Detik berganti menit, berganti jam, berganti hari, berganti minggu, berganti bulan, sampai tahun. Waktu terus berjalan tanpa bisa dihentikan sedetik pun oleh masalah yang dialami oleh makhluk hidup. Dan tidak bisa diputar kembali hanya karena ingin menikmati waktu yang tertunda atau hanya ingin menyesali perbuatan yang telah terjadi.
Hidup tidak selucu itu. Jadi, nikmati dan syukuri waktu yang kalian punya sebelum semuanya berakhir dan pikirkan baik-baik sesuatu yang akan kalian lakukan sebelum menyesal dikemudian hari.
Malam nanti adalah malam pergantian tahun. Setelah banyak yang dialami oleh aku, keluargaku bahkan negara ini di tahun 2019, kami semua akan menutup buku cerita lama itu dan membuka lembaran buku baru yang entah bagaimana nanti alur ceritanya. Aku harap, bisa lebih baik dari cerita di buku sebelumnya.
Dan malam nanti, aku akan meninggalkan Bali dan siap untuk menjamahi keindahan Lombok.
Saat ini, aku masih berada di pusat oleh-oleh khas Bali bersama dengan suamiku tercinta, Haikal dan Sian. Pak Setu tidak ikut karena beliau harus mengantarkan anaknya untuk mengunjungi Universitas.
Aku membeli banyak cinderamata untuk keluarga, rekan kerjaku dan mas Azzam dan untuk beberapa tetangga dirumah.
Sedari tadi aku terus berkeliling tempat ini dan menanyakan barang yang aku pegang pada mas Azzam yang kelihatannya sangat bosan menemaniku.
"Mas, mending kamu duduk aja deh, mas. Dari pada gak niat banget nemenin aku muter-muter" Kesalku pada mas Azzam yang sedari tadi terpendam.
"Yaudah, kamu belanja jangan lama-lama tapinya. Terus juga beli yang dibutuhkan aja! Habis nanti uangku dalam sehari" Jawabnya dan menyandarkan tubuhnya pada dinding toko ini.
Aku hanya mengangguk dan melanjutkan mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Setelah puas berbelanja, aku dan mas Azzam serta kedua Prada kembali ke homestay dan berkemas barang agar tidak ada yang tertinggal.
Sebelumnya, kami mengunjungi kediaman Arsyad family dan meminta izin pamit serta berterima kasih untuk semua yang telah diberikan pada kami selama di Bali.
Tante Maya dan om Arsyad terlihat senang dengan kunjungan kami dan beliau memberikan pesan garis keras pada aku dan mas Azzam.
"Nanti, sepulang dari liburan kalian ini, kalian harus sudah memiliki kabar bahagia untuk keluarga. Jangan kecewakan tante dan om yang sudah berkenan meminjamkan kalian tour guide selama liburan. Ingat lho ya!" Ucapnya dengan serius.
Mas Azzam hanya tertawa kecil dan mengucapkan kata "siap" sebagai jawaban.
Setelah diberikan makan siang, aku, mas Azzam dan kedua Prada pamit untuk mengunjungi homestay tempat Indah, bang Andre, dan anak buah mamih menginap selama di Bali.
Disana, aku melihat Indah sedang duduk lesehan dengan bang Andre didepan kolam ikan dengan alas tikar dan beberapa makanan serta minuman. Yaa layaknya sedang berpiknik dipinggir lah. Kurang lebihnya seperti itu.
Aku dan mas Azzam mendekati mereka dan mengucapkan salam tapi tidak didengar oleh mereka. Akhirnya, mas Azzam memberiku ide untuk ber-teriak ria dan membuat suasana menjadi lebih panas.
"Sayang, cuaca hari ini bagus, ya. Gak nyangka kita mau ninggalin Bali malam ini" Ucap mas Azzam rada kencang namun masih tidak digubris oleh Indah dan Andre.
"Mas, tau gak, kemarin aku nonton TV, terus itu ceritanya tentang SEPASANG KEKASIH YANG PURA-PURA TULI KEMATIANNYA TIDAK DIDENGAR OLEH MASYARAKAT" Sahutku dan meneriakkan kalimat terakhir ucapanku membuat Indah dan bang Andre menoleh bersamaan kearah aku dan mas Azzam. Namun lebih tepatnya kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kekasih Negaraku [END]
Short StoryKetika tugas mempertemukan kembali kedua insan dalam bentuk perjodohan *Sorry for typo, thankyou UPDATE SUKA-SUKA HATIKU SENANGGG!!! High rangking - beberapa kali 1 #ad -3 #tni (12-12-2019) Setelah baca ini, silakan mampir ke lapak sebelah 💘