🧡-Keponakan Ku

2.7K 103 2
                                    

Andi POV

Aku membawa Istriku menuju ruang persalinan setelah melihat air ketuban nya pecah dan sudah banyak darah segar yang keluar.

Setelah sampai di ruang persalinan, aku menunggu dokter yang menangani istriku. Semoga tidak terjadi apapun. Jika persalinan adalah jalan yang terbaik, aku terima.

Dokter keluar dari ruangan persalinan. Aku di ajak ke ruangan pribadi dokter tersebut.

Di dalam ruangan bernuansa putih ini, aku duduk di depan meja bertuliskan nama Dr. Isnawati S.Pog

"Jadi begini pak, kondisi istri bapak sekarang Alhamdulillah sudah stabil. Janinnya juga Alhamdulillah tidak terjadi masalah apapun. Ketuban nya sudah pecah namun pembukaannya masih belum sempurna, pak. Insya Allah besok pagi atau siang bisa di lakukan persalinan secara normal" Jelas dokter tersebut. Aku yang mendengarnya merasa lega dengan kondisi istri dan calon anakku baik baik saja.

"Tapi dokter, usia kandungan istri saya masih delapan bulan. Berarti..." Pertayaan yang dari tadi tersimpan akhirnya terlontar. Saat ingin melanjutkan, dokter sudah memotongnya.

"Benar pak. Anak bapak prematur. Tapi bapak tidak perlu khawatir, nanti akan saya berikan vitamin tambahan untuk ibunya dan nanti usahakan anaknya berikan susu formula dan ibunya di jaga pola makannya." Tutur dokter Isna. Alhamdulillah semua pertanyaanku terjawab.

Amira di pindahkan di ruang VIP kamar Melati nomor 12

Kamarnya memang di samping kamar Radit, biar gampang dan gak ribet ehehe:v

Semua administrasi sudah di lunaskan. Kini aku sudah duduk di depan istriku yang sedari tadi mengelus perut buncit nya itu.

"Sayang~" Panggil ku dan dia menoleh.

"Besok dedek udah bisa datang di antara kita. Besok kamu akan menjalani persalinan. Kamu siap kan? Aku selalu ada di samping kamu sayang cup" Ucapku dan di akhiri mengecup dahinya.

Ia hanya tersenyum dan menjawab.

"Iya mas, Alhamdulillah dedek mau hadir di antara kita. Melengkapi kebahagiaan kita, maaf mas aku gak bisa pertahanin kandungan aku sampai sembilan bulan" Jawabnya dan di akhiri dengan tetesan air mata.

Aku yang melihat Amira menangis pun langsung memeluknya dan menguatkannya.

"Enggak sayang, kamu gak salah. Ini jalan yang Allah kasih buat kita sayang.. Yang penting kan kamu sama dedeknya sehat dan baik baik aja" Ucapku menenangkannya agar tangisnya reda. Tapi bukannya reda, malah makin jadi tangisnya.

"Maafin mamah nak hiks.. gak bisa kasih tempat yang nyaman buat kamu, jadi kamu harus lahir duluan hiks.. Maafin mamah nak~" Tangisnya makin menjadi.

Akupun terus menenangkan tangis Amira sampai ia tertidur karna lelah menangis.

Tak lama ia tertidur, datang mamih dan beberapa ibu Persit dengan membawa berbagai macam bingkisan.

"Assalamualaikum..." Salam mereka kompak sambil membuka pintu.

"Waalaikumsallam.." Jawabku dan berjalan ke arah mereka.

Aku menyalami mereka dan mencium tangan mamih.

Mereka langsung duduk di kursi dekat tempat tidur Amira dan bertanya apa yang terjadi dengannya.

"Amira kenapa Ndi?" Tanya mamih mewakili mereka yang beranggotakan sekitar 3 orang.

"Eeuu.. Air ketuban Aira sudah pecah, mih. Tapi pembukaannya masih belum sempurna. Jadi persalinannya Insya Allah di lakukan besok secara normal" Jelasku seperti yang di katakan dokter Isna tadi.

I Love You Kekasih Negaraku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang