15. Dari Johnny

1.6K 278 29
                                    


"Alat pacu jantung" Jelas Johnny, membuat ponsel dalam genggaman Jaehyun yang belum seutuhnya menampakan hasil pencarian tentang PPM jatuh dan menghantam lantai dengan sempurna. Setelahnya ia dengan susah payah meraup oksigen yang entah mengapa semakin menyempit pada paru-parunya.


"Eh?" Suara serak tersebut yang bisa Jaehyun keluarkan, seperti ada yang menyekat tenggorokanya, menjadikan bagaimana oksigen yang harusnya terpompa ke paruparunya melambat.


"Mama Jes, mamanya Doyoung meninggal karena kelainan jantung" Satu tetes air mata Jaehyun dapati keluar dari pelupuk mata Johnny, siswa sombong yang sudah sekian lama ingin ia pukul "Ter-hiks" Johnny menutup mulutnya ketika isakan tangis keluar dari mulutnya, setelahnya ia tertawa tanpa suara.


"Kalau lo mau pergi, gue rasa lebih cepat lebih baik. Gue tahu Doyi sebegitu nggak ada apa-apanya kan? Pergi aja lah dari hidup dia. Masih ada waktu" Ujar Johnny.

Jaehyun tak bergeming, ada dua sisi dalam dirinya, satu sisi meminta ia untuk tetap bertahan dan sisis yang lain mengatakan kebalikannya "Kalau lo diem, gue anggap lo—

Duk!!

Suara Jaehyun duduk dibangku sebelah Doyoung menginterupsi Johnny, bahwa kemungkinan Jaehyun mau menetap dan bertahan ada di presentase 50 sampai dengan 70 persen.

"Gue akan denger" Ujar Jaehyun, matanya terfokus pada manik sendu milik Doyoung.

Johnny menarik nafas perlahan "Oke. Lo bisa nentuin pilihan lo nanti setelah denger semua yang gue tahu tentang Doyi!"

Tak ada jawaban dari lelaki Jaehyun itu.


"Gue dan Doyi emang udah kenal dari kami kecil. Lebih-lebih lagi Doyi emang lebih sering di rumah gue daripada dirumahnya. Papanya tugas negara, apalagi setelah mamanya meninggal. Semuanya baik-baik aja, semua menyenangkan, Sampai saat ulang tahun gue yang ke enam, dimana gue dan Doyi lagi asik kejar-kejaran di ruang tengah, dia mendadak jatuh meringkuk sambil nangis"



Flashback...


"Johnny.. Johnny sini ih, larinya pelan banget kamu tuh" Ujar si kecil Doyoung sambil asik berlari mengitari ruang tempat Johnny mengadakan pesta ulang tahun.


"Iih nyebelin. Awas aja ya kalau udah ketangkep" Johnny dengan buru-buru menambah kecepatan berlarinya.
"Mar-hah...M... Johnny" Doyoung tiba-tiba limbung lalu jatuh terduduk, tangannya meremas dada kirinya yang dirasa berdenyut menyakitkan.



BRUK!!



Tubuh kecil itu jatuh meringkuk sambil terus merintih kesakitan dengan nafas tersengal.


"PAPA!"

Teriak Johnny, membuat semua perhatian teralih pada Johnny yang berjongkok di depan tubuh Doyoung yang masih meringkuk dengan nafas putus-putus.


"Doyi!" Papa Doyoung dengan sigap membopong tubuh putra kecilnya,

"Sa-sakit papa" Ujar Doyoung, ia merintih kesakitan dengan tanganya yang masih setia meremas dada bagian kirinya.

"Tenang sayang, sebentar lagi pasti sembuh. Kamu cuma kelelahan kok"  Ujar si papa yang nampak dengan sangat bahwa ia menahan tangis.

Doyoung kecil dengan segera dibawa ke rumah sakit. Dan semua ketakutan papa Doyoung tidak bisa terelak ketika dokter memvonis Doyoung menderita kelainan jantung seperti Jesica. Tidak pernah dunia Siwon runtuh melebihi ketika istrinya harus berjuang melawan penyakit tersebut, lalu kalah dan memilih pulang bersama Tuhan.


Panglima Tempur []✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang