💛-Menuju

2.4K 102 0
                                    

Lusy POV

Mulai dari kemarin, aku resmi menjalani prosesi pingit. Dimana aku tidak boleh bertemu dengan bang Azzam sampai hari itu tiba.

Sore ini di rumah dinas papih akan diadakan pengajian ibu Persit untuk syukuran empat puluh hari keponakan tersayangku, empat bulan kehamilan kak Chaca dan untuk kelancaran pernikahan ku dengan bang Azzam nanti.

Keluarga mas Andi dan mas Arga sudah datang semalam. Juga ada mamah papah bang Azzam dan kedua adik kembarnya yang kemarin sampai di Jogja dan mampir kerumah ku. Mereka jauh jauh datang untuk menghadiri acara ini juga sekalian untuk menghadiri acara ku nanti.

Semua repot dengan tugas masing masing. Papih dan mas Andi masih dinas dari pagi sampai siang nanti. Sementara mas Arga baru selesai penerbangan dan menuju kerumah. Kalau aku mengawasi baby Daniel selagi mamahnya membantu di dapur.

Aku senang karena baby Daniel sekarang kalau di ajak bercanda sudah bisa membalas dengan tawa atau teriakan ala bayi. Terkadang aku suka heran, aku cuma menggodanya dengan ciluk ba' tapi dia bisa tertawa. Sudah lah, humor bayi memang rendah. Dikit dikit tertawa dikit dikit menangis. Memang labil..

Daniel baru saja tidur setelah meminum susunya. Aku hanya menonton TV di kamar sembari memperhatikannya agar tidur dengan nyenyak di tempat tidur yang bisa bergetar itu.

Tak lama, terdengar suara mobil masuk dan ternyata papih dan mas Andi pulang dari dinasnya.

Mungkin mendengar suara mobil juga, Daniel menangis histeris sambil menghentakkan tangan dan kakinya.

Aku langsung memberinya susu yang sudah disediakan kak Mira.

Tangisnya tak mau henti sampai akhirnya datanglah seseorang memakai seragam loreng nya mendekatiku dan Daniel.

"Aduuhh... Anak papah kok nangis sih? Hm?" Ucapnya menenangkan sambil mengambil alih Daniel dari tanganku.

Ya, dia adalah papahnya Daniel, suami kak Mira dan kakak iparku. Mas Andi.

"Hh, tau banget kalau papahnya pulang. Langsung bangun dan nangis" Ucapku sambil memutar bola mata malas dan berkacak pinggang.

"Yaudah sih aunty.. Aku kan mau nyambut papahku pulang" Jawab mas Andi menirukan suara anak kecil. Aku hanya mengangguk dan menuju kasur ku.

"Ih bete di rumah terus" Ucapku bermonolog dan membanting badan ke kasur.

"Ajak Indah kesini lah, atau gak jalan sama dia" Usul mas Andi sambil terus menggendong Daniel yang menyusu.

"Oh, iya juga ya? Oke lah" Jawabku dan mengambil handphone ku lalu menelpon Indah yang katanya dia dinas malam.

"Halo Assalamualaikum, Ndah" Salam ku mendahului

"Waalaikumsallam, kenapa zeyeng?" Jawabnya bernada jijik dengan backsound suara kendaraan.

"Lu lagi dimana? Kok rame?" Tanyaku penasaran.

"Oh, ini lagi di jalan. Nanti mau mampir ke rumah lu" Jawabnya dengan suara kencang karna angin.

"Owalah, yaudah cepetan yaa. Aku bete soalnya"

"Iya... Yaudah bye, assalamualaikum"

I Love You Kekasih Negaraku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang