#21

174 11 0
                                    

Tiba saatnya. Acara HUT SMA Bina Bangsa pun segera dimulai. Sekolah yang disulap menjadi banyak hiasan dan panggung yang berdiri di lapangan.

Sebelum dimulai, para panitia berkumpul untuk diberi pengarahan. Setelah itu, mereka dibagikan name tag. Salah satu panitia berseru memanggil panitia lain untuk toast semangat mereka.

Dan kini mereka yang berseragam memakai bawahan hitam dan atasan merah marun itu berdempetan membentuk lingkaran dan membentangkan sebelah tangan mereka ditengah-tengah mereka.

"Bina Bangsa......!!" Seru Radit, anak kelas 12. Dia berseru dengan suara yang dikeraskan oleh toa.

Mereka pun serempak berseru, "bisa, bisa, bisa...!!"

"Wooohoo..."

"Semoga sukses semuanya...!"

Acara dimulai dengan sebuah tampilan dari tari tradisional. Seketika para siswa pun mendekat kearah lapangan. Berseru heboh saat ketiga penari itu mulai bergerak meliukkan badannya dengan lentur dan penuh perasaan.

Kemudian, dilanjut dengan pidato dari kepala sekolah yang dipersilahkan oleh kedua pembawa acara di atas panggung.

"... acara hari jadi SMA Bina Bangsa, resmi dimulai!" Akhir pidato tersampaikan yang dibalas riuhnya tepukan tangan dan sorakan ria. Balon-balon yang seluruh siswa pegang beraneka warna pun terlepas dari tangan mereka yang kini menuju awan, terbang jauh semakin atas. Seperti harapan, eeeaa.

Acara dilanjut dengan beberapa penampilan dari siswa. Mereka yang menonton pun asyik menikmati dan sesekali mengikuti alunan lagu yang dinyanyikan teman mereka.

Gio terlihat sedang duduk bersama ketiga teman dekatnya, yaitu Setya, Rendi, dan Ciko. Mereka berbincang sambil menikmati minuman manis dinginnya. Hari ini mereka terlihat berbeda dari biasanya. Biasanya ke sekolah menggunakan seragam, kini mereka memakai gaya pakaian yang membuat mereka terlihat keren.

"Minuman gue rasa coklat ternyata." Kata Setya saat menyeruput habis minumannya.

"Coba yang punya elu Cik," Setya mengambil minuman Ciko dan ia seruput lumayan banyak . Hampir setengahnya dari semula Ciko minum.

"Woy, woy, woy main minum aja lu!" Omel Ciko yang tak rela minumannya diambil Setya.

"Kok sama ya? Coklat juga ini. Gua kira rasa soto beri." Ucap Setya dengan polos sambil mengembalikan minuman Ciko.

"Haus pak? Yang orang lu embat juga dengan alasan 'nyobain'." Sindir Gio. Setya tertawa.

"Lagian ya mana ada rasa stoberi warna coklat? Dan sejak kapan si Beri jualan soto? Anaknya letoy gitu." Ujar Rendi kesal dengan tingkah Setya.

"Ada. Kakak gua kan beli es rasa vanilla tapi warnanya abu." Ujar Setya tak mau kalah.

Gio mengangkat sebelah alisnya, "kok bisa?"

"Kata adek gue, pas kakak gue ke dapur dia masukin tinta yang dia temuin di kamar orang tua gua. Terus dia aduk." Jelasnya membuat ketiga temannya semakin yakin untuk mengempeskan tubuh gempal nya Setya.

Ketiga gadis yang sedang berfoto ria didepan panggung sambil menikmati musik pun seketika heboh saat mengetahui pengisi acara selanjutnya adalah Fery dan ketiga temannya yang akan bernyanyi menghibur acara.

Fery berdiri didepan stand mic, Arya duduk dan siap dengan stik drum nya, Fajri dengan gitarnya, dan Reza dengan bass nya. Mereka bernyanyi diikuti para siswa yang antusias, terutama para siswa perempuan.

Keempat laki-laki yang menduduki bangku SMA itu merupakan kategori cowok yang memiliki tampang yang oke, terkenal pada pintar, dan baik. Dan Audrey serta kedua temannya itu merupakan anggota penggemarnya. Hingga kini mereka sibuk mengomentari suara dan penampilan kakak kelasnya yang menurutnya bernilai 100.

Love In Silence (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang