PART 2
Malika melenggang santai menyusuri koridor kampus sembari mengedipkan matanya pada cowok-cowok yang ia anggap tampan.
Bahkan, dengan dosen ganteng pun tak luput dari sikap centil bikin illfeel dari gadis berparas cantik itu.
Mengambil kuliah jurusan sastra adalah keinginan Malika sejak dulu. Baginya sastra itu materi mudah untuk otaknya yang malas berpikir. Tapi, setelah menjalani beberapa minggu kuliah akhirnya Malika sadar tidak ada yang mudah di dunia pendidikan.
Kalau kata orang sih susah-susah gampang.
Langkah Malika menghambat saat melihat seorang pria tengah melangkah bersama seorang perempuan yang Malika kenali sebagai dosen statistik di jurusan ekonomi. Dosen yang menjadi primadona kampus dan digemari banyak kalangan di mulai dari dosen pria bahkan sampai mahasiswa junior, senior, dan sudah uzur pun menyukainya.
Oh, tidak-tidak!
Malika tidak akan membiarkan pacar satu tahunnya itu tergoda oleh dosen cantik berparas ayu tersebut. Malika tidak akan membiarkan itu terjadi.
Segera gadis itu merapikan rambutnya yang keriting di bagian bawah, meletakkannya di depan dada, kemudian melenggang santai mendekati dua orang berlainan jenis itu dengan gerakan seanggun dan sebaik mungkin.
"Auh!"
Malika menyerobot di tengah-tengah pacar satu tahunnya dan dosen cantik itu. Gadis itu berpura-pura terjatuh hingga menimbulkan suara gaduh oleh teriakannya yang mirip seperti kambing mau melahirkan.
"Malik? Kamu enggak apa-apa?"
Pria yang merupakan pacar satu tahunnya bernama lengkap Bian Bagaskara itu segera mendekat dan mencoba membantu Malika untuk bangkit berdiri.
"Kakiku sakit, Pak. Merah lututnya," tunjuknya pada lutut putih tanpa noda miliknya.
Melihat hal itu kontan Bian melotot tak suka dengan rok yang di pakai Malika.
"Astaga, Malik. Kamu kok pakai rok di atas lutut, heh?" desis Bian membuat Malika gelagapan.
"Siapa bilang di atas lutut, Pak? Ini di bawah kok. Nih, lihat." Malika mengangkat sedikit jaket yang ia kenakan, kemudian membongkar lipatan rok yang ia gulung di atas perut dan menurunkannya sedikit demi sedikit hingga rok yang semula setengah paha kini turun menjadi di bawah lutut sedikit.
"Ya ampun, Malik." Bian memelintir telinga pacarnya itu gemas membuat Malika meringis dan memukul tangan nakal Bian.
"Sakit, Pak. Bapak mau saya laporkan ke komnas HAM dan perlindungan perempuan? Ini namanya penyiksaan cewek cantik, Pak," celoteh Malika berusaha menarik tangan Bian menjauh.
"Kamu, ya, bisa aja ngelesnya." Bian melepas tarikan pada telinga Malika sembari menghela napas melihat tingkah laku pacarnya itu.
"Sakit, Pak." Malika mengerucut bibirnya menatap Bian sebal.
"Ehem!"
Suara deheman dosen cantik yang terabaikan itu mengalihkan perhatian kedua sejoli yang tengah asyik dengan dunia mereka sendiri.
Malika dan Bian kompak menoleh menatap --Tiara-- dosen cantik dengan ratusan penggemar di kampus itu dengan wajah flat.
"Pak Bian, jadi ke kantor dosen?" tanya Tiara dengan suara selembut sutra.
"Oh, maaf, Bu Tiara. Sepertinya saya tidak jadi ke kantor. Saya sedang ada urusan dengan Malika sebentar," balas Bian membuat Tiara mengangguk anggun.
"Kalau begitu, saya permisi. Duluan, ya, Pak."

KAMU SEDANG MEMBACA
OMG! MALIKA
General FictionMalika Tresia Jarec, cewek cantik yang baru menduduki bangku kuliah semester awal. Cewek biang onar yang selalu bikin ulah dimana pun kakinya berpijar. Cewek cantiknya yang sialnya adalah pacar dari Bian Baskara, seorang pengusaha sekaligus dosen ga...