9. Rumah pagar putih

1.9K 394 45
                                    

Terimakasih  sudah menemukan  book ini,  dan  terimakasih  juga karena sudah mau meluangkan waktu untuk  membaca dan mendukung book ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih  sudah menemukan  book ini,  dan  terimakasih  juga karena sudah mau meluangkan waktu untuk  membaca dan mendukung book ini

Sorry for typo(s)

...













'
Kita tidak bisa menerka-nerka perihal masa depan yang masih abu-abu bagi kita. Biar Tuhan saja lah yang menunjukannya nanti setelah kita melewati beberapa proses dan usaha.

Jaehyun tidak mau jadi budak cinta yang bahkan sudah patah hati sebelum mengikrarkan kalimat,
‘Doy mau jadi pacarku?'
Makanya sore itu setelah pulang dari sekolah, ia meminta Yuta mengantarkannya ke rumah Doyoung. Padahal baru hitungan jam ia mengatakan mundur atas perasaanya pada Doyoung Hasibuan.

Tapi kini? Ia menggenggam erat plastik berisi martabak manis mang.Ujang depan SMA Nasional yang terkenal enak.

Halah...Dasar budak cinta...!



"Sana pergi!" Usir Jaehyun pada Yuta dan Jungwoo. Jadi mereka tadi bonceng tiga dari SMA Nasional ke rumah Doyoung. Untung tahu jalan tikus, jadi bebas dari razia polisi.


"Anjeng!" Maki Yuta pada Jaehyun yang bersedekap menunggu motor Yuta pergi "Peluk sayang!"
Yuta berujar pada Jungwoo sambil melajukan motornya menjauh dari rumah milik Doyoung. Kesal ia pada teman tak tahu diri macam Jaehyun ini. sudah dibantu bukan berterima kasih malah ngusir. Untung dibayar pakai rokok.








Jaehyun berdiri gugup didepan rumah dengan pagar warna putih milik Doyoung. Kakinya menendang-nendang kerikil kecil di depan pagar rumah tersebut. Ragu tiba-tiba saja menghampirinya, Takut terusir dia.

"Mau masuk?"
Jaehyun menoleh kaget. Mendapati orang yang akan ia temui tengah berdiri manis dibelakangnya.

"E-eh?" Jaehyun menggaruk tengkuknya canggung.


"Ayo!" Doyoung menarik pergelangan tangan Jaehyun untuk memasuki rumahnya.

"Maaf ya kemarin. Aku udah kedinginan banget. Maaf ya jadi ninggalin kamu begitu" Jelas makhluk manis nan indah yang masih saja menarik tangan Jaehyun di pekarangan rumah. Rasa dingin menjalar dari pergelangan tangan milik Doyoung.


"Maaf ya" Kata Jaehyun tiba-tiba, "Kamu jadi sakit" lanjutnya. Ah jadi alasanya begitu? Kenapa dia tidak peka sekali sih? Kenapa ia malah mengatai Doyoung ini dan itu?

"Besok-besok kalau nggak hujan, aku bareng kamu lagi ya pulangnya" Ujar Doyoung antusias, matanya tersenyum lucu. Membuat si aang nampak tersipu melihatnya.

Panglima Tempur []✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang