Satu hari sebelum Jaehyun mengecap dirinya lelaki brengsek, sialan, dan apalagi? Bajingan...Atau apapun kata rendahan yang patut ia terima karena membuat Doyoung Hasibuan tidak hanya menangis, tapi juga karena membuat sosok itu pingsan.
...
Senja itu di kediaman keluarga Anugerah “Jisung kemarin kesini sama teman-teman” Ujar Jisung yang kini asik membuka-buka majalah yang salah satu halamannya menampilkan tempat teropong bintang Bosscha sembari duduk dipangkuan Doyoung.
Sialan. Jaehyun kalah dari bocah bau pesing...“Oh ya? Kakak belum pernah, ada apa di sana?”
Tanya Doyoung. Matanya ikut memperhatikan gambar bangunan bernama Bosscha tersebut.
“Ada langit, terus...terus, ada bintang banyak banget kak, sungguh!” Ujar Jisung sembari memperagakan dengan kedua tangannya dan matanya yang berbinar semangat.
“Oh ya, cantik cantik bintangnya?” Tanya Doyoung lagi.
Nampak si Jisung mengerutkan keningnya berfikir “Iya, cantik seperti bunda dan teteh”
“Wah, cantik-cantik dong ya?” Tanya Doyoung lagi, tanganya terulur mengusak surai legam milik Jisung.
“Ah, sama kak Doyi juga. Kak Doyi juga cantik, Jisung suka” Jisung mengulas senyumnya. Membuat Doyoung gemas. Ingin rasanya dirumahnya juga ada makhluk semanis ini yang bisa menemaninya saat papa berangkat bertugas.
"Heh! Nggak boleh, kak Doyi cuma punya aang. Cari tuh sana yang seumuran" Ujar Jaehyun lalu duduk disebelah Doyoung, lalu memindahkan Jisung ke pangkuannya.
Posesif...
Sukses membuat si Jisung merotasikan malas pada si aang.
..
“Jaehyun pernah ke Bosscha?” Tanya Doyoung saat keduanya berjalan menuju parkiran rumah Jaehyun, sudah waktunya mengantarkan pujaan hatinya pulang si Jaehyun itu.
“Sudah, waktu TK” Jawab Jaehyun singkat. Tanganya terulur untuk memasangkan helm pada Doyoung(nya)
Doyoung mengagguk-anggukan kepalanya antusias “Ada apa aja disana?”“Banyak, ada planet, bintang. Ah banyak deh. Eh tapi masa aku kesana nggak ketemu Sadam sama Sherina sih?”
“Haha beda tahun Jae. Tua banget kamu” Doyoung tekekeh.
“Mau kesana?” Tawar Jaehyun.
“Kemana?Aku mau, tapi nggak tahu boleh atau enggak sama papa” Doyoung mengerucutkan bibirnya. Duh kan Jaehyun gemas, mau cium aja rasanya.
“Lembang. Nanti kita coba izin sama papa kamu ya? Kalau boleh nanti kita ke Lembang naik mobil ayah”
Ujar Jaehyun, ia masih sibuk membenarkan jaket yang Doyoung kenakan."Janji ya? "
"Iya Doyi. Pokoknya aku mah kalau kamu yang minta selalu iya jawabanya"
⌐
Malam itu Langit Bandung cantik, semilir angin malamnya memeluk erat, lebih lebih lagi ada si pujaan hati yang pelukannya juga semakin mengerat di jok belakang.
Menghangatkan Jaehyun tidak hanya sampai pada kulitnya, tapi juga sampai pada relung hatinya.
“Doy, di Bandung mah banyak tempat yang enak buat lihat bintang. Kapan-kapan aku ajakin ke semua tempatnya deh” Kata Jaehyun.
“Aku tunggu ajakanya ya?”
“Kalau sekarang mau lihat bintang?”
“Dimana?” Tanya Doyoung.
Jaehyun tak menjawab, dengan cepat ia membawa Lona ketempat ia biasa menghabiskan waktunya saat sedang penat. Penatnya setiap hari Jaehyun mah, hobinya tempur sama ngerokok aja sudah pusing kaya mikir negara.
“Kenapa kesini?” Tanya Doyoung heran saat Jaehyun mengajaknya ke bekas ruko berlantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panglima Tempur []✅
Fanfiction[Completed] MASIH BANYAK TYPO NAMA, KARENA DIBUAT DALAM 2 VERSI!!! BELUM DI REVISI. MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA 🙏 Ini hanya kisah Jaehyun Anugrah si penggemar berat Muhammad Ali dan club Barcelona, jajaran berandal nomor satu di SMA Nasional ya...