💜-Ternyata

2.4K 105 10
                                    

Hari ini moodku sangat hancur sekali. Pagi-pagi mas Azzam sudah pergi tanpa menikmati sarapan bersama. Sampai dikantor, sudah disambut Indah yang menangis. Istirahat sholat dzuhur, aku makan sendiri tanpa Indah atau sambungan telepon dengan mas Azzam. Ditambah, perutku terus-menerus mual dan harus mengerjakan banyak berkas-berkas bertumpuk dengan keadaan seperti itu.

Ada apa denganku hari ini Ya Allah?

"Huuaaa... Lusy..." Pecah sudah gendang telingaku jika terus bersama Indah.

Saat ini aku sedang berada di belakang kantor bersama Indah. Menemaninya menangis dan berteriak layaknya orang tidak waras.

"Indahhh... Please, deh. Lu kenapa sih? Kalo ada masalah itu cerita ke gue, jangan nangis apalagi sampai gila. Gue gak mau jadi viral gara-gara muncul berita 'seorang polwan mendadak gila tanpa alasan dan membuat sahabatnya mengalami hilang pendengaran', kan gak lucu, Indahhh..." Gemasku akhirnya.

"Lusyy... Masa iya pernikahan gue diundur sampai waktu yang tidak ditentukan" Mengatakan sambil mengelap hidungnya dengan tissue yang sudah disediakan.

"Wait! Kok bisa? Kenapa? Ada masalah kah? Bukannya semua udah beres?" Tanyaku beruntun.

"Ya, bisalah. Buktinya gue diundur pernikahannya. Semuanya emang udah beres, tapi kak Andre minta diundur tanpa alasan yang jelas" Jelasnya sudah bisa mengomel lagi.

Kenapa mereka ini? Padahal pelaminan sudah didepan mata, tapi kenapa harus ditunda?

"Kok bang Andre bisa gitu, ya. Yaudah lah, Ndah, pasti bang Andre punya pemikiran lain dibalik ini semua. Dan yang paling pasti lagi, Allah punya rencana yang indah dibalik semua ini" Mencoba menghiburnya.

"Yaudah, yuk balik" Ajaknya dan meninggalkan aku.

Saat ingin beranjak, tiba-tiba ponselku berdering dan tertera jelas nama kontak 'My Husband<3❤' dilayar ponsel dengan logo apel digigit punyaku.

Oh iya, ngomong-ngomong soal ponsel, alhamdulillah bulan kemarin mas Azzam membeli ponsel baru untukku dan untuknya dengan merk yang sama namun tipe berbeda.

Aku segera mengangkatnya dan mengucapkan salam.

"Yang, nanti pulangnya gak aku jemput, ya. Soalnya masih sibuk latihan ini, maaf banget, ya, sayang" Katanya setelah menjawab salam.

"Iya, mas. Kalau boleh tau, latihan apa kok tumben banget? Bukannya minggu kemarin udah latihan rutin, ya?" Kan, kepo aku jadinya.

"Iya, sayang, ini komandan minta dikuatkan lagi fisiknya. Oh iya, nanti kamu pulang sama pakde Tirto, ya. Aku tadi udah SMS dia, katanya mau jemput kamu. Udah dulu, ya.. Love you my wife and my baby, assalamualaikum" Jawabnya.

"Iya, mas, love you, waalaikumsalam" Sedetik kemudian, sambungan terputus.

Kok tumben banget komandannya minta latihan 2 kali. Biasanya juga sebulan sekali cukup. Ada apa, ya?

Ah, masa bodo. Mending aku kembali ke kantor dan menyelesaikan tugas yang belum selesai.

Pukul 17.00 aku masih menunggu jemputan dari mas Azzam. Tadi suamiku telepon lagi, katanya supirnya itu tersesat dan malah ke Koramil tempat mas Azzam bekerja. Haduuhh..

Saat ingin meneleponnya, ternyata mobil suamiku sudah sampai dan aku segera masuk kedalam untuk pulang.

"Maaf, yu, tadi pakde nyasar soale pakde gak tau kantor tempat ayu bekerja" Ucapnya dengan logat yang sangat kentara sekali Jawa-nya.

"Oh, gapapa, pakde. Ngomong-ngomong, pakde ini supir pribadi suami saya, ya?" Tanyaku.

"Iya, yu. Alhamdulillah, den Radit memperkerjakan saya sebagai supir pribadi dan pengurus rumah kalau den Radit tidak ada" Jawabnya dan aku hanya mengangguk.

I Love You Kekasih Negaraku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang