Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, bersamaan dengan berakhirnya pelajaran terakhir. Pak Budi keluar diikuti dengan segerombolan anak-anak yang juga ingin pulang kerumah mereka masing-masing.
"Rin lo nebeng gua lagi ga?kalau iya tungguin gua nulis nih catetan"ujar Lisa tanpa memalingkan penglihatannya dari papan tulis dan buku nya.
"Iya lah kalau ga sama lo gua pulang gimana?orang tua gua belum ngizinin bawa motor sendiri kesekolah"
"Yaudah tungguin gua"Yerin kembali duduk tepat di samping Lisa yang sedari tadi sibuk menulis.
"Kenapa ga lo foto aja sih Lis, nanti lanjut salin di rumah"ujar Yerin mencoba memberi solusi.
"Gabisa Rin. Males kalau udah sampek di rumah, apalagi kalau difoto bakal menuhin galeri"
Yerin menghela nafas. Salsa dan Adel sudah pulang bersama gerombolan siswa-siswi tadi. Ini konsekuensi baginya pulang bareng Lisa, untuk apa gadis itu tadi malah tertidur saat guru menerangkan jadinya gini kan, Yerin pula yang harus menanggung nya.
Terdengar suara langkah kaki di koridor sekolah. menang kini sudah terlalu lama semenjak bell tadi berbunyi, jadi suara langkah kaki pun akan terdengar nyaring mengema di seluruh koridor
Suara itu semakin lama semakin terdengar mendekat. Di balik pintu itu, muncul lah si pemilik langkah kaki itu di ambang pintu ruang kelas yang kini masih terbuka dan ada Yerin serta Lisa di dalamnya.
Orang itu melangkah masuk menuju kelas. yerin mengembangkan senyuman di wajahnya. Setelah mendapati orang tersebut, sedangkan Lisa, ia masih fokus pada menulisnya hingga tak menyadari kehadiran orang itu.
"Ngapain kesini?"tegur Yerin saat orang itu mendekatinya dan ikut duduk di salah satu kursi kosong dekatnya.
"Nyariin cewek lah"jawabnya sembari tersenyum memandang Yerin.
"Heleh, pulang sono gua masih nungguin temen"
"Males"
Lisa yang sedari tadi fokus menulis tak tahu dengan siapa Yerin berbicara. Apa mungkin Yerin dapat melihat makhluk tak kasat mata. Atau malah mungkin karena efek kesepian ia berbicara dengan bayangannya sendiri"Rin lo tuh ngomong sama siapa sih?ngoceh mulu"
"Sama gua" balas orang itu yang telah diketahui ternyata Ferdi. sontak Lisa menghentikan aktivitas menyalinnya dan memandang kearah sumber suara
Betapa terkejutnya ia ketika melihat Angga tengah memandangnya dengan satu alis terangkat."Ah anjir ngapain lo disini"celetuk Lisa. Gadis itu memang berbeda dari kebanyakan murid perempuan lain yang selalu malu-malu jika bertemu dengan Angga atau yang bernama Ferdian itu, namun Lisa malah terang-terangan mengatakan hal-hal yang terkesan berani kepada sosok Angga. Hal itu karena Lisa memang satu kelas dengan Angga ketika mereka masih SMP. Hal itu yang mengakibatkan mereka sedikit akrab.
"Nemenin temen gua nemenin temennya"Lisa sedikit terheran mendengar jawaban lelaki itu.apa maksut anak ini cobam
Lisa memutar bola matanya malas. Ia kembali menyalin tulisan di papan tulis itu."serah lo aja lah Ga"
Suasana menjadi hening sejenak. Lisa yang masih fokus menulis dan Ferdi serta yYerin yang kini saling bermain dengan ponsel masing-masing.
"Pulang bareng gua aja yuk Rin, kelamaan nungguin tuh bocah"tawarnya yang langsung menarik tangan Yerin
Mengetahui hal itu sontak Lisa menatap Ferdi dengan tatapan horornya "ga ada...ga ada..lo gaboleh ambil Yerin, kalau mau pulang, ya pulang sendiri aja sono. Ngapain ngajak dia""Eh apa lo,lanjutin aja tuh nulis. Dia temen gua suka-suka gua mau ngajakin dia kemana aja"sembur lelaki itu tak mau kalah. Ia malah semakin menarik tangan Yerin.

KAMU SEDANG MEMBACA
This Love ( REVISI )
Teen Fiction"Bagaimana caraku mengungkapkan rasaku,jika aku pun tak mengerti dengan apa yang kurasa-" This Love