap. Tinggal hafalan sama pemahaman materi aja." Athaya melirik Alfa, "Daripada lo santai aja. Gak naik kelas tahu rasa lo!"
Alfa mengusap kasar rambut Athaya gemas, "Galak banget sih... Kan nanti juga kita belajar bareng."
"Gak jadi deh, lo gak pernah serius belajar. Capek gue jadi guru privat yang ngajarin anak kayak lo. Mana gak dibayar lagi."
"Kan dibayar pake cinta." Goda Alfa dengan kekehan nya.
"Makan tuh cinta!" Bisik Athaya dengan penuh penekan sebelum berjalan ke depan kasir.
:: :: :: :: ::
Waktu yang sudah menjelang malam dan langit yang warnanya ya menjadi gelap masih mengikuti sepasang remaja ini. Saat ini mereka menuju jalan pulang setelah dari toko buku. Hanya berkeliling di satu tempat saja membuat mereka pegal kaki, apalagi jika tadi mereka juga sekalian mengunjungi tempat lain untuk main.
"Tha, lapar gak?" Tanya Alfa dengan suara yang agak keras karena bisingnya kendaraan.
"Lapar."
"Didepan komplek rumah lo gue liat suka ada tukang nasi goreng kan? belum pernah gue ke sana."
Nasi goreng depan komplek. Ia jadi ingat saat malam hari berjalan ke sana dan bertemu Gio di sana, mengobrol sederhana, hingga akhirnya ia pulang diantar Gio. Nyatanya kejadian dulu belum Athaya lupa. Tak hanya itu, kejadian lain juga masih Athaya ingat. Mulai dari yang bahagia hingga yang menyakitkan.
"Ya udah." Jawab Athaya akhirnya.
Akhirnya, mereka sampai di tujuan. Untung saja tidak penuh. Hanya ada tiga orang pelanggan yang makan di sana. Alfa pun memesan dua porsi nasi goreng beserta dua teh manis hangat. Setelah itu, sambil menunggu pesanan datang mereka mengobrol. Mulai dari bahasan sekolah, sehari-hari mereka dan tak lupa juga diselingi candaan sederhana sebagai pelengkap hari ini.
Dan Athaya sejenak lupa dengan perasaan yang masih gagal move on. Berkat Alfa yang bisa membahagiakannya, selalu. Sedangkan Alfa juga sejenak melupakan masalah pribadi dengan ayahnya yang tak kunjung membaik. Ayahnya yang semakin menjadi saja membuat Alfa kecewa bukan main. Hanya dengan Athaya lah dirinya bisa menjadi sosok Alfa yang sebenarnya.
To be continue
Full Athaya-Alfa ya?
Emang iya, heheehee
biar ada manis-manisnya gituu..
so, masih mau Athaya-Gio / Athaya-Alfa?
Vote yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence (Complete)
Подростковая литератураSemua tak akan ada artinya jika hanya sebatas kata-kata belaka. Semua tak akan ada hasilnya jika hanya sebatas memendam rasa. Hanya bisa menutup luka. Menahan api cemburu. Memendam rasa kecewa. Meskipun tidak pernah pacaran, setidaknya aku juga p...