PART 5
Malika menatap penuh binar ball room yang terlihat ramai dengan banyak pria tampan dan wanita cantik yang berkeliaran.
Fokus Malika hanya pada cowok-cowok yang ia anggap tampan sehingga membuat Bian yang ada di sampingnya tidak berhenti memutar kepala Malika ke arahnya.
"Mata kamu mau abang masker pakai bon cabe?" ancam Bian menatap Malika tajam.
Malika nyengir. Gadis itu menggaruk kepalanya yang tak gatal membuat Bian mendengkus.
"Ganteng, Bang. Anggap aja aku cuci mata. Tapi, Bang Bian tetap yang terganteng kok bagi aku," ujar Malika manja. Tangannya bergerak merangkul lengan Bian sambil mengedip matanya genit.
"Kamu itu enggak sama abang enggak sama cowok lain selalu kamu genitin." Bian kembali mendengkus.
Meskipun Malika bersikap centil dan genit, tapi gadis itu bisa membatasi diri. Pacarnya Bian ini hanya mengedip dan bersikap centil tapi tidak pernah bermain kontak dengan laki-laki lain.
Bian sendiri adalah pacar pertama Malika. Jelas sekali Bian pacar pertama Malika karena selama Malika dekat dengan laki-laki lain, maka Bian akan memikirkan cara untuk membuat laki-laki itu menjauh.
Almarhum Opa Hamdan juga sudah merestui hubungan mereka dan mengatakannya secara langsung saat Malika berusia 14 tahun. Setelah berbicara seperti itu, beberapa bulan kemudian Opa Hamdan meninggal dalam keadaaan tenang. Beliau bahkan tidak sakit dan masih berolahraga paginya. Namun, ketika usai sholat zuhur di masjid Opa Hamdan diketahui meninggal dalam keadaan bersujud.
Tapi, hubungan mereka tidak di paksakan melainkan berdasarkan keyakinan mereka di hati masing-masing.
"Genit aku ini bang, tapi cintanya cuma buat abang seorang," kata Malika tersenyum manis.
"Kamu ini ngeles aja bisanya." Bian menjawil hidung Malika yang tampak tinggi tubuhnya hanya sebatas leher Bian saja.
"Bian."
Bian dan Malika tampak menatap dua orang gadis seusia Bian menghampiri mereka.
Dua gadis yang mengenakan dress di atas lutut satu warna biru dan satu warna merah tanpa lengan itu tersenyum menatap Bian.
"Arin dan Shella. Apa kabar?" sapa Bian dengan senyum kecil yang menghiasi wajah tampannya.
Arin adalah pacar pertama juga cinta pertama Bian saat ia duduk di kelas satu SMA dulu. Sementara Shella adalah sahabat Arin juga teman satu kelas Bian ketika mereka berada di kelas sebelas.
"Kami baik, Bian. Kita hampir delapan tahun enggak ketemu, ya?" Arin menatap Bian kagum dengan perubahan Bian yang sangat signifikan.
Dulu, Bian berpenampilan biasa saja. Seragam sekolah dan perlengkapan sekolah pemuda itu sangat sederhana. Belinya pasti di pasar hingga membuat Arin menjadi bahan ledekan teman-temannya karena pacaran sama Bian yang miskin.
Satu tahun mereka pacaran dan saat kenaikan kelas, Arin memutuskan Bian begitu saja dengan alasan ingin fokus belajar. Tapi, belum genap satu minggu mereka putus, Bian mendapati informasi jika Arin berpacaran dengan ketua osis SMA tempat mereka menuntut ilmu.
"Iya. Namanya juga dunia berputar dan enggak selamanya 'kan kita selalu di atas atau di bawah terus?" Bian berujar santai di selingi kekehan renyah.
"Benar banget enggak selamanya kita di bawah atau di atas," celetuk Shella sembari menelisik penampilan Bian. "Hampir delapan tahun kamu menghilang. Kamu ambil pendidikan di mana?" tanyanya penasaran.
"S satu dan dua di Oxford selama tujuh tahun dan baru beberapa bulan ini di Indonesia dan jadi dosen di universitas ternama di sini."
Shella dan Arin membulatkan mata mereka mendengar fakta yang baru mereka ketahui. Ternyata Bian mengambil kuliah di universitas terbaik di luar negeri dan sekarang menjadi dosen di universitas terbaik dalam negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMG! MALIKA
Genel KurguMalika Tresia Jarec, cewek cantik yang baru menduduki bangku kuliah semester awal. Cewek biang onar yang selalu bikin ulah dimana pun kakinya berpijar. Cewek cantiknya yang sialnya adalah pacar dari Bian Baskara, seorang pengusaha sekaligus dosen ga...