Yerin mengarahkan ponselnya ke telinga."maa.. Sei pingsan lagi!" pekiknya ketika berhasil menyambungkan pada orang yang ia hubungi.
"Kenapa bisa sih Rin? Sekarang gimana?"ujar orang si seberang sana.
"Gatau ma.. Tadi tiba-tiba pingsan di perpustakaan. Sekarang dibawa ke rumah sakit Medika. Tadi ada ambulans kesini."ujar gadis itu dengan tangan gemetaran.
"Yaudah mama kesana sekarang. Kamu buru kesana!"
"Iya ma.. Aku kesana sana Reihan"
Seketika sambungan itu terputus. Yerin segera naik keatas motor Reihan dan bergegas menusul mereka.
Memang kejadian itu terjadi beberapa menit lalu. Kelas Yerin diminta untuk mengerjakan Tugas di perpustakaan. Suasana yang sedikit sepi berubah menjadi ramai saat Irene berteriak bahwa Sei kembali pingsan.
Yang semakin mengkhawatirkan anak itu terlihat sangat lemas. Pucat pasi di wajahnya. Bahkan Dari mengalir dari Hidungnya. Biasanya Sei tak akan separah itu. Ia memang sering pingsan akhir-akhir ini. Namun hanya sebentar. Lalu akan kembali tersadar.
Mereka tak tahu lahi harus bagaimana hingga akhirnya Laras melapor ke ruang guru jika Sei tengah pingsan ke UKS.
Ferdi yang mendengar berita itu sontak lari dari kelas. Padahal pembelajaran tengah berlangsung. Karena takut terjadi apa-apa bu Zidni meminta Reihan mengejarnya.
Ketika ambulans datang, Sei langsung di larikan kerumah sakit terdekat. Karena pihak sekolah takut jika anak itu sakit serius dan akan bertambah parah jika tak segera di tangani.
Ada beberapa murid yang ikut, tiga orang dari kelas Yerin serta Reihan dan Ferdi.
***
Ferdi segera menarik tangan Yerin menjauh. Yerin menoleh kearah Reihan yang sedikit tersenyum memandangnya. Sebenarnya anak itu tak mengerti Mengapa lelaki ini menariknya. Ia baru saja datang lalu mengapa lelaki ini seenaknya menariknya.
Ferdi membawa gadis itu tepat ke taman rumah sakit. sepi, cukup sepi.
Yerin menghempaskan tangan lelaki itu yang sedari tadi menariknya.
"Lepasin!"pekiknyaGadis itu mendengus kasar. Berupaya menetralkan nafasnya yang terengah-engah. "Ngapain sih?!"
Anak laki-laki itu menyeringai. Membuang pandangannya sembarang hingga akhirnya kembali pada gadis di depannya.
"Lo emang ga bisa jaga sodara lo sendiri ya!"ujar anak itu.
Yerin menghela nafas samar. Mungkin anak laki-laki itu akan kembali memarahinya. Memakinya seperti saat itu.
"Salah apa lagi gua? Dia pingsan sendiri trus lo salahin gua gitu?!"
"Ya emang elo yang salah.!"pekiknya.
Dugaan Yerin benar. Lelaki itu memarahinya kembali. Memarahi sebelum ia benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi. Menghakimi tanpa adanya bukti. Mengapa lelaki jelmaan iblis seperti Ferdian layak hidup.
Harusnya Yerin menuruti omongannya waktu itu. Lebih baik ia tak menolong Sei daripada terus di maki seperti ini.
"Lo ada bukti kalau gua yang salah?"gadis itu bertindak. Mencoba memojokkan anak laki-laki tanpa bukti itu.
Lelaki itu tampak menyeringai kembali. "Lo mau bukti? Jadi selama ini lo ga sadar gitu?1 setiap Sei celaka pasti ada elo! Setiap dia sakit gua selalu liat lo. Emang ga dia sering celaka karena elo. Lo biang masalah di hidupnya. Lo sumber masalah. Lo ga sadar kalau lo tuh celakain dia?!" anak laki-laki itu menekan disetiap kata yang ia ucapkan
Gadis itu terkekeh pelan."lo tau kenapa selalu ada gua? Gua nolongin dia! Setiap dia jatuh gua yang selalu nolongin dia! Dan lo bisa-bisanya nuduh gua gitu! Ga ada akhlak lo!"

KAMU SEDANG MEMBACA
This Love ( REVISI )
Fiksi Remaja"Bagaimana caraku mengungkapkan rasaku,jika aku pun tak mengerti dengan apa yang kurasa-" This Love