Last Day

39 4 0
                                    

Pagi ini Reihan menjemput Yerin di rumah sakit. Memang gadis itu menginap disini semalam. Sebenarnya bukan hanya hari ini. Sejak beberapa hari lalu, Reihan memang hampir setiap pagi menjemputnya di rumah sakit.

"Maa.. Yerin berangkat!" ujae gadis itu dengan mencium punggung tangan Yunita.

"Tumben di cium. Biasanya juga cuman di tempelin di pipi"

Yerin terkekeh. Lantas memandang ibunya itu." pengen aja ma.. Udah lama kan ga cium tangan. Kali-kali berbakti"

" heleh.. Kamu ini Rin"

Reihan melakukan hal yang sama dengan Yunita. Menyalami tangan perempuan itu. Seolah ia adalah ibu kandungnya.

Sebenarnya pagi ini Sei akan mendapat donoran hati. Sempat pula Yunita meminta Yerin untuk absen sekolah dan menemani saudaranya operasi hari ini. Namun seperti bisa. Anak itu selalu mengeyel. Ia lebih memilih pendidikannya. Katanya pendidikan itu penting. Walau faktanya tujuan nya kesekolah hanya untuk mendapat uang jajan serta bertemu teman.

Selepas Yerin dan Reihan pergi. Tiba-tiba saja anak laki-laki yang tak pernah absen menjenguk gadis itu kembali datang. Kali ini Ferdi datang tak sendiri. Ia bersama dengan Maya, ibunya.

Namun anehnya. Ferdi tak mengenakan seragam sekolah. Ia bahkan berpenampilan seperti biasanya. Sepertinya lelaki itu rela membolos demi menemani pacarnya operasi.

"Hallo tan"pekik lelaki itu yang memasuki ruangan berdampingan dengan Maya.

Yunita sedikit kaget akan kehadiran anak itu. Begitupun dengan Susi. Ia juga sedikit kaget. Apalagi saat anak itu mengatakan kalimat barusan. Tak seperti terakhir mereka bertemu, saat anak itu hanya diam.

"Weh. Ferdi. Ga sekolah kamu?"_Yunita

Ferdi terdiam. Ia menyalami tangan Yunita juga Susi.

"Bolos itu Yun. Katanya mau nemenin pacarnya"sahut Maya.

Susi terkekeh mendengar jawaban dari Maya." segitu sayangnya ya"

"Pasti dong Bun. Harus sayang pokoknya"balas lelaki itu.

Pandangan anak itu jatuh pada sosok gadis yang sedari tadi terdiam duduk di pinggiran ranjang.

Lantas anak laki-laki itu menghampirinya.

"Kenapa? Jangan gugup!"ujarnya.

Sei tersenyum. Diarahkan pandangan itu pada sosok lelaki yang kini mengengam tangan kanannya.

"Takut!"

Ferdi tersenyum. Mencoba memberikan semangat pada gadis yang kini telah resmi menjadi kekasihnya.

"Jangan takut. Nanti kalau kamu sembuh. Aku ajak kamu jalan-jalan. Pergi kemanapun kamu mau. Aku bakal turutin"

Anak perempuan itu tersenyum samar." pergi nya berempat ya"

"Siapa saja? Kok berempat?"

"Kan aku sama kamu. Terus Yerin sama Reihan. Jadi double date gitu"

Ferdi tampak terdiam. Ia masih tak menyimpan sedikit rasa kesal pada dua orang itu. Karena di matanya, tetap saja Yerin lah pelaku utama dari celakanya Sei.

This Love ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang