" huh" dengus gadis itu.
Lelaki iti tersenyum menatap wajah gadis disampingnya yang terlihat kesal. Dibawah pohon yang cukup rindang, terlihat anak perempuan itu menatap jauh keatas sana. Ditatapnya awan-awan yang terlihat putih cerah membentang menutupi birunya langit.
Sekolah Memang sudah di bubarkan sedari tadi. Ini masih cukup siang. Pukul 13. 52. Guru-guru sengaja membubarkan anak murid mereka tidak pada waktunya. Hal itu karena adanya rapat guru di kecamatan.
Lelaki disampingnya menyodorkan satu botol air minum. Berinisiatif, barangkali gadis itu sedikit haus. Namun, gadis itu malah menolaknya. Tak haus katanya.
"Kenapa sih? Kayanya galau gitu?!"
Gadis itu kembali mendengus. "Ga galau. Boring aja"
Anak laki-laki tadi tersenyum. Matanya kemudian mengikuti arah pandang gadis itu.
Coba lo liat bentuk awan itu" ujarnya sembari mengulurkan tangan menunjuk kearah awan yang ia maksud.
Yerin mengikuti arahan lelaki itu. Ditatapnya awan putih yang mengumpal seolah membentuk sesuatu.
"Apa?!"
"Coba deh lo tebak! Bentuk nya mirip apa?" Tanyanya.
Yerin tampak terdiam. Menimang dagunya, berfikir.
"Bentar"ujarnya kembali. Diamati kembali bentuk itu." unta!" sahutnya cepat.
Reihan terkekeh mendengar jawaban mantap Yerin. Gadis ini rupanya belum juga mengamati sungguh-sungguh.
"Kok ketawa sih Rei?!,salah ya? Yaudah bentuk kambing"
Reihan masih terkekeh." menurut gua malah mirip rusa"
Yerin menautkan kedua alisnya, rusa. Jauh sekali dari jawaban dia tadi."aneh ya lo. Mana bisa rusa. Kambing ah"
Reihan tersenyum kemudian menunjuk kembali awan itu dengan telunjuknya.
"Lo liat. Itu kepalanya. Diatas ada kayak tanduknya kan. Nah yang belakang kelihatan kayak garis kecil itu buntutnya"
Yerin meng'o kecil. Ia tak mengamati sedetail itu tadi. Asal jawab, tepatnya.
Yerin memanyunkan bibirnya. Dilihatnya kembali deretan awan yang tersebar di langit biru. Tak berapa lama pandangannya terhenti pada salah satu awan di sana.
Ditepuknya pelan lengan lelaki di sampingnya itu. Membuat lelaki yang awalnya melamunkan entah apa langsung menoleh pada gadis di sampingnya.
Yerin menunjuk ke arah awan yang ia temukan tadi." bentuknya mirip apa coba?"
Reihan tampak memincingkan kedua matanya. Mengamati dengan teliti bentuk awan putih di seberang sana.
Lelaki itu lantas tersenyum sekilas."kaya mirip asap gunung meletus"
Yerin merotasikan kedua matanya."gunung apa sih Rei? Coba amati lagi!?"
Reihan menurut. Kembali diamatinya awan itu. Tapi betul. Awan itu mirip asap gunung meletus. Namun mengapa jawabannya salah.
"Tau ga? Nyerah ga? Nyerah pasti inimah" ujar gadis itu lalu terkekeh.
Reihan tersenyum samar" nyerah deh. Apa emang?"
Yerin nampak mengatur kembali nafasnya. Dilihatnya lagi awan itu. "Mirip buaya!"
Reihan melongo. Buaya? Aneh. Reihan rasa Yerin lah yang salah dalam permainan tebak bentuk awan ini. Mana mungkin. Bentuk awan cumulus bisa-bisanya seperti buaya. Mana bentuk buaya nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
This Love ( REVISI )
Teen Fiction"Bagaimana caraku mengungkapkan rasaku,jika aku pun tak mengerti dengan apa yang kurasa-" This Love