💙-Pelaminan

3.5K 118 3
                                    

Lusy POV

Hari ini adalah hari terpenting untukku, bang Azzam, keluarga kami dan juga rekan-rekan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah hari terpenting untukku, bang Azzam, keluarga kami dan juga rekan-rekan kami.

Hari ini adalah hari dimana tanggung jawabku berpindah dari papih ke bang Azzam. Dimana surga bukan lagi berada di mamih, tapi di bang Azzam.

Hari dimana bang Azzam mengucapkan janji suci yang sakral didepan papih kepada Allah dan di saksikan oleh keluarga kami juga para malaikat.

Saat ini aku sedang berada di kamar gedung tempat acara pernikahan ku di gelar. Aku sedang duduk gelisah menunggu bang Azzam mengucap ijab kobul itu.

Aku tidak sendiri, ada make-up artist dan juga Indah yang setia menemaniku sambil menggenggam tangan kananku yang basah dan dingin.

Dari kamar aku mendengar suara penghulu yang masih memberikan petuah tentang kewajiban, hak dan tanggung jawab suami maupun istri kepada keluarganya.

Sampai detik-detik pelafalan janji tersebut terdengar..

"Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Radit Azzam Nugraha bin Irvan Nugraha dengan putri bungsu saya Roro Ajeng Lusyana Sulistya Bhayangkari binti Dirgan Prasetya dengan mas kawin cincin berlian seberat sepuluh gram, uang tunai sebesar seratus juta rupiah dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!" Ucap papih lantang.

"Saya terima nikah dan kawinnya Lusyana Sulistya Bhayangkari binti Dirgan Prasetya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" Ucap ulang bang Azzam dengan satu tarikan nafas.

Seketika aku ingin menangis mendengarnya. Langsung saja aku memeluk Indah yang masih setia disampingku.

"Indah... Hiks.." Isak ku pada Indah.

"Alhamdulillah, Sy.. Lu udah sah sama bang Radit. Selamat, ya, Sy.. Hiks.." Ucap Indah ikut terisak.

Setelah itu, Indah melepas pelukan kami dan menghapus air mataku.

"Udah ah jangan nangis. Nanti make-up nya luntur lho. Kasian mbaknya udah make-up in susah-susah" Ucapnya melirik make-up artist yang juga memandangi kami sambil tersenyum.

Aku langsung memeluk Indah kembali dan kembali lagi terisak.

"Indah... Intinya lu harus tetep jadi sahabat gue selamanya..." Isak ku kembali kepada Indah.

"Iya, Lusy, sayanggg... Dibilangin jangan nangis juga ngeyel" Jawabnya melepas pelukan dan menarik hidungku.

Tak lama, tok.. tok.. tok..

Masuklah mamih dengan sudut matanya tergenang air yang bening.

"Sayang, keluar yuk. Temuin suami kamu. Dengerin dia baca surat Ar-Rahman surat favorit kamu. Ayo.." Ajaknya sambil tersenyum. Aku masih kaget ketika mamih menyebut kata suami.

I Love You Kekasih Negaraku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang