❤-Sun

2.5K 109 3
                                    

Satu bulan sudah berlalu setelah aku menemukan Sania di kantorku. Sekarang, ia sudah resmi menjadi anak kandungku dan mas Azzam.

Seminggu setelah keluarga Sania datang, kak Chaca resmi menjadi seorang ibu dari putrinya yang cantik. Ia alhamdulillah melahirkan normal dibantu dokter Isna yang sudah kembali dari kampung halamannya.

Rumah ini sudah berbeda dari sebelumnya. Yang biasanya selalu rapih dan sepi, sekarang jadi gampang berantakan dan berisik.

Sania selalu dengan usilnya mengacak-acak barang dan menyembunyikannya. Entah apa motifnya melakukan itu, sampai saat ini aku dan mas Azzam tidak tau.

Sania itu anak paling aktif sedunia. Sampai tidur aja harus main lari-lari dulu bersama mas Azzam dikamar. Posisi tidurnya juga gak menentu. Awal tidur kepala di atas, bangun tidur kepala jadi di bawah.

Tapi, aku dan mas Azzam sangat bahagia dengan kehadiran Sania dalam keluarga kami. Berkatnya, aku jadi ada teman kalau mas Azzam pergi dinas malam.

Sekarang, Sania sedang mengajakku travelling di dalam rumah. Dari pada keluar rumah yang bahaya karena virus yang sedang mengintai siapa saja, ia memutuskan berkeliling rumah.

"Ammaaa... Jangan kejal-kejal akuu" Teriak Sania heboh tanpa menghentikan laju larinya.

Aku terus mengikutinya dengan membawa semangkuk nasi dengan sup ayam dan botol minum untuknya.

"Kamu kalau makan jangan lari-lari, Cania.. Nanti kamu muntah!" Ucapku gemas.

"Cania mau ngejal kelinci, maa.. Kelincinya gak mau belenti lalii.." Balasnya ikutan gemas juga.

"Stoooopp!!!!" Ucap mas Azzam tiba-tiba di depan Sania.

Sania langsung berhenti dan hampir terjatuh kalau aku tidak menangkapnya dari belakang. Mas Azzam mengambil kelinci yang Sania maksud dan menggendongnya.

"Cuma gara-gara kelinci doang kok kalian jadi marathon di rumah sih? Amma juga, lagi hamil malah ngikutin Cania yang gak bisa diem. Besok baterainya appa ganti biar Cania gak lari-lari lagi!" Ucap mas Azzam emosi.

"Emangnya anakmu ini robot yang bisa diganti baterainya, mas? Anak cantik gini kok disamain sama robot" Balasku dan meninggalkan mas Azzam bersama Sania di genggamanku.

"Cania mau kelinci, maa" Rengek Sania. Mas Azzam memberikan kelinci yang sudah ditaruh di sebuah tempat pada Sania dan seketika itu juga Sania diam tak berkutik.

Aku lebih suka memanggilnya dengan nama Cania dari pada Sania. Biar kalian gak lupa nama asli anakku ini, jadilah ditulis dua-duanya oleh si Author.

"Cania nanti ikut appa, ya. Kita lari di lapangan bukan di rumah. Oke?" Ucap mas Azzam dan Sania hanya mengangguk.

"Ma, kucingnya kemana? Cania mau ajak main cama kelinci" Pinta Sania sambil menatapku penuh harap.

Aku menatap mas Azzam dalam. Seolah sedang berbicara lewat tatapan ini. Mas Azzam yang mengerti langsung pergi dan kembali lagi dengan kucing anggora berwarna abu-abu.

"Nih. Dia namanya Candy. Kalau kelincinya namanya Cokie. Nanti appa ajak Cania keliling halaman belakang deh, biar bisa kenalan sama ponakan-ponakan disini" Ucap mas Azzam sambil menggendong kucingnya.

"Cambil belenang ya, pa? Nanti Cania mau main bola di kolam" Ucap Sania semangat.

"Iya, sayang. Makan dulu yang banyak biar nanti berenangnya gak masuk angin" Jawabku dan mengarahkan sendok ke mulutnya.

Setelah beberapa lama menyuapi Sania yang makannya sangat lelet, akhirnya selesai juga dan bisa beristirahat sebelum siang nanti pergi dinas.

Aku mengambil dinas siang dari jam 2 siang sampai jam 9 malam. Aku dilarang mas Azzam dinas malam selama kehamilan dan sudah harus berada di rumah sebelum jam 10 malam.

I Love You Kekasih Negaraku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang