keluarga

15 2 0
                                        

Sei menggoyangkan tubuh Yerin pelan. Sesekali ia bersuara meminta anak itu untuk segera bangun. Namun alhasil, anak itu malah semakin mengeliat dan menarik kembali selimutnya.

"Mama...Yerin gamau bangun" teriak Sei menyerah membangunkan anak itu.

"Siram aja pake kuah bakso semalamsahut Yunita dari bawah sana.

Yerin seketika bangun dari tidurnya setelah mendengar itu. Sebenarnya ia sudah bangun. Namun malas saja untuk beranjak dari kasur. Seolah kasur nya memiliki daya tarik tersendiri. Lebih nyaman dari pelukan seseorang

Sei menghela nafas. Sepertinya penghuni rumah ini gesrek semua. Diliriknya kembali anak itu. Harusnya Sei mengadu sedari tadi. Hanya di ancam guyur kuah bakso saja anak itu lekas bangun

"Nah kan bangun" ujar Sei

"Argh..apaan sih..masih jan 8 juga. Gua udah solat tadi"

Sei menghela nafas." ditungguin Reihan di bawah"

Mendengar itu seketika Yerin membulatkan kedua matanya. Teringat jika kemarin sempat ia membuat agenda bersama lelaki itu hari ini. Bahkan semalam mereka sempat bertukar pesan menindak lanjuti hal ini.

"Hah? Kok ga bilang dari tadi sih ah" Yerin bergegas dari ranjang nya. Berlari secepat mungkin menuju kamar mandi.

"Suruh Rei tungguin gua" teriaknya kemudian

"Ada acara apa?"tanya Yunita menemani Reihan di ruang tamu. Reihan memang sedikit asing. Pasalnya saja anak itu hanya beberapa kali datang kerumah Yerin. Mungkin ini kedua kalinya. Tak sesering Ferdi

Reihan nampak tersenyum hingga akhirnya," oh.. Cuman mau belajar bareng aja kok tan."

Yunita nampak ber'o kecil "tumben-tumbenan tuh anak mau diajak kerja kelompok. Biasanya dirumah males ngerjain tugas. Tugas aja masih nyalin punya Sei"

Reihan terkekeh"lah. Orang Yerin lho tan yang minta belajar bareng"

"Weh.. Kemasukan jin mana tuh bocah"

Reihan terkekeh. Baru kali ini ia mendapati ibu yang malah mengatakan hal seperti itu Mengenai anaknya sendiri.

"Sering-sering ajakin belajar bareng ya, Reihan. Biar pinter dianya"

"Iya tan. Kalau tidak sibuk saya ajak" ujarnya dengan senyuman yang masih mengembang.

Sei berjalan menuruni tangga. Anak itu menatap lurus kebawah. Sesekali ia melirik kearah Yunita serta Reihan yang tengah duduk di sofa tamu.

"Mana si Yerin?" tanya Yunita.

Sei berjalan lalu mengambil tempat duduk di sofa yang sama dengan Reihan

"Masih mandi ma"

Yunita menghela nafas ringan. Dipandangnya anak lelaki yang tengah menunggu itu." sebentar ya Reihan. Tunggu aja."

Reihan hanya mengganguk kemudian kembali memainkan jari-jarinya.

Yunita melenggang pergi. Mungkin kembali ke dapur menyiapkan makanan atau mungkin menyiapkan cemilan untuk Reihan sembari menunggu.

"Tumben Rei. Mau kemana?" Sei meletakan ponselnya diatas nakas lalu memberikan pertanyaannya.

"Belajar bareng"sahutnya sembari tetap tersenyum

Sei meng'o kecil."oh tumbenan"

"Iya. Cuman belajar biasa doang. Gatau dianya yang minta"

"Gabut di rumah kali tuh anak" kekeh gadis itu. Reihan ikut terkekeh mendengarnya

This Love ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang