12. Hari itu!

1.8K 324 25
                                    

Vote dan  comment dong 😁🙏

Vote dan  comment dong 😁🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———



Pagi itu SMA Nasional nampak semerawut, ramai, dan tidak kondusif, kabarnya sih ada polisi tadi pagi "Ada apa sih?" Tanya Doyoung pada salah seorang siswa yang ikut berkerumun di depan ruang guru.


"Ada polisi!" jawab siswa tersebut dengan masih berfokus pada kerumunan di ruang guru.



"Iya, maksudku, kenapa ada polisi?" Geram Doyoung pada siswa tersebut, toh kalau ada polisi matanya juga sudah bisa melihat dengan jelas.


"Kemarin sore ada tawuran di dekat Pasupati, ada yang kena tusuk katanya!" Jelasnya.


"Astaga, terus?" Doyoung bergidik ngeri. Kelakuan anak-anak SMA kenapa sudah se anarkis ini sih?

"Katanya ada lihat kalau salah satu anak disana pakai identitas SMA ini, itu makanya anak-anak AROGAN (Asik romantis ganteng) dikumpulin!" Jelasnya lagi. Matanya nampak dengan semangat menjelaskan hal tersebut.

"Kenapa ada Jaehyun?" Tanya Doyoung saat mendapati sosok Jaehyun berdiri paling depan, sedang guru di depan Jaehyun dengan sangat ringan tangan memukul-mukul pelan kepala Jaehyun dengan penggaris kayu.

Kasihan tahu...


"Ah kamu mah banyak tanya. Bikin nggak fokus nih ngupingnya. Lagian, Dia kan ketuanya!" Jelas siswa tersebut, dari rautnya sih dia nampak tidak suka kesibukanya di ganggu dengan berbagai pertanyaan dari Doyoung.


"Iya, terus gara-gara dia jadi ketua harus dia yang dihakimi didepan begitu? Dia kemarin sama aku"  Doyoung menggeram marah lalu menerobos kerumunan siswa.

"DOYI!" Nampak Johnny menarik pergelangan tangan Doyoung sambil menggeleng, Ia nampak tidak setuju dengan kemungkinan yang ingin Doyoung lakukan.

"Lepas!" Kata Doyoung dengan nada datar, ia menyentak tanganya yang di tahan oleh Johnny.

"Jangan. Nggak perlu ikut-ikut urusan nggak jelas begini!" Jawab Johnny dengan semakin mengeratkan peganganya pada tangan Doyoung.

"Iya, harusnya emang enggak, kalau aja ketua OSIS nya mau bicara dan ngebela yang seharusnya dibela. Kamu tahu sendiri kalau kemarin Jaehyun sama aku!"


Johnny yang merasa tersindir sebagai ketua OSIS memilih diam lalu mengekor kakak sepupunya masuk ke ruang guru.


"permisi!" Ucap Doyoung didiepan ruang kepala sekolah. Didepanya nampak Jaehyun, Yuta, dan Daniel sedang tertunduk didepan guru dan beberapa polisi.  Lebih tepatnya nampak Jaehyun berdiri paling depan menjadi objek yang paling dihakimi. Bahkan Doyoung dengan jelas mendengar mereka mengatakan "Pelakunya itu kamu kan Jaehyun?"


Nampak Jaehyun menoleh kaget pada kehadiran Doyoung, mulutnya mengucap "Ngapain?" tanpa suara.

"Doyoung? Ada perlu apa? Tapi bisa kembali keruang guru nanti? Kami sedang ada kepentingan" Jelas salah seorang guru.

"Maaf pak, saya disini datang sebagai saksi!" Kata Doyoung. Matanya menerawang setiap orang diruangan tersebut.


"Doy!" Jaehyun menggeleng ribut kearah Doyoung.

"Kemarin saya pulang bareng Jaehyun pak, kalau tidak percaya bisa tanyakan pada Johnny, kemarin dia juga lihat saya pulang dengan Jaehyun. Kami juga dirumah Jaehyun sampai malam, bapak bisa tanya sendiri sama bunda bahkan sama Jisung yang masih tk, kalau bapak takut bunda berbohong!" Ujar Doyoung lantang. Menyisakan tatapan tak dapat diartikan dari guru, Jaehyun, maupun Johnny.

"Benar begitu Jaehyun?" tanya kepala sekola pada Jaehyun, tanganya masih setia menepuk nepuk kepala Jaehyun dengan penggaris.
Jaehyun diam tak bergeming, ia enggan menjawab.


"Kamu bersama Daniel dan Yuta nanti silahkan pergi ke kantor polisi sebagai saksi, saya berharap kamu benar-benar tidak terlibat, catatan poinmu sudah melewati batas!"













PLAK!!!

Doyoung menampar Jaehyun.

"Kenapa diam waktu aku bilang yang benar tadi?" Tanya Doyoung saat keduanya tengah berada di belakang sekolah "Jawab! Kenapa diam? Kamu nggak salah Jaehyun!"Maki Doyoung. Nafasnya nampak terengah-engah menahan emosi.



"Doy mereka teman-teman aku, nggak mungkin aku nyelamatin diri aku sendiri sedangkan mereka mungkin aja ditahan dikepolisian sampai ditebus, aku ketuanya, nggak bisa aku lepas tangan sama mereka!" Jelas Jaehyun. Ia benar-benar menjaga cara biacaranya agar tidak terdengar membentak.



"Jangan egois, teman itu suka duka bareng. Dan aku harus nyelamatin mereka kayak kita saling nyelamatin satu sama lain!"Lanjut Jaehyun, sejujurnya untuk waktu sekian bulan, ini adalah kali pertama Jaehyun benar-benar tidak bisa menahan amarah pada si pujaan hatinya ini.


"Kalau kamu masih ikut-ikut mereka, berantem atau tempur-tempur lagi, aku nggak mau ketemu kamu!" Sentak Doyoung, tanganya dengan lantang menunjuk-nunjuk pada dada bidang Jaehyun.



"Doyoung, jangan gini. aku nggak bisa milih kamu atau mereka!" Jaehyun menatap pada Doyoung.
Mana bisa ia harus memilih diantara dua hal yang ia sayangi?



"Aku atau mereka?" Tantang Doyoung marah.

"Terserah kamu!" Final Jaehyun, ia mendorong dada Doyoung sampai sosok itu tersentak kaget dengan tindakan Jaehyun barusan, lalu pergi begitu saja dari hadapan Doyoung.


Pikiranya sedang penuh saat ini, dia harus memikirkan masalah anak yang kena tusuk tadi malam, ia harus memikirkan cara menyelamatkan Jinyoung bagaimanapun caranya, meskipun Jinyoung adalah pelakunya, ia juga harus memikirkan alasan apa yang harus ia berikan pada ayah dan bunda yang mendapatkan panggilan sekolah.


Dan tiba-tiba saja Doyoung datang dan membuat semuanya semakin runyam, bahkan menambah parah dengan memintanya memilih antara Doyoung atau kawan-kawanya.


Sejujurnya ia menyesal membentak, mendorong dan meninggalkan Doyoung begitu saja, namun biar bagaimanapun Doyoung juga harus paham bagaimana kehidupan Jaehyun sebelum Doyoung datang.


Kehidupan Jaehyun juga tidak selalu untuk Doyoung kan? Jaehyun berlalu menuju kelasnya, ia hendak mengambil tasnya lalu pergi ke Johnny. Otaknya sudah terlampau mendidih, tidak baik jika dia harus berdiam diri di sekolah, mengingat Jaehyun adalah orang yang tidak cukup baik dalam mengatur emosinya.


"JOHNNY.. DOYOUNG PINGSAN!" Teriak salah seorang siswa yang tentu saja menarik perhatian Jaehyun. Lelaki tersebut dengan cepat berbalik arah lalu berlari "Jaehyun berengsek!" makinya pada diri sendiri.




Tbc...

Panglima Tempur []✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang