perlombaan

22 9 5
                                        

"Eh Del bagi dong minum lo,gua gerah "pekik Salsa sembari mengibas-kibaskan buku tepat di samping wajahnya.

Salsa memang terlihat begitu gerah tergambar jelas dengan keringat yang bercucuran di sekitar wajahnya.

Adel menyerahkan plastik berisi menuman serbuk yang ia beli di kantin tadi.

Salsa tampak menyedot minuman itu hingga tersisa seperempat dari keadaan awal

"Lo darimana sih Sal?kayak orang kesetanan gitu"ujar Lisa menatap Salsa. Tak biasanya Salsa minum serakus itu, Salsa terbiasa menjaga kesegaran tubuhnya namun kini, keringat malah memenuhi tubuhnya.

"Gua dari lapangan basket, liat anak-anak latihan lomba, sumpah keren banget astagaa"ujar Salsa yang sempat tersenyum sejenak mengingat hak itu dan langsung menghabiskan air di dalam plastik itu.

Sudah dapat tertebak oleh pikiran ketiga temannya, Salsa pasti terlalu ketagihan menatap para lelaki itu bermain basket hingga ia enggan kembali ke kelas dan akhirnya, seperti ini dia gerah karena terpapar panasnya sinar matahari.

"minuman apa sih ini Del?" Salsa merasakan rasa yang tak asing lagi di lidahnya setelah menelan habis air di dalamnya.

"Teh sisri gula batu"ujar Adel yang hanya di balas anggukan oleh Salsa

"Pantes rasanya ga asing,..nih makasih ya"ujar Salsa sembari menyerahkan kembali plastik itu dengan kondisi kosong hanya tersisa batu es nya saja.

Adel yang mendapatkan plastik sisa itu tak mau menerima kembali. Pasalnya saja hanya plastik, mana mungkin Adel mau menerima plastik sedangkan isinya saja sudah di teguk habis oleh Salsa"eh lo ngapain ngembaliin plastiknya doang hah, isinya mana isinya"

"Nih masih ada bongkahan es"Salsa dengan tangan yang masih menyerahkan plastik itu.

"Ga ah..dingin lo buang sono"tolak Adel

"Kan mirip sama sifat Angga..dingin"ujar s
Salsa yang langsung beranjak dari kursi yang semula ia duduki dan melangkah keluar untuk membuang plastik berisi batu es tersebut.

Yerin kembali teringat akan Ferdi. Dia kemarin sempat bilang bahwa ia ada lomba basket, apa mungkin yang tadi Salsa maksut adalah tim basket Ferdi.

"Kapten tim basket cowok siapa emangnya?"tanya Yerin tiba-tiba yang membuat ketiga temannya mengalihkan pandangnya menuju dirinya.

Lisa nampak memutar malas kedua bola matanya, mana mungkin Herin tak mengerti padahal jelas-jelas cowok yang sering bersamanya adalah kapten tim"lo gatau?"

Yerin menggelengkan kepalanya. Hal itu dapat dipungkiri mengingat dirinya  saja baru beberapa bulan ia disini, pastinya ia belum tahu betul seluk-beluk dari sekolah ini.

"Bebep Angga"seru Adel yang sedari tadi diam memandangi layar ponsel di genggamannya.

Yerin terlihat terbelalak tak percaya. Jadi selama ini Ferdi juga menjelma jadi kapten tim basket sekolah. Mengapa baru kali ini yerin tahu, sepertinya masih banyak lagi hal yang tidak ia ketahui dari sosok Ferdian

"Eh jam istirahat masih berapa menit?"tanya Salsa setelah membuang bungkus plastik tersebut.

Adel tampak melirik kearah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya"masih ada sekitar 7 menit"

"Yaudah lah,nanti kalau guru dateng bilang gua lagi dispen gitu ya acara bentaran"ucap Salsa.

Sontak ketiga temannya terheran untuk apa monyet itu meminta mereka berbohong kali ini padahal setahu mereka Salsa tidak mengikuti organisasi apapun lalu mengapa dia dispen.

"Mau kemana lo"ucap Lisa penasaran dengan apa yang akan Salsa lakukan.

"Gua mau mandi. Gerah"ungkapnya sembari mengibas-ibaskan tangannya di dekat wajah dan langsung melangkah pergi.

"Mandi apa lo?mandi bebek?emang ada sabun?"teriak Lisa ketika Salsa berlari menjauh.

"Pinjem mbak kantin sabun"balas Salsa yang kini berada tepat di depan pintu.

***

Yerin mengerakan kedua jempolnya di atas keyboard ponselnya, entah mengapa tiba-tiba Ferdi mengirimkan pesan kepadanya kalau sore ini ia tak dapat mengantarnya pulang karena harus berlatih untuk mengikuti perlombaaan yang dilaksanakan sekitar satu minggu lagi.

"Ngetik apa Rin?"pertanyaan dari Lisa yang berhasil membuat Yerin sedikit tersentak kaget.

"Bales pesan Lis, dari Ferdi katanya gabisa anterin pulang"ujar Yerin yang kini kembali menaruh ponselnya diatas meja.

"Pulang bareng gua aja ya nanti, daripada naik bus. Takut ilang lo"pinta Lisa yang mendapatkan anggukan dari Yerin.

Keadaan menjadi hening. Hanya terdengar suara celotekan dari sendok yang beradu dengan piring. Memang bell istirahat baru sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu, dan kini waktu bagi Yerin dan ketiga temanya itu makan.

Ferdi berjalan masuk kedalam kantin bersama segerombolan anggota basketnya sontak hal itu berhasil menyita pandangan setiap orang yang berada di kantin. Tak terkecuali Yerin, Lisa, Adel dan juga Salsa
Rambut serta sragam mereka yang terlihat basah oleh keringat memberi kesan tersendiri bagi fans garis keras mereka yang berada di kantin. Suara bisik-bisik tentang mereka pun kembali terdengar.

Ferdi berjalan menuju meja dimana Yerin dan ketiga temannya berada ia langsung mengambil es teh yang berada tepat di samping Yerin ia yakin itu milik Yerin karena memang itu gelas yang dekat dengan posisi Yerin saat ini.

"Woy, asal ambil aja. Minta dulu sama yang punya"pekik Yerin saat Ferdi sembarang mengambil gelas berisi air teh dan juga batu es.

Ferdi tak menjawab omongan Yerin ia fokus meneguk habis isi dari gelas itu, mungkin karena efek kehausan ia jadi serakus itu.

"Minta ya kak Yerin yang cantik"ujarnya setelah menghabiskan air itu.

Sontak Yerin yang mendengarkannya terkekeh kecil,"lo pikir itu gelas gua?itu punya Adel"

Sontak Ferdi memandang kearah Adel yang menatapnya dengan tatapan datar. Ia salah minum, astaga mengapa bisa, ia kira gelas itu milik Yerin  karena letaknya yang lebih dekat dengan posisi Yerin. Memang tadi ada dua gelas namun gelas itu yang tepat berada dekat dengan Yerin.

"Mangkanya izin dulu, ini gelas gua"ujar Yerin sembari mengangkat gelas miliknya dan langsung meneguknya.

Ferdi masih menatap amAdel dengan rasa bersalah. Apalagi kini yang punya gelas memasamkan wajahnya "maaf lah Del,gua pesenin lagi ya. gua yang bayar"kata Ferdi

Dengan seketika wajah Adel kembali sumringah mendengar ucapan Ferdi"yampun..ini pertama kalinya lho lo ngomong sama gua"ujar Adel terkesima mendengar ucapan Ferdi"ga kok gaperlu ganti,denger suara lo aja haus gua ilang"

Ferdi menghela nafas. Sepertinya ia salah ngomong dengan orang, sungguh teman-teman Herin ga ada yang waras. Tadi saja  Salsa mengedipkan matanya ketika ia berpapasan dengan Ferdi di lapangan dan Lisa, beberpaa hari yang lalu ia menyumpahi Ferdi karena telah berani membawa Yerin pulang, padahal harusnya Yerin pulang bersamanya.

Ferdi mengalihkan pandangannya dari a
Adel yang kini masih menghentak-hentakan kakinya di lantai kantin karena terlalu senang mendengar suara darinya.
"Nanti lo balik sama Lisa aja ya, gua ada latihan"

Yerin yang masih meneguk minumnya hanya memberikan satu jempolnya tanda ia setuju dengan apa yang Ferdi katakan.

Kini Ferdi menatap Lisa yang tengah memainkan ponselnya "heh Lis, jaga Herin ya, awas sampek lo jatuhin dia"

Lisa yang masih menatap layar ponsel langsung mengalihkan pandangan nya kearah Ferdi"rencana sih mau gua turunin di jalan pas lampu merah"

Seketika itu juga Ferdi memberikan tatapan sanggarnya kepada Lisa. Namun ini  Lisa, satu-satunya gadis yang tak akan pernah takut akan sosok Ferdian. Gadis itu mengacuhkannya, ia sudah terbiasa mengacuhkan Ferdi. Namun apapun itu ferdi tetap percaya dengan Lisa.

This Love ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang